Beberapa saat Ari bermain-main dengan puting dan gundukan payudaraku.
Kemudian dia bangkit dan menarik lepas celana pendek dan celana dalamku.
Dengan segera aku merasakan tangannya membuka kedua pahaku dan sebentar
kemudian kurasakan jemarinya menyapu permukaan liang kemaluanku.
Ujung-ujung jemarinya mengelus-elus klitorisku dengan cepat, cukup cepat
untuk membuat rangsangan bagiku. Walau begitu tetap saja gelitikannya
semakin merangsangku.
Tak berapa lama dia kembali berhenti.
Sekali lagi dalam hal pemanasan ini Andy masih lebih baik dibandingkan
Ari. Dalam keremangan, aku melihatnya berdiri dan menarik celana pendek
dan kaos oblongnya sehingga Ari akhirnya telanjang bulat. Justru di
sinilah nafsuku langsung naik dengan sangat cepat demi menyaksikan
tubuhnya di dalam keremangan lampu tidur di kamar itu. Sesuatu di tengah
tubuhnya langsung membakarku, batang kemaluan yang sedang tegang dan
tampak sedikit melengkung ke atas. Bentuknya yang gemuk, panjang dan
berkepala bonggol itu langsung menggelitikkan rasa terangsang yang amat
sangat mengalir dari mata dengan cepat langsung menggetarkan
selangkanganku.
Aku segera saja merasa gelisah dan tak sabar.
"Ar.. Ke sini deh!"
Dengan
bertelanjang bulat, Ari berjalan mendekat kepadaku dan naik ranjang,
langsung berlutut di samping tubuhku, batang kemaluannya yang tegak itu
tampak jauh lebih besar jika dilihat dari baliknya.
"Ada apa Rat?"
"Kadang-kadang aku punya impian yang bahkan Iva pun tak tahu apa itu?"
"Apa coba?"
"Jangan
diketawain ya. Iva sering bercerita tentang ini! Dan kadang-kadang
timbul keinginan untuk sekedar memandangnya", sambil berkata begitu
kuraih batang kemaluannya itu dan kugenggam erat batang dan sebagian
kepalanya sehingga seperti kalau sedang memegang persneling mobil. Ari
tampak sedikit gugup ketika genggamanku mendarat mulus di batang
kemaluannya tanpa diduga-duga olehnya. Tubuhnya seperti terdorong ke
belakang sedikit sehingga semakin mengangkat posisi batang kemaluannya
dari posisi berlututnya. Beberapa saat aku merasakan kerasnya batang
kemaluannya itu.
Pantas sekali kalau Iva begitu membangga-banggakannya. Dan emang selisih tiga centi terasa sekali secara visual.
"Nih sudah, kamu boleh apain aja deh! Oh ya Iva sudah cerita apa saja ke kamu?"
"Banyak pokoknya!"
"Kalo sama punya Andy?"
"No comment deh!" nada bicaraku agak mendesah.
Ari
tersenyum dan bangkit dari sampingku terus membuka pahaku dan mulai
mengambil posisi. Ketika bangkit aku melihat pinggulnya seperti
bertangkai oleh cuatan batang kemaluannya itu. Dia memandangku sebentar,
kubalas dengan pandangan yang sama.
"Pelan-pelan ya Ar!"
"Lho, sudah pernah khan?"
"Iya, tapi.."
"Tidak segini ya?" Dia kembali tersenyum.
Aku
cuma tersenyum kecut demi ketahuan kalau punya Andy tidak sebesar
punyanya. Perlahan-lahan Ari mengangkat kedua pahaku dan menyusupkan
lututnya yang tertekuk di bawahnya sehingga ketika dia meletakkan pahaku
kembali keduanya menumpang di atas paha atasnya yang penuh rambut.
Dengan posisi seperti itu selangkangannya langsung berhadapan dengan
selangkanganku yang agak mendongak ke atas karena posisi pahaku. Aku
hanya bisa menunggu seperti apakah rasanya. Aku merasakan perlahan-lahan
Ari membuka sekumpulan rambut kemaluanku yang rimbun di bawah sana dan
beberapa saat kemudian sesuatu yang tumpul menggesek-gesek daging di
antara sekumpulan itu dengan gerakan ke atas dan ke bawah menyapu
seluruh permukaannya, dari klitoris sampai ke lubang kemaluanku. Rasa
terangsangku segera memuncak kembali merasakan sensasi baru itu.
"Ayolah Ar, keburu bangun!"
"Ini baru jam 3.15"
"Iya siapa tahu?"
Perlahan-lahan
aku merasakan gesekan kepala batang kemaluannya tadi berhenti di area
dekat lubangku tepat pada posisi membuka bibir-bibir labiaku sehingga
langsung berhadapan dengan lubang di bawahnya itu. Sesaat kemudian
sesuatu yang besar dan tumpul serta hangat menyodoknya perlahan-lahan.
Tanpa hambatan yang terlalu kuat, kepalanya langsung masuk diikuti
batangnya perlahan-lahan. Aku segera merasakan nikmat akibat gesekan
urat-uratnya itu di dinding lubang kemaluanku. Sampai tahap ini
sebenarnya rasanya tidak beda jauh dari punya Andy, walaupun tidak
sepanjang punya Ari ini tapi cukup gemuk. Tapi semakin lama tubuhku
segera bereaksi lain ketika batang itu mulai masuk semakin dalam. Dan
ketika semuanya masuk ke dalam, aku segera merasakan rasa nikmat yang
amat sangat ketika ujung kepala batangnya itu mentok di dinding bagian
dalam liang kemaluanku. Aku segera mencari lengannya dan mencengkeramnya
erat.
Ari berhenti sesaat dan menarik nafas panjang sekali.
"Rat..
Ini yang kucari!" Ari berbisik perlahan sekali tapi cukup terdengar
olehku. Kutahu apa yang dimaksudnya. Sesuatu yang sanggup menelan semua
panjang batangnya itu. Ari tidak segera bergerak tapi seperti menggeliat
dalam tancapan penuh batang kemaluannya ke dalam liang kemaluanku itu.
Tampaknya reaksi dari bagian yang belum pernah tertelan itu sangat
mempengaruhi dirinya. Dia bahkan belum bergerak sampai sekian puluh
detik ke depan, wajahnya tertunduk, kedua tangannya mencengkeram
pinggulku, meraih-raih pantatku dan meremas-remasnya dengan ganas
cenderung kasar. Dengan sedikit nakal, aku mencoba mengejan,
mengkontraksikan otot-otot di sekeliling selangkanganku.
Walaupun
terasa penuh oleh masuknya batang kemaluannya itu aku mulai bisa
melakukan kontraksi itu dengan teratur. Tak terlihat tapi efeknya luar
biasa. Aku merasakan kedua tangannya dengan liar memutar-mutar, meremas
dan mencengkeram bongkahan pantatku, pastinya karena reaksi dari apa
yang kulakukan pada batangnya itu. Dia segera ambruk di atas tubuhku dan
segera mengambil posisi menggenjot, kedua tangannya diletakkan di
antara dadaku, salah satunya menyangkutkan paha kananku sehingga
mengangkat selangkanganku ke atas sedangkan paha kiriku otomatis
terangkat sendiri. Paha kanannya masih tertekuk sedangkan kaki kirinya
diluruskannya ke bawah sehingga mempertegas sudut tusukan batang
kemaluannya di liang kemaluanku.
Dia mulai mencabut batang
kemaluannya yang beberapa lama tadi masih tertancap penuh di dalam
tubuhku dan belum sampai tiga perempat panjang batangnya keluar, dia
langsung menghujamkannya dengan kuat ke bawah sehingga menekan kuat area
ujung rahimku. Kemudian ditariknya lagi dan ditusukkannya kembali.
Mulailah terasa beda pengaruh panjangnya terhadap kenikmatan yang
kurasakan. Hal ini mungkin dikarenakan bidang gesekan satu arahnya yang
panjang dan lebih lama sehingga mengalirkan kenikmatan yang lebih kuat
pula.
"Arr..! Jangan kuat-kuat..!" tapi sebenarnya aku sangat
menikmatinya. Ari tampaknya tak peduli, dia terus saja bergerak-gerak
dengan kuat dan semakin cepat. "Oh.. Rat.. Ratih!" dia terus menggenjot
dan tak terasa begitu cepat 5 menit yang pertama terlewati dan dia masih
tangguh saja memompa liang kemaluanku. Benar kata Iva. Pagi itu tak ada
seorang pun yang bangun dan terjaga, tapi kami berdua malah sedang
mencoba mendaki dengan alasan yang berbeda. Kalau Ari karena tak tahan
menunggu Iva berfungsi kembali sedangkan aku karena ingin saja. Sekitar
sekian saat setelah 5 menitnya yang ketiga, aku jebol. Gesekan urat-urat
batang kemaluannya itu meledakkan tubuhku dengan kuat sehingga
membuatku menjepitkan pahaku ke tubuhnya. Bukan itu saja senam yang
teratur yang aku ikuti ternyata berguna pada saat itu.
Tepat pada
puncaknya kutahan kontraksi di liang kemaluanku dan sekuat tenaga
kupertahankan agar tidak segera meledak. Sesaat aku merasakan aliran
arus balik di tubuhku tapi tidak lama jebol juga sehingga dibawah
genjotan cepatnya aku merasakan tiba-tiba seperti melayang di angkasa
luas tanpa batas. Tubuhku kaku, kejang, nafasku memburu dan keluar
tertahan-tahan bersamaan dengan keluarnya bunyi-bunyian yang tidak jelas
nadanya dari bibirku.
"Ohh.. eehh.. hmm.. Ar.. yang kuat!"
Mungkin gabungan antara suara dari bibirku dan mungkin
cengkeraman-cengkeraman kuat dari dinding-dinding liang kemaluanku,
segera membuatnya bergerak cepat dan kuat sekali. Aku tidak pernah
merasakan kekuatan sekuat dan setahan itu dari Andy. Tubuhku kejang
sampai dia menyelesaikan 5 menitnya yang keempat dan masih terus
bergerak mantap. Sampai orgasmeku mereda aku merasakan gerakannya
semakin cepat dan kuat dan belum sampai pertengahan 5 menitnya yang
kelima, Ari pun jebol juga.
Posisi kami selama itu masih belum
berubah, tapi ketika dia mau menyelesaikan genjotan-genjotan terakhirnya
dia menggerakkan tubuhku ke kiri sehingga menggerakkan seluruh tubuhku
miring ke kiri dan paha kananku tepat menumpang di atas dadanya
sedangkan paha kiriku berada di antara kedua pahanya. Ketika posisinya
pas, dia langsung bergerak cepat. Dalam posisi itu ternyata rasanya lain
karena yang menggesek dinding lubang kemaluanku pun dinding yang lain
dari batang kemaluannya. Tapi orgasmeku yang pertama rasanya terlalu
kuat untuk diulangi dalam waktu sedekat itu, sehingga meskipun rasanya
memuncak lagi tapi ketika aku merasakan semprotan-semprotan panas
seperti yang diceritakan Iva kepadaku itu aku belum bisa meraih
orgasmeku yang kedua.
"Hoohh.. Hooh.. Hoo.. Rat..Ratih!" Ari
bergerak-gerak tak teratur dan hentakan-hentakannya ketika orgasme itu
tampak liar dan ganas tapi terasa nikmat sekali bagiku. Aku memegang
kedua lengannya yang berkeringat sampai dia menyelesaikan orgasme itu.
Sesekali aku mengusap wajahnya dengan lembut. Beberapa lama tubuhku kaku
karena posisi kaki-kakiku itu, sampai akhirnya dia ambruk di samping
kiriku. Batang kemaluannya tercabut dengan cepat dan semuanya itu
membuat posisi kembaliku agak terasa linu, terutama di paha bagian
dalamku.
Kami terdiam dalam pikiran masing-masing. Aku telentang
sedangkan Ari tengkurap di sampingku basah kuyup oleh keringat.
Tiba-tiba terdengar bunyi sesuatu perlahan-lahan dari balik pintu kamar.
Tiba-tiba Ari panik dan segera mengenakan celana pendek dan kaosnya.
Batang kemaluannya meskipun sudah lemas tapi masih belum seluruhnya
lemas sehingga tampak menggunduk di celana pendeknya. Aku melirik jam,
sudah hampir jam 4 pagi. Ari dengan sedikit tertatih-tatih berjalan
perlahan tanpa suara ke arah pintu kamarku, membukanya perlahan dan
sebelum keluar sempat melihatku sejenak dan tersenyum.
Tinggallah
aku sendiri di kamarku dan aku mencari-cari celana pendekku dan segera
mengenakannya. Aku terus menarik kaosku ke bawah sehingga menutupi
payudaraku yang pasti penuh pagutan-pagutan merah. Dan dengan sisa-sisa
tenaga mencoba merapikan sprei yang terasa lembab di tanganku. Mungkin
karena lelahnya aku kembali terlelap dan terbangun hampir jam 10.00
pagi. Singkat kata hari itu kuselesaikan segala urusan di Medan. Rasanya
tak ada hambatan dengan segala hal yang terjadi. Iva biasa-biasa saja
tidak terlihat seperti curiga, bahkan wajah cerianya tampak sedih ketika
pada hari ketiga aku terpaksa harus pamit untuk pulang. Ari mengantarku
ke bandara dan sebelum aku naik ke pesawat sempat Ari mengucapkan
terima kasih. Aku membalasnya dengan terima kasih juga sambil tak lupa
tersenyum manis penuh arti.
Sampai tiga bulan setelah aku
meninggalkan Medan, tiba-tiba Iva mengirimiku email yang menyentakku,
isinya begini, "Rat, sebenarnya aku tidak ingin menyinggung-nyinggung
soal ini tapi akhirnya agar kamu tahu terpaksa deh aku ungkapin. Tidak
tahu aku harus mengucapkan terima kasih atau malah mencaci kamu. Kamu
tega deh, di saat puncak kebahagianku kamu malah melakukannya dengan
Ari. Aku tahu bukan kamu yang memulai, dan aku tahu sekali kamu tidak
akan mau melakukannya jika tanpa sesuatu sebab. Sebenarnya aku kasihan
juga sama Ari, bayangkan hampir dua bulan terakhir sebelum aku
melahirkan, dia tidak pernah melakukannya, meskipun hanya sekedar
masturbasi. Belum lagi ditambah dua bulan setelah aku melahirkan aku
masih belum bisa melayaninya. Dan aku tidak menyalahkannya jika akhirnya
dia memintamu melakukannya. Dan jika akhirnya kamu terpaksa
melayaninya, kuucapkan terima kasih telah menggantikanku. Mungkin itu
saja deh Rat, yang perlu untuk kamu ketahui. Aku tidak tahu harus
bagaimana tapi sudah deh segalanya sudah terjadi, mohon jangan
mengulanginya lagi ya! Please! Aku sudah omong-omong tentang ini sama
Ari dan dia menangis habis-habisan menyesalinya. Oke, udahan dulu ya.
Bales ya secepatnya!" Iva.
"NB: sedikit nakal, kok sekarang Ari jadi
ganas gitu sih? Kalo ini karena kamu makasih ya! Terakhir, bagaimana dia
melakukannya? Hi.. hi.. hi Jangan khawatir aku tetap sahabatmu."
Berhari-hari
setelah itu aku kebingungan mempertimbangkan apa yang harus kulakukan
terhadap ini, sampai akhirnya aku harus menjawab juga.
"Iva
sayang, hanya maaf yang bisa aku mohonkan ke kamu. Aku tidak ingin
membela diri, aku salah dan aku janjikan itu tidak akan terulang lagi.
Jika ada yang bisa aku lakukan untuk menebusnya? Katakan saja kepadaku!
Aku tidak punya lagi kata-kata apapun, jadi sekali lagi maaf ya!" Ratih
"NB:
tentang yang ganas-ganas itu aku tidak tahu tanya aja sama dia, tapi
kalo tentang pertanyaan yang kedua, jawabannya secara jujur ya iya.
Mohon maaf sekali lagi!"
Email balasanku pagi itu terkirim,
sorenya langsung dibalas dan isinya, "Ratih, Oke deh. Meskipun agak
sakit, kita kubur jauh-jauh peristiwa itu. Kapan kamu menikah? Kabarin
lho! Aku punya ide (agak liar), supaya setimpal, gimana kalo nanti pas
kamu mengalami saat-saat yang sama kayak aku, boleh dong aku mbantuin
Andy? He.. He.. He.. (gambar tengkorak lagi tertawa!)" Iva
Nah loh! Akhirnya memang begitu yang terjadi setahun kemudian, jadi kedudukanku dengan Iva menjadi 1-1.
TAMAT
Senin, 09 Juni 2014
Ari, suami temanku - 1
Namaku Ratih, asalku dari Surabaya. Umurku 26 tahun dan sudah lulus dari
sebuah universitas terkenal di Yogyakarta. Selama kuliah aku punya
teman kuliah yang bernama Iva. Iva adalah teman dekatku, dia berasal
dari Medan. Kami seumur, tinggi kami hampir sama, bahkan potongan rambut
kami sama, hanya Iva pakai kacamata sedangkan aku tidak. Kadang-kadang
teman-teman menyebut kami sebagai saudara kembar. Kami juga lulus pada
saat yang bersamaan. Satu-satunya yang berbeda dari kami ialah selama
setahun kuliah terakhir, Iva sudah bertunangan dengan Ari, seorang kakak
kelasku sedangkan aku masih berpacaran dengan Andy, juga kakak kelasku.
Salah satu persamaan lainnya ialah bahwa saat lulus itu kami sama-sama sudah tidak perawan lagi. Kami saling terbuka dalam hal ini, artinya kami saling bercerita mulai dari hal-hal yang mendalam misalnya tentang perasaan, kegelisahan dan hal-hal lain tentang kami dan pacar-pacar kami. Atau terkadang tentang hal-hal yang nakal misalnya bagian-bagian erotis atau ukuran vital dari pacar-pacar kami, sehingga darinya aku tahu bahwa milik Ari lebih panjang 3 cm dibandingkan milik Andy. Dengan lugas kadang-kadang Iva bercerita bahwa dia tidak pernah merasakan seluruh panjang batang milik Ari, diceritakannya pula bahwa Ari tidak pernah bisa lebih lama dari 3 menit setiap kali berhubungan badan dengannya. Meski begitu dia selalu merasa puas.
Kadang-kadang aku merasa iri juga dengan anugrah yang didapat Iva. Meskipun sebenarnya 15 cm milik Andy pun sudah cukup panjang, tapi membayangkan 18 cm milik Ari terkadang cukup membuatku gundah. Belum lagi aku mengingat-ingat tak pernah Andy sanggup bertahan lebih lama dari hitungan menit, mungkin karena aku dan Andy selalu melakukan pemanasannya lama dan menggebu-gebu (kadang-kadang malah aku atau Andy sudah lebih dulu orgasme pada tahap ini), jadi ketika saat penetrasi sudah tinggal keluarnya saja. Meskipun kadang-kadang cukup memuaskan tetapi rasanya masih saja ada yang kurang. Belum lagi secara fisik, Ari lebih baik dari Andy dari penilaian obyektifku. Semua perasaan itu tersimpan di diriku sekian lama selama aku masih sering berhubungan dengan Iva, yang artinya juga sering bertemu dengan Ari.
Tepat sebulan setelah lulus, Iva menikah dengan Ari. Lalu mereka berdua pindah ke Medan, sedangkan aku sendiri bekerja di sebuah perusahaan multinasional di Yogyakarta. Beberapa lama kami sering berkirim kabar baik lewat email maupun telepon. Iva sering menuliskan apa saja yang sudah dilakukannya dalam kehidupan suami istrinya. Diceritakannya betapa sering mereka berdua berhubungan intim, sebulan pertama jika dirata-rata bisa lebih dari 1 kali sehari. Dengan nada cekikikan sering juga diceritakannya bahwa memang milik Ari terlalu panjang untuk kedalamannya, bahwa semakin lama Ari semakin tahan lama dalam melakukannya yang oleh karenanya mereka sering terlambat bangun pagi karena semalaman melakukannya sampai dini hari. Juga dengan nada menggoda, diceritakannya betapa hangat semprotan sperma di dalam liang kemaluan.
Cerita yang terakhir ini sungguh merangsangku, karena meskipun telah melakukannya, aku belum pernah merasakan hal itu. Selalu Andy mengeluarkan spermanya di luar atau dia memakai kondom. Di perut atau paha memang sering kurasakan hangatnya cairan itu, tetapi di dalam liang kemaluan memang belum. Singkat kata semakin banyak yang diceritakannya semakin membuatku ingin segera menikah. Masalahnya Andy masih ingin menyelesaikan studi S2-nya yang mungkin kurang dari setahun lagi selesai.
Beberapa bulan kemudian Iva mengabarkan bahwa dia sudah hamil sekian bulan. Semakin bertambah umur kandungannya semakin sedikit cerita-cerita erotisnya. Ketika kandungan sudah beranjak lebih dari 7 bulan, dia bercerita bahwa mereka sudah tidak pernah berhubungan seks lagi. Kadang-kadang dia bercerita bahwa sesekali dia me-masturbasi-kan Ari, karena meskipun secara klinis mereka masih boleh berhubungan seks tapi mereka khawatir. Jadi Ari terpaksa berpuasa. Sekian bulan kemudian lahirlah putra pertamanya, Iva mengabarkan kepadaku berita gembira itu. Kebetulan sekali perusahaanku mempunyai kebijaksanaan adanya liburan akhir tahun selama dua minggu lebih. Sehingga aku memutuskan untuk pergi ke Medan untuk menjenguknya. Andy terpaksa tidak bisa ikut karena dia sedang hangat-hangatnya menyelesaikan tesisnya.
Jadilah aku pergi sendirian ke Medan dan segera naik taksi menuju rumahnya. Rumah Iva adalah sebuah rumah yang besar untuk ukuran sebuah keluarga kecil. Rumah itu adalah hadiah dari orang tua Iva yang memang kaya raya. Letaknya agak keluar kota dan berada di dekat area persawahan dengan masih beberapa rumah saja yang ada di sekitarnya. Ketika aku datang, di rumahnya penuh dengan keluarga-keluarganya yang berdatangan menjenguknya. Ari sedang menyalami semua orang ketika aku datang.
"Ratih, apa kabar? Sudah ditunggu-tunggu tuh!" dia memelukku dengan hangat.
Kemudian dia mengenalkanku kepada keluarga-keluarga yang datang. Aku pun menyalami mereka satu persatu. Mereka ramah-ramah sekali. Ari bercerita bahwa aku adalah saudara kembarnya Iva selama kuliah. Keluarganya saling tersenyum dan berkomentar sana sini.
Sekian saat berbasa basi, Ari segera mengantarku masuk rumah dan langsung menuju kamar Iva. Tampak Iva lebih gemuk dan di sampingnya tampak bayi lucu itu.
"Iva sayang, apa kabar?" aku mencium keningnya dan memeluknya hangat.
"Sudah siap-siap begituan lagi ya?" aku berbisik di telinganya yang dijawabnya dengan cubitan kecil di lenganku.
"Sstt.. harus disempitin dulu nih!" dia menjawab dengan berbisik pula sambil menggerakkan bola matanya ke bawah, aku tertawa.
Singkat kata, hari itu kami isi dengan berbasa-basi dengan keluarganya. Aku akhirnya menginap di rumahnya itu karena semua keluarga menyarankan begitu. Iva dan Ari pun tak keberatan. Aku diberi kamar yang besar di ujung ruangan tengahnya. Rumahnya mempunyai 6 kamar besar dengan kamar mandi sendiri dan baru satu saja yang telah diisi olehnya dan Ari. Hari itu sampai malam kami isi dengan mengobrol di kamarnya menemani sang bayi yang baru saja tidur. Sementara Ari menyelesaikan tugas-tugasnya sebagai dosen di ruang kerjanya.
Akhirnya aku menyarankannya istirahat.
"Sudah kamu istirahat dulu deh Va!"
"He eh deh, lelah sekali hari ini aku! Kamu masih suka melek sampai malam?"
"Iya nih!"
"Itu ada banyak film di rak! Masih baru lho!"
"Oke deh! Sekali lagi selamat ya!" kucium keningnya.
Aku keluar kamar dan menutupnya perlahan. Ari bercelana pendek dan berkaos oblong baru saja keluar dari ruang kerjanya.
"Mau tidur?"
"Sebenarnya aku sudah lelah, tapi mataku tidak bisa terpejam sebelum jam 2 malam nih! Katanya punya banyak film?"
"Itu di rak, buka aja!"
"Oke deh!"
Ari masuk kamar Iva. Kupilih satu film, judulnya aku lupa, lalu kuputar. Beberapa saat kemudian Ari keluar kamar dan tersenyum.
"Masih dengan kebiasaan lama? Melek sampai malam!"
"He eh nih!"
"Gimana kabarnya Andy?"
"Dua bulan lagi selesai tesisnya! Terus kami mau menikah, kalian datang ya!"
"Oh pasti! Mau minum, aku buatin apa?"
"Apa aja deh!"
Sebentar kemudian Ari keluar dengan dua botol soft drink di tangannya.
"Pembantu pada kelelahan nih! Jadi ini saja ya!"
"Makasih!" aku ambil satu dan meminumnya langsung, rasanya segar sekali.
"Kalo ada perlu aku lagi ngerjain proyek nih di ruang kerja", ketika Ari beranjak sekilas aku melihat tatapan yang belum pernah kulihat darinya, sekilas saja.
"Oke, makasih!"
Tak berapa lama aku melihat film itu, mataku ternyata tidak seperti biasa, tiba-tiba terasa berat sekali. Aku segera matikan player itu, berjalan ke depan ke ruang kerja Ari.
"Ari, aku tidur dulu deh! sudah kumatiin semua!"
"Oke deh, istirahat dulu ya!"
Aku segera masuk kamar, menutup pintu, segera ganti baju dengan kaos tanpa bra dan celana pendek saja dan langsung ambruk di atas ranjang. Aku masih sempat mematikan lampu dan menggantinya dengan lampu tidur yang remang-remang. Aku langsung terlelap, saat itu mungkin sekitar pukul satu dinihari.
Tak terasa berapa lama aku tidur, ketika aku merasakan sesuatu menindihku. Aku terbangun dan masih belum sadar ada apa, ketika seseorang menindihku dengan kuat. Nafasnya terasa hangat memburu di wajahku. Ketika sepenuhnya sadar aku tahu bahwa Ari sedang di atas tubuhku dan sedang menggeranyangiku dengan ganas, mengelus-elus pahaku dan mencoba mencium bibirku. Beberapa lama aku tidak tahu harus bagaimana. Jika aku berteriak, aku kasihan pada Iva, jika sampai dia tahu. Selain itu sosok Ari telah kukenal dekat sehingga aku tak perlu menjerit untuk membuatnya tidak melakukan itu.
"Ar, kamu apa-apaan?" kataku sambil mencoba mendorongnya dari tubuhku.
"Bantulah aku Rat! Telah lama sekali!" sambil berkata begitu dia terus menggeranyangi tubuhku.
Tangannya mendarat dengan mantap di atas payudaraku dan meremas-remasnya. Jika saja aku tadi masih memakai BH-ku mungkin rasanya akan lain. Tapi kali itu hanya kain kaos yang tipis saja yang memisahkannya dengan tangannya. Selain itu samar-samar kurasakan sesuatu yang mengeras menimpa pahaku. Aku tidak asing lagi dengan benda itu. batang kemaluannya telah tegang penuh."Ari..!" dia mencoba menciumku. Entah antara ingin mengatakan sesuatu atau ingin menghindar, aku malah menempatkan bibirku tepat di bibirnya. Yang terjadi kemudian aku malah membalas lumatannya yang ganas sekali. Beberapa lama itu dilakukannya, cukup untuk membuat puting susuku mengeras, yang kuyakin dirasakannya di dadanya.
"Kalo Iva tahu gimana dong?"
"Ayolah sebentar saja tak akan membuatnya tahu!" bisik Ari.
Entah untuk mencari pembenaran atas keinginan terpendamku atau mencoba untuk terlihat tidak terlalu permisif akhirnya yang keluar dari mulutku adalah, "Ar.. aku akan melakukannya untuk Iva!"
Seperti bendungan jebol, Ari langsung kembali melumatku dengan ganas. Aku pun tampaknya memang telah terhanyut oleh perbuatannya, sehingga langsung membalas lumatan bibirnya. Tampaknya dalam hal beginian Andy lebih jagoan, dia bisa membuatku basah kuyup hanya dengan ciumannya. Sedangkan Ari tampak tersengat ketika aku langsung membalas lumatan bibirnya dengan ganas.
Beberapa lama kami melakukan lumatan-lumatan itu, kemudian Ari bangkit dari atas tubuhku dan berlutut di antara pahaku. Dia kemudian menarik kaosku ke atas tanpa melepasnya dari tubuhku sehingga payudaraku terbuka, terasa dingin oleh AC. Beberapa saat kemudian aku merasakan jemarinya kembali meremas-remasnya perlahan, bukan itu saja kemudian aku merasakan bibirnya mendarat dengan mulus memilin-milin puting susuku yang kurasakan semakin mengeras. Tapi sebenarnya sebagian kecil tubuhku masih menolak perbuatannya itu, mengingat kedekatanku dengan Iva. Meski begitu sebagian besar lainnya tak bisa menolak rangsangan-rangsangan itu.
Bersambung...
Salah satu persamaan lainnya ialah bahwa saat lulus itu kami sama-sama sudah tidak perawan lagi. Kami saling terbuka dalam hal ini, artinya kami saling bercerita mulai dari hal-hal yang mendalam misalnya tentang perasaan, kegelisahan dan hal-hal lain tentang kami dan pacar-pacar kami. Atau terkadang tentang hal-hal yang nakal misalnya bagian-bagian erotis atau ukuran vital dari pacar-pacar kami, sehingga darinya aku tahu bahwa milik Ari lebih panjang 3 cm dibandingkan milik Andy. Dengan lugas kadang-kadang Iva bercerita bahwa dia tidak pernah merasakan seluruh panjang batang milik Ari, diceritakannya pula bahwa Ari tidak pernah bisa lebih lama dari 3 menit setiap kali berhubungan badan dengannya. Meski begitu dia selalu merasa puas.
Kadang-kadang aku merasa iri juga dengan anugrah yang didapat Iva. Meskipun sebenarnya 15 cm milik Andy pun sudah cukup panjang, tapi membayangkan 18 cm milik Ari terkadang cukup membuatku gundah. Belum lagi aku mengingat-ingat tak pernah Andy sanggup bertahan lebih lama dari hitungan menit, mungkin karena aku dan Andy selalu melakukan pemanasannya lama dan menggebu-gebu (kadang-kadang malah aku atau Andy sudah lebih dulu orgasme pada tahap ini), jadi ketika saat penetrasi sudah tinggal keluarnya saja. Meskipun kadang-kadang cukup memuaskan tetapi rasanya masih saja ada yang kurang. Belum lagi secara fisik, Ari lebih baik dari Andy dari penilaian obyektifku. Semua perasaan itu tersimpan di diriku sekian lama selama aku masih sering berhubungan dengan Iva, yang artinya juga sering bertemu dengan Ari.
Tepat sebulan setelah lulus, Iva menikah dengan Ari. Lalu mereka berdua pindah ke Medan, sedangkan aku sendiri bekerja di sebuah perusahaan multinasional di Yogyakarta. Beberapa lama kami sering berkirim kabar baik lewat email maupun telepon. Iva sering menuliskan apa saja yang sudah dilakukannya dalam kehidupan suami istrinya. Diceritakannya betapa sering mereka berdua berhubungan intim, sebulan pertama jika dirata-rata bisa lebih dari 1 kali sehari. Dengan nada cekikikan sering juga diceritakannya bahwa memang milik Ari terlalu panjang untuk kedalamannya, bahwa semakin lama Ari semakin tahan lama dalam melakukannya yang oleh karenanya mereka sering terlambat bangun pagi karena semalaman melakukannya sampai dini hari. Juga dengan nada menggoda, diceritakannya betapa hangat semprotan sperma di dalam liang kemaluan.
Cerita yang terakhir ini sungguh merangsangku, karena meskipun telah melakukannya, aku belum pernah merasakan hal itu. Selalu Andy mengeluarkan spermanya di luar atau dia memakai kondom. Di perut atau paha memang sering kurasakan hangatnya cairan itu, tetapi di dalam liang kemaluan memang belum. Singkat kata semakin banyak yang diceritakannya semakin membuatku ingin segera menikah. Masalahnya Andy masih ingin menyelesaikan studi S2-nya yang mungkin kurang dari setahun lagi selesai.
Beberapa bulan kemudian Iva mengabarkan bahwa dia sudah hamil sekian bulan. Semakin bertambah umur kandungannya semakin sedikit cerita-cerita erotisnya. Ketika kandungan sudah beranjak lebih dari 7 bulan, dia bercerita bahwa mereka sudah tidak pernah berhubungan seks lagi. Kadang-kadang dia bercerita bahwa sesekali dia me-masturbasi-kan Ari, karena meskipun secara klinis mereka masih boleh berhubungan seks tapi mereka khawatir. Jadi Ari terpaksa berpuasa. Sekian bulan kemudian lahirlah putra pertamanya, Iva mengabarkan kepadaku berita gembira itu. Kebetulan sekali perusahaanku mempunyai kebijaksanaan adanya liburan akhir tahun selama dua minggu lebih. Sehingga aku memutuskan untuk pergi ke Medan untuk menjenguknya. Andy terpaksa tidak bisa ikut karena dia sedang hangat-hangatnya menyelesaikan tesisnya.
Jadilah aku pergi sendirian ke Medan dan segera naik taksi menuju rumahnya. Rumah Iva adalah sebuah rumah yang besar untuk ukuran sebuah keluarga kecil. Rumah itu adalah hadiah dari orang tua Iva yang memang kaya raya. Letaknya agak keluar kota dan berada di dekat area persawahan dengan masih beberapa rumah saja yang ada di sekitarnya. Ketika aku datang, di rumahnya penuh dengan keluarga-keluarganya yang berdatangan menjenguknya. Ari sedang menyalami semua orang ketika aku datang.
"Ratih, apa kabar? Sudah ditunggu-tunggu tuh!" dia memelukku dengan hangat.
Kemudian dia mengenalkanku kepada keluarga-keluarga yang datang. Aku pun menyalami mereka satu persatu. Mereka ramah-ramah sekali. Ari bercerita bahwa aku adalah saudara kembarnya Iva selama kuliah. Keluarganya saling tersenyum dan berkomentar sana sini.
Sekian saat berbasa basi, Ari segera mengantarku masuk rumah dan langsung menuju kamar Iva. Tampak Iva lebih gemuk dan di sampingnya tampak bayi lucu itu.
"Iva sayang, apa kabar?" aku mencium keningnya dan memeluknya hangat.
"Sudah siap-siap begituan lagi ya?" aku berbisik di telinganya yang dijawabnya dengan cubitan kecil di lenganku.
"Sstt.. harus disempitin dulu nih!" dia menjawab dengan berbisik pula sambil menggerakkan bola matanya ke bawah, aku tertawa.
Singkat kata, hari itu kami isi dengan berbasa-basi dengan keluarganya. Aku akhirnya menginap di rumahnya itu karena semua keluarga menyarankan begitu. Iva dan Ari pun tak keberatan. Aku diberi kamar yang besar di ujung ruangan tengahnya. Rumahnya mempunyai 6 kamar besar dengan kamar mandi sendiri dan baru satu saja yang telah diisi olehnya dan Ari. Hari itu sampai malam kami isi dengan mengobrol di kamarnya menemani sang bayi yang baru saja tidur. Sementara Ari menyelesaikan tugas-tugasnya sebagai dosen di ruang kerjanya.
Akhirnya aku menyarankannya istirahat.
"Sudah kamu istirahat dulu deh Va!"
"He eh deh, lelah sekali hari ini aku! Kamu masih suka melek sampai malam?"
"Iya nih!"
"Itu ada banyak film di rak! Masih baru lho!"
"Oke deh! Sekali lagi selamat ya!" kucium keningnya.
Aku keluar kamar dan menutupnya perlahan. Ari bercelana pendek dan berkaos oblong baru saja keluar dari ruang kerjanya.
"Mau tidur?"
"Sebenarnya aku sudah lelah, tapi mataku tidak bisa terpejam sebelum jam 2 malam nih! Katanya punya banyak film?"
"Itu di rak, buka aja!"
"Oke deh!"
Ari masuk kamar Iva. Kupilih satu film, judulnya aku lupa, lalu kuputar. Beberapa saat kemudian Ari keluar kamar dan tersenyum.
"Masih dengan kebiasaan lama? Melek sampai malam!"
"He eh nih!"
"Gimana kabarnya Andy?"
"Dua bulan lagi selesai tesisnya! Terus kami mau menikah, kalian datang ya!"
"Oh pasti! Mau minum, aku buatin apa?"
"Apa aja deh!"
Sebentar kemudian Ari keluar dengan dua botol soft drink di tangannya.
"Pembantu pada kelelahan nih! Jadi ini saja ya!"
"Makasih!" aku ambil satu dan meminumnya langsung, rasanya segar sekali.
"Kalo ada perlu aku lagi ngerjain proyek nih di ruang kerja", ketika Ari beranjak sekilas aku melihat tatapan yang belum pernah kulihat darinya, sekilas saja.
"Oke, makasih!"
Tak berapa lama aku melihat film itu, mataku ternyata tidak seperti biasa, tiba-tiba terasa berat sekali. Aku segera matikan player itu, berjalan ke depan ke ruang kerja Ari.
"Ari, aku tidur dulu deh! sudah kumatiin semua!"
"Oke deh, istirahat dulu ya!"
Aku segera masuk kamar, menutup pintu, segera ganti baju dengan kaos tanpa bra dan celana pendek saja dan langsung ambruk di atas ranjang. Aku masih sempat mematikan lampu dan menggantinya dengan lampu tidur yang remang-remang. Aku langsung terlelap, saat itu mungkin sekitar pukul satu dinihari.
Tak terasa berapa lama aku tidur, ketika aku merasakan sesuatu menindihku. Aku terbangun dan masih belum sadar ada apa, ketika seseorang menindihku dengan kuat. Nafasnya terasa hangat memburu di wajahku. Ketika sepenuhnya sadar aku tahu bahwa Ari sedang di atas tubuhku dan sedang menggeranyangiku dengan ganas, mengelus-elus pahaku dan mencoba mencium bibirku. Beberapa lama aku tidak tahu harus bagaimana. Jika aku berteriak, aku kasihan pada Iva, jika sampai dia tahu. Selain itu sosok Ari telah kukenal dekat sehingga aku tak perlu menjerit untuk membuatnya tidak melakukan itu.
"Ar, kamu apa-apaan?" kataku sambil mencoba mendorongnya dari tubuhku.
"Bantulah aku Rat! Telah lama sekali!" sambil berkata begitu dia terus menggeranyangi tubuhku.
Tangannya mendarat dengan mantap di atas payudaraku dan meremas-remasnya. Jika saja aku tadi masih memakai BH-ku mungkin rasanya akan lain. Tapi kali itu hanya kain kaos yang tipis saja yang memisahkannya dengan tangannya. Selain itu samar-samar kurasakan sesuatu yang mengeras menimpa pahaku. Aku tidak asing lagi dengan benda itu. batang kemaluannya telah tegang penuh."Ari..!" dia mencoba menciumku. Entah antara ingin mengatakan sesuatu atau ingin menghindar, aku malah menempatkan bibirku tepat di bibirnya. Yang terjadi kemudian aku malah membalas lumatannya yang ganas sekali. Beberapa lama itu dilakukannya, cukup untuk membuat puting susuku mengeras, yang kuyakin dirasakannya di dadanya.
"Kalo Iva tahu gimana dong?"
"Ayolah sebentar saja tak akan membuatnya tahu!" bisik Ari.
Entah untuk mencari pembenaran atas keinginan terpendamku atau mencoba untuk terlihat tidak terlalu permisif akhirnya yang keluar dari mulutku adalah, "Ar.. aku akan melakukannya untuk Iva!"
Seperti bendungan jebol, Ari langsung kembali melumatku dengan ganas. Aku pun tampaknya memang telah terhanyut oleh perbuatannya, sehingga langsung membalas lumatan bibirnya. Tampaknya dalam hal beginian Andy lebih jagoan, dia bisa membuatku basah kuyup hanya dengan ciumannya. Sedangkan Ari tampak tersengat ketika aku langsung membalas lumatan bibirnya dengan ganas.
Beberapa lama kami melakukan lumatan-lumatan itu, kemudian Ari bangkit dari atas tubuhku dan berlutut di antara pahaku. Dia kemudian menarik kaosku ke atas tanpa melepasnya dari tubuhku sehingga payudaraku terbuka, terasa dingin oleh AC. Beberapa saat kemudian aku merasakan jemarinya kembali meremas-remasnya perlahan, bukan itu saja kemudian aku merasakan bibirnya mendarat dengan mulus memilin-milin puting susuku yang kurasakan semakin mengeras. Tapi sebenarnya sebagian kecil tubuhku masih menolak perbuatannya itu, mengingat kedekatanku dengan Iva. Meski begitu sebagian besar lainnya tak bisa menolak rangsangan-rangsangan itu.
Bersambung...
Selingkuh dengan ketua RT - 3
Aku menjerit kecil saat kepala tumpul yang bulat gede itu menyentuh dan
langsung mendorong bibir vaginaku. Rasa kejut saraf-saraf di bibir
vaginaku langsung bereaksi. Saraf-saraf itu menegang dan membuat lubang
vaginaku menjadi menyempit. Dan akibatnya seakan tidak mengijinkan
kontol Pak Parno itu menembusnya. Dan itu membuat aku penasaran,
'Santai saja Mar, biar lemesan..', terdengar samar-samar suara Pak Parno di tengah deru hawa nafsuku yang menyala-nyala.
'Pakee .. Pakee .. ayyoo .. Pakee tulungi saya Pakee .. Puas-puasin ya Pakee.. Saya serahin seluruh tubuh saya untuk Pakee ..', kedengerannya aku mengemis minta dikasihani.
'Iyaa Dik Marr .. Sebentar yaa Dik Marr ..', suara Pak Parno yang juga diburu oleh nafsu birahinya sendiri.
Kepala helm tentara itu akhirnya berhasil menguak gerbangnya. Bibir vaginaku menyerah dan merekah. Menyilahkan kontol Pak Parno menembusnya. Bahkan kini vaginakulah yang aktif menyedotnya, agar seluruh batang kontol gede itu bisa dilahapnya.
Uuhh .. aku merasakan nikmat desakan batang yang hangat panas memasuki lubang kemaluanku. Sesak. Penuh. Tak ada ruang dan celah yang tersisa. Daging panas itu terus mendesak masuk. Rahimku terasa disodok-sodoknya. Kontol itu akhirnya mentok di mulut rahimku. Terus terang belum pernah se-umur-umurku rahimku ngrasain disentuh kontol Mas Adit. Dengan sisa ruang yang longgar, kontol suamiku itu paling-paling menembus ke vaginaku sampai tengahnya saja. Saat dia tarik maupun dia dorong aku tidak merasakan sesak atau penuh seperti sesak dan penuhnya kontol Pak Parno mengisi rongga vaginaku saat ini.
Kemudian Pak Parno mulai melakukan pemompaan. Ditariknya pelan kemudian didorongnya. Ditariknya pelan kembali dan kembali didorongnya. Begitu dia ulang-ulangi dengan frekewnsi yang makin sering dan makin cepat. Dan aku mengimbangi secara reflek. Pantatku langsung pintar. Saat Pak Parno menarik kontolnya, pantatku juga menarik kecil sambil sedikit ngebor. Dan saat Pak Parno menusukkan kontolnya, pantatku cepat menjemputnya disertai goyangan igelnya.
Demikian secara beruntun, semakin cepat, semakin cepat, cepat, cepat, cepat, cepat, cepaatt ..ceppaatt. Payudaraku bergoncang-goncang, rambutku terburai, keringatku, keringat Pak Parno mengalir dan berjatuhan di tubuh masing-masing, mataku dan mata Pak Parno sama-sama melihat keatas dengan menyisakan sedikit putih matanya. Goncangan makin cepat itu juga membuat ranjang kokoh itu ikut berderak-derak. Lampu-lampu nampak bergoyang, semakin kabur, kabur, kabur. Sementara rasa nikmat semakin dominan. Seluruh gerak, suara, nafas, bunyi, desah dan rintih hanyalah nikmat saja isinya.
'Mirnaa .. Ayyoo.. Enakk nggak kontol padee Mirr, enak yaa.. enak Mirr .. ayyoo bilangg enak mana sama kontol si Adit .. Ayoo Mirr enak mana sama kontol suamimu ayoo bilangg ayyoo enakan manaa ..', Pak Parno meracau.
'Pakee .. enhaakk.. pakee.. Enhakk kontol pakee .. Panjangg .. Uhh gedhee bangett .. pakee.. Enakan kontol Pak Parnoo ..'.
Pada akhirnya aku mendapat orgasmeku 2 kali secara berturut-turut. Itu yang ibu-ibu sering sebut sebagai multi orgasme. Bukan mainn .. hanya dari Pak Parno aku bisa meraih multi orgasmeku inii .. Oohh Pak Parnoo.. terima kasihh .. Pak Parno mau memuaskan akuu.. Sekarangg ayoo .. Pakee biar aku yang memuaskan kamuu ..
Dan kontol Pak Parno aku rasakan berdenyut keras dan kuat sekali.. Kemudian menyusul denyut-denyut berikutnya. Pada setiap denyutan aku rasakan vaginaku sepertinya disemprot air kawah yang panas. Sperma Pak Parno berkali-kali muntah di dalam vaginaku.
Uhh .. Aku jadi lemess bangett .. Nggak pernah sebelumnya aku capek bersanggama. Kali ini seluruh urat-urat tubuhku serasa di lolosi. Dengan telanjang bulat kami sama telentang di ranjang motel ini. Di sinilah akhirnya terjadi untuk pertama kalinya aku serahkan nonokku beserta seluruh tubuhku kepada lelaki bukan suamiku, Pak Parno. Dan aku heran .. pada akhirnya.. tak ada rasa sesal sama sekali dari hatiku pada Mas Adit. Aku sangat ikhlaskan apa yang telah aku serahkan pada Pak Parno tadi. Dan dalam kenyataan aku mendapatkan imbalan kepuasan dari Pak Parno yang sangat hebat.
Di motel ini aku mengalami 3 kali orgasme. Dua kali beruntun aku mengalami orgasme dalam satu kali persetubuhan dan yang pertama sebelumnya, yang hanya dengan gumulan, ciuman dan jilatan Pak Parno di ketiakku sembari tangannya ngobok-obok kemaluanku aku bisa mendapatkan orgasme yang sangat memberikan kepuasan pada libidoku. Hal itu mungkin disebabkan karena adanya sensasi-sensasi yang timbul dari sikap penyelewengan yang baru sekali ini aku lakukan. Yaa.. pada akirnya aku toh berhak mendapatkannya .. tanpa menunggu Mas Adit yang sangat egois.
Sesungguhnya aku ingin tinggal lebih lama lagi di tempat birahi ini, namun Pak Parno mengingatkan bahwa waktu bernikmat-nikmat yang pertama kali kami lakukan ini sudah cukup lama. Pak Parno khawatir orang-orang rumah menunggu dan bertanya-tanya. Pak Parno mengajak selekasnya kami meninggalkan tempat ini dan kembali menyelesaikan pekerjaan yang telah kami sanggupi pada Mbak Surti dalam rangka membantu hajatannya.
Setelah kami mandi dan membersihkan tanda-tanda yang kemungkinan mencurigakan, kami kembali ke jalanan. Ternyata kemacetan jalan menuju ke Senen ini sangat parah di siang hari ini. Dengan adanya pembangunan jembatan layang pada belokan jalan di Galur, antrean mobil macet sudah terasa mulai dari pasar Cempaka Putih. Mobil Pak Parno serasa merangkak. Untung AC mobilnya cukup dingin sehingga panasnya Jakarta tidak perlu kami rasakan.
Sepanjang kemacetan ini pikiranku selalu kembali pada peristiwa yang barusan aku alami bersama Pak Parno tadi. Lelaki tua ini memang hebat. Dia sangat kalem dan tangguh. Dia sangat sabar dan berpengalaman menguasai perempuan. Dialah yang terbukti telah memberikan padaku kepuasan seksual. Paduan kesabaran, tampilan yang tegap tubuhnya serta kontol gedenya yang indah membuat aku langsung takluk secara iklas padanya. Aku telah serahkan seluruh tubuhku padanya. Dan Pak Parno tidak sekedar menerimanya untuk kepentingannya sendiri, tetapi dia sekaligus membuktikan bahwa kenikmatan hubungan seksual yang sebenar-benarnya adalah apabila pihak lelaki dan pihak perempuannya bisa mendapatkan kepuasannya secara adil dan setara. Dan aku merasakannya .. tapi .. Benar adilkah ..?
Ah .. pertanyaan itu tiba-tiba mengganguku. Tiba-tiba terlintas dalam pikiranku bahwa dari hubungan badan tadi, aku berhasil merasakan orgasmeku hingga 3 kali. Sementara Pak Parno hanya mengeluarkan spermanya sekali saja. Artinya dia meraih kepuasan dalam hubungan seksual dengan aku tadi hanya sekali. Ahh ..adakah hal ini menjadi masalah untuk hubunganku dengan Pak Parno selanjutnya ..? Kenapa dia banyak diam sejak keluar dari motel tadi ..?
Aku menjadi gelisah, aku kasihan pada Pak Parno apabila dia masih menyimpan dorongan birahinya. Apabila belum seluruh cairan birahinya secara tuntas tertumpah. Bukankah hal demikian itu bagi lelaki akan menimbulkan semacam kegelisahan ..? Apa yang harus aku lakukan ..??
'Pak, tadi puas nggak Pak..?', aku memberanikan diri untuk bertanya.
'Bukan main Dik Mar, aku sungguh sangat puas', begitu jawabnya.
Suatu jawaban yang sangat santun yang justru semakin besar kekhawatiranku. Jawaban macam itu pasti akan keluar dari setiap 'gentlemen'. Aku harus amati dari sudut yang lain. Kulihat dibawah kemudi Kijangnya. Nampak celananya masih menggunung. Artinya kontolnya masih ngaceng. Aku nekat. Kuraba saja tonjolan celananya itu.
'Ininya koq masih ngaceng Pak? Masih pengin yaa?? Tadi masih mau lagi yaa??', sambil tanganku terus memijiti gundukkan itu. Dan terbukti semakin membesar dan mengeras.
Pak Parno diam saja. Aku tahu pasti dia menikmati pijatanku ini. Aku teruskan. Tanganku meremasi, mengurut-urut.
'Hheehh ..dik Marr .. enak sekali tangan Dik Marr yaa..'.
Biarlah, biarlah aku akan selalu memberikan yang aku bisa. Dengan berbagai style, tanganku terus meremasi dan mijit gundukkan kontol itu. Tetapi lama kelamaan justru tanganku sendiri makin menikmati kenikmatan memijit-mijit itu. Dan semakin lama justru aku yang nyata semakin kelimpungan. Aku kenang kembali kontol gede ini yang 40 menit yang lalu masih menyesaki kemaluanku. Yang tanpa meninggalkan celah sedikitpun memenuhi rongga vaginaku. Dan ujungnya ini yang untuk pertama kalinya bisa mentok ke dinding rahimku.. ah nikmatnya ..
'Pakee.. Aku pengin lagii ..', aku berbisik dengan setengah merintih.
'Kita cari waktu lagi Dik Mar .., gampang.., Dik Mar khan bisa bilang pada Mas Adit, mau ke Carrefour atau ke Mangga Dua cari barang apa.. gitu'.
'Iyaa siihh.. Boleh dibuka ya Pak. Aku pengin lihat lagi nih jagoan Pak ..', sambil aku melempar senyum serta melirikkan mataku ke Pak Parno melihat reaksinya.
'Boleehh ..', dia jawab tanpa melihat ke aku, karena keramaian lalu lintas yang mengharuskan Pak Parno berkonsentrasi.
Tanganku sigap. Pertama-tama kukendorkan dulu ikat pinggangnya. Kemudian kubuka kancing utamanya. Selanjutnya kuraih resluitingnya hingga nampak celana dalamya yang kebiruan. Di belakang celana dalam itu membayang alur daging sebesar pisang tanduk yang mengarah ke kanan. Oouu.. ini kali yang namanya stir kanan.. Kalau stir kiri, mengarahnya kekiri tentunya.
Dengan tidak sabar kubetot kontol Pak Parno dari sarangnya. Melalui pinggiran kanan celana dalamnya, kontol Pak Parno mencuat keluar. Gede, panjang, kepalanya yang bulat berkilatan. Dan pada ujung kepala itu ada secercah titik bening. Oooww ..baru sekarang aku berkesempatan memperhatikan kontol ini dari jarak yang sangat dekat, bahkan dalam genggamanku.
Rupanya precum Pak Parno telah terbit di ujung kepalanya. Precum itu muncul dari lubang kencingnya. Uuuhh .. indahnyaa .. bisakah aku nggak bisa menahan diri ..??
'Pak Parno pengin khan..??', kembali aku berbisik.
'Heehh .. Dik Mar mau bantu Pak Parno nih ..??', jawaban yang disertai pertanyaan balik.
'Gimana bantunya Pak.., berhenti duluu .. Cari tempat lagii .. Hayoo..', jawabanku enteng.
'Nggak begitu Dik Mar, kita nggak mungkin berhenti lagi. Ya ini khan macet nih jalanan. Maksudku, apakah .. eehh .. Dik Mar marah nggak kalau aku bilang ini ..??'.
'Nggak pa pa Pak, saya rela koq, dan saya pengin bantu bener-bener, Pak'.
'Dik Mar pernah mengisep punya Mas Adit khan?'.
'Ooo.. Kk.. kaalau ii.. ttuu terus terang aku belum pernah Pak.., kalau lihat punya Mas Adit rasanya aku geli gituu.. jijikk gituu ..'.
'Kalau lihat punya saya inii.?', dia terus mendesak dengan pertanyaan yang terus terang aku nggak bisa menjawab secara cepat.
Masalahnya aku dihadapkan pada sesuatu hal yang bener-bener belum pernah aku lakukan, bahkan pun dalam khayalan seksualku. Pasti yang Pak Parno inginkan adalah aku mau mengisep-isep kontolnya itu, yaa khan? Tapi aku juga berpikir cepat .. Tadi sewaktu di motel, Pak Parno membenamkan wajahnya ke selangkanganku tanpa risah-risih. Kemudian dijilatinya vaginaku, kelentitku, lubang kemaluanku. Dia juga menelan cairan-cairan birahiku. Aku jadi ingat prinsip adil dan setara yang aku sebutkan di atas tadi.
Mestinya aku yaa.. nggak usah ragu-ragu untuk berlaku mengimbangi apa yang telah dilakukan Pak Parno padanya. Dia telah menjilati, menyedoti kemaluanku. Dan aku sangat menikmati jilatan dahsyatnya. Dan sekarang Pak Parno seakan menguji padaku. Bisakah aku bertindak adil dan setara juga pada dia. Aku membayangkan kontol itu di mulutku ..
'Dik Mar, sperma itu sehat lhoo, bersih, steril.. dan banyak vitaminnya. Itu dokter ahli lho yang ngomong. Cobalah, kontol Pak Parno ini pasti sedap kalau Dik Mar mengulumnya.. ', aku sepertinya mendengar sebuah permohonan.
Aku kasihan juga pada Pak Parno. Mungkin dia sudah mengharapkan sejak awal jalan bersama dari rumah tadi. Mungkin bahkan dia sudah mengharapkan jauh beberapa waktu yang lalu. Dan kini saat aku sudah berada disampingnya harapan itu nggak terkabul. Ah, aku jadi iba .. Kulihat kembali kontol indah Pak Parno. Yaa.. benar-benar indah..apa artinya indah itu .. Kalau memang itu indah ..sudah semestinya kalau aku menyukainya ..dan kalau aku menyukainya .. mestinya aku nggak jijik ataupun geli .. Dan lihat precum itu.. Juga indah khan, bening, murni, dan mungkin juga wangi ..dan asin .. Dan.. Banyak lho yang sangat menyukainya .., menjilatinya, meminumnya ..
Tahu-tahu aku sudah merunduk, mendekatkan wajahku, mendekatkan bibirku ke kontol Pak Parno yang indah itu. Dan tanpa banyak tanya lagi aku telah mengambil keputusan .. Ah,.. ujung lidahku kini menyentuh, menjilat dan merasakan lendir lembut dan bening milik Pak Parno. Yaahh .. asinnya yang begitu lembutt..
'Dik Maarr .. Uhh enakk bangett sihh ..', kepalaku dielus-elusnya. Dan dia sibakkan rambutku agar tidak menggangu keasyikanku. Dan selanjutnya dengan penuh semangat aku mengkulum kontol Pak Parno di mobil yang sempit itu. Kemudian Pak Parno sedikit memundurkan tempat duduknya.
'Dik Marr .. Terus Dik Marr .. Kamu pinter banget siihh .. uuhh Dik Marr..', aku terus memompa dengan lembut. Banyak kali aku mengeluarkan kepala itu dari mulutku.. Aku menjilati tepi-tepinya .. Pada pangkal kepala ada alur semacam cincin atau bingkai yang mengelilingi kepala itu. Dan sobekan lubang kencingnya itu .. kujilati habis-habisan ..
'Marr.. enak bangett .. akau mau keluar nihh Dik Marr .. Aku mau keluar nihh ..', aku tidak menghiraukan kata-katanya, mungkin maksudnya peringatan untukku, jangan sampai air maninya tumpah di mulutku. Dia masih khawatir bahwa mungkin aku belum bisa menerimanya.
Tetapi apa yang terjadi padaku kini sudah langsung berbalik 180 derajat. Rasanya justru aku kini yang merindukannya. Dan aku memang merindukannya. Aku pengin banget merasakan sperma seorang lelaki langsung tumpah dari kontolnya langsung ke mulutku. Dan lelaki itu adalah Pak Parno, yang bukan suamiku sendiri. Aku terus menjilati, menyedoti. Batangnya, pangkalnya, pelernya, sejauh bisa bibir atau lidahku meraihnya, disebabkan tempat yang sempit ini, semua bagian kontolnya itu aku rambah dengan mulutku.
Dan pengalaman pertama itu akhirnya hadir. Saat mulutku mengkulum batangan gede panjang milik Pak Parno itu, aku rasakan kembali ada kedutan besar dan kuat. Kedutan itu kemudian disusul dengan kedutan-kedutan berikutnya. Kalau yang aku rasakan di motel tadi kedutan-kedutan kontol Pak Parno dalam lubang vaginaku, sekarang hal itu aku rasakan di rongga mulutku. Kontol Pak Parno memuntahkan laharnya. Cairan, atau tepatnya lendir yang hangat panas nyemprot langit-langit rongga mulutku. Sperma Pak Parno tumpah memenuhi mulutku. Entah berapa kali kedutan tadi. Tetapi sperma dalam mulutku ini nggak sempat aku telan seluruhnya karena saking banyaknya.
Sperma Pak Parno berleleran di pipiku, daguku, bahkan juga ke kening dan rambut panjangku. Kontol Pak Parno masih berkedut-kedut saat kukeluarkan dari mulutku. Dan aku raih kembali untuk kuurut-urut agar semua sperma yang tersisa bisa terkuras keluar. Mulutku langsung menyedotinya. Sekali lagi, pengalaman pertama nyeleweng ini benar-benar memberiku daftar panjang hal-hal baru yang sangat sensasional bagiku. Dan aku makin merasa pasti, hal-hal itu nggak mungkin aku dapatkan dari Mas Adit, suamiku tercinta.
Sesuai rencana, aku diturunkan di Pasar Senen oleh Pak Parno. Sungguh aku keberatan untuk perpisahan ini. Kugenggam tangannya erat-erat, untuk menunjukkan betapa besarnya arti Pak Parno bagiku. Aku berjalan dengan gontai saat menuju toko kertas dekorasi itu.
Saat aku turun dari taksi sesampai di rumah, Mbak Surti nampak cemberut. Aku biarkan. Pada temen yang lain aku bilang banyak bahan yang aku cari stoknya habis sehingga aku menunggu cukup lama. Di ujung jalan sana kulihat mobil Kijang Pak Parno. Mungkin sudah lama lebih dahulu nyampai di kompleks. Orang-orang pemasang tenda dan pengatur sound system sudah mulai melaksanakan tugasnya. 2 jam lagi acara akan dimulai.
Aku pamit pulang sebentar, untuk menengok rumah. Mas Adit belum pulang. Aku mandi lagi sambil mengenang peristiwa indah yang kualami sekitar 2,5 jam yang lalu. Saat sabunku menyentuh kemaluanku, masih tersisa rasa pedih pada bibirnya. Mungkin jembut Pak Parno tersangkut saat kontolnya keluar masuk menembus memekku. Dan itu biasanya menimbulkan luka kecil yang terasa pedih pada bibir vaginaku saat terkena sabun seperti ini.
Jakarta, 25 Maret 2003
Tamat
'Santai saja Mar, biar lemesan..', terdengar samar-samar suara Pak Parno di tengah deru hawa nafsuku yang menyala-nyala.
'Pakee .. Pakee .. ayyoo .. Pakee tulungi saya Pakee .. Puas-puasin ya Pakee.. Saya serahin seluruh tubuh saya untuk Pakee ..', kedengerannya aku mengemis minta dikasihani.
'Iyaa Dik Marr .. Sebentar yaa Dik Marr ..', suara Pak Parno yang juga diburu oleh nafsu birahinya sendiri.
Kepala helm tentara itu akhirnya berhasil menguak gerbangnya. Bibir vaginaku menyerah dan merekah. Menyilahkan kontol Pak Parno menembusnya. Bahkan kini vaginakulah yang aktif menyedotnya, agar seluruh batang kontol gede itu bisa dilahapnya.
Uuhh .. aku merasakan nikmat desakan batang yang hangat panas memasuki lubang kemaluanku. Sesak. Penuh. Tak ada ruang dan celah yang tersisa. Daging panas itu terus mendesak masuk. Rahimku terasa disodok-sodoknya. Kontol itu akhirnya mentok di mulut rahimku. Terus terang belum pernah se-umur-umurku rahimku ngrasain disentuh kontol Mas Adit. Dengan sisa ruang yang longgar, kontol suamiku itu paling-paling menembus ke vaginaku sampai tengahnya saja. Saat dia tarik maupun dia dorong aku tidak merasakan sesak atau penuh seperti sesak dan penuhnya kontol Pak Parno mengisi rongga vaginaku saat ini.
Kemudian Pak Parno mulai melakukan pemompaan. Ditariknya pelan kemudian didorongnya. Ditariknya pelan kembali dan kembali didorongnya. Begitu dia ulang-ulangi dengan frekewnsi yang makin sering dan makin cepat. Dan aku mengimbangi secara reflek. Pantatku langsung pintar. Saat Pak Parno menarik kontolnya, pantatku juga menarik kecil sambil sedikit ngebor. Dan saat Pak Parno menusukkan kontolnya, pantatku cepat menjemputnya disertai goyangan igelnya.
Demikian secara beruntun, semakin cepat, semakin cepat, cepat, cepat, cepat, cepat, cepaatt ..ceppaatt. Payudaraku bergoncang-goncang, rambutku terburai, keringatku, keringat Pak Parno mengalir dan berjatuhan di tubuh masing-masing, mataku dan mata Pak Parno sama-sama melihat keatas dengan menyisakan sedikit putih matanya. Goncangan makin cepat itu juga membuat ranjang kokoh itu ikut berderak-derak. Lampu-lampu nampak bergoyang, semakin kabur, kabur, kabur. Sementara rasa nikmat semakin dominan. Seluruh gerak, suara, nafas, bunyi, desah dan rintih hanyalah nikmat saja isinya.
'Mirnaa .. Ayyoo.. Enakk nggak kontol padee Mirr, enak yaa.. enak Mirr .. ayyoo bilangg enak mana sama kontol si Adit .. Ayoo Mirr enak mana sama kontol suamimu ayoo bilangg ayyoo enakan manaa ..', Pak Parno meracau.
'Pakee .. enhaakk.. pakee.. Enhakk kontol pakee .. Panjangg .. Uhh gedhee bangett .. pakee.. Enakan kontol Pak Parnoo ..'.
Pada akhirnya aku mendapat orgasmeku 2 kali secara berturut-turut. Itu yang ibu-ibu sering sebut sebagai multi orgasme. Bukan mainn .. hanya dari Pak Parno aku bisa meraih multi orgasmeku inii .. Oohh Pak Parnoo.. terima kasihh .. Pak Parno mau memuaskan akuu.. Sekarangg ayoo .. Pakee biar aku yang memuaskan kamuu ..
Dan kontol Pak Parno aku rasakan berdenyut keras dan kuat sekali.. Kemudian menyusul denyut-denyut berikutnya. Pada setiap denyutan aku rasakan vaginaku sepertinya disemprot air kawah yang panas. Sperma Pak Parno berkali-kali muntah di dalam vaginaku.
Uhh .. Aku jadi lemess bangett .. Nggak pernah sebelumnya aku capek bersanggama. Kali ini seluruh urat-urat tubuhku serasa di lolosi. Dengan telanjang bulat kami sama telentang di ranjang motel ini. Di sinilah akhirnya terjadi untuk pertama kalinya aku serahkan nonokku beserta seluruh tubuhku kepada lelaki bukan suamiku, Pak Parno. Dan aku heran .. pada akhirnya.. tak ada rasa sesal sama sekali dari hatiku pada Mas Adit. Aku sangat ikhlaskan apa yang telah aku serahkan pada Pak Parno tadi. Dan dalam kenyataan aku mendapatkan imbalan kepuasan dari Pak Parno yang sangat hebat.
Di motel ini aku mengalami 3 kali orgasme. Dua kali beruntun aku mengalami orgasme dalam satu kali persetubuhan dan yang pertama sebelumnya, yang hanya dengan gumulan, ciuman dan jilatan Pak Parno di ketiakku sembari tangannya ngobok-obok kemaluanku aku bisa mendapatkan orgasme yang sangat memberikan kepuasan pada libidoku. Hal itu mungkin disebabkan karena adanya sensasi-sensasi yang timbul dari sikap penyelewengan yang baru sekali ini aku lakukan. Yaa.. pada akirnya aku toh berhak mendapatkannya .. tanpa menunggu Mas Adit yang sangat egois.
Sesungguhnya aku ingin tinggal lebih lama lagi di tempat birahi ini, namun Pak Parno mengingatkan bahwa waktu bernikmat-nikmat yang pertama kali kami lakukan ini sudah cukup lama. Pak Parno khawatir orang-orang rumah menunggu dan bertanya-tanya. Pak Parno mengajak selekasnya kami meninggalkan tempat ini dan kembali menyelesaikan pekerjaan yang telah kami sanggupi pada Mbak Surti dalam rangka membantu hajatannya.
Setelah kami mandi dan membersihkan tanda-tanda yang kemungkinan mencurigakan, kami kembali ke jalanan. Ternyata kemacetan jalan menuju ke Senen ini sangat parah di siang hari ini. Dengan adanya pembangunan jembatan layang pada belokan jalan di Galur, antrean mobil macet sudah terasa mulai dari pasar Cempaka Putih. Mobil Pak Parno serasa merangkak. Untung AC mobilnya cukup dingin sehingga panasnya Jakarta tidak perlu kami rasakan.
Sepanjang kemacetan ini pikiranku selalu kembali pada peristiwa yang barusan aku alami bersama Pak Parno tadi. Lelaki tua ini memang hebat. Dia sangat kalem dan tangguh. Dia sangat sabar dan berpengalaman menguasai perempuan. Dialah yang terbukti telah memberikan padaku kepuasan seksual. Paduan kesabaran, tampilan yang tegap tubuhnya serta kontol gedenya yang indah membuat aku langsung takluk secara iklas padanya. Aku telah serahkan seluruh tubuhku padanya. Dan Pak Parno tidak sekedar menerimanya untuk kepentingannya sendiri, tetapi dia sekaligus membuktikan bahwa kenikmatan hubungan seksual yang sebenar-benarnya adalah apabila pihak lelaki dan pihak perempuannya bisa mendapatkan kepuasannya secara adil dan setara. Dan aku merasakannya .. tapi .. Benar adilkah ..?
Ah .. pertanyaan itu tiba-tiba mengganguku. Tiba-tiba terlintas dalam pikiranku bahwa dari hubungan badan tadi, aku berhasil merasakan orgasmeku hingga 3 kali. Sementara Pak Parno hanya mengeluarkan spermanya sekali saja. Artinya dia meraih kepuasan dalam hubungan seksual dengan aku tadi hanya sekali. Ahh ..adakah hal ini menjadi masalah untuk hubunganku dengan Pak Parno selanjutnya ..? Kenapa dia banyak diam sejak keluar dari motel tadi ..?
Aku menjadi gelisah, aku kasihan pada Pak Parno apabila dia masih menyimpan dorongan birahinya. Apabila belum seluruh cairan birahinya secara tuntas tertumpah. Bukankah hal demikian itu bagi lelaki akan menimbulkan semacam kegelisahan ..? Apa yang harus aku lakukan ..??
'Pak, tadi puas nggak Pak..?', aku memberanikan diri untuk bertanya.
'Bukan main Dik Mar, aku sungguh sangat puas', begitu jawabnya.
Suatu jawaban yang sangat santun yang justru semakin besar kekhawatiranku. Jawaban macam itu pasti akan keluar dari setiap 'gentlemen'. Aku harus amati dari sudut yang lain. Kulihat dibawah kemudi Kijangnya. Nampak celananya masih menggunung. Artinya kontolnya masih ngaceng. Aku nekat. Kuraba saja tonjolan celananya itu.
'Ininya koq masih ngaceng Pak? Masih pengin yaa?? Tadi masih mau lagi yaa??', sambil tanganku terus memijiti gundukkan itu. Dan terbukti semakin membesar dan mengeras.
Pak Parno diam saja. Aku tahu pasti dia menikmati pijatanku ini. Aku teruskan. Tanganku meremasi, mengurut-urut.
'Hheehh ..dik Marr .. enak sekali tangan Dik Marr yaa..'.
Biarlah, biarlah aku akan selalu memberikan yang aku bisa. Dengan berbagai style, tanganku terus meremasi dan mijit gundukkan kontol itu. Tetapi lama kelamaan justru tanganku sendiri makin menikmati kenikmatan memijit-mijit itu. Dan semakin lama justru aku yang nyata semakin kelimpungan. Aku kenang kembali kontol gede ini yang 40 menit yang lalu masih menyesaki kemaluanku. Yang tanpa meninggalkan celah sedikitpun memenuhi rongga vaginaku. Dan ujungnya ini yang untuk pertama kalinya bisa mentok ke dinding rahimku.. ah nikmatnya ..
'Pakee.. Aku pengin lagii ..', aku berbisik dengan setengah merintih.
'Kita cari waktu lagi Dik Mar .., gampang.., Dik Mar khan bisa bilang pada Mas Adit, mau ke Carrefour atau ke Mangga Dua cari barang apa.. gitu'.
'Iyaa siihh.. Boleh dibuka ya Pak. Aku pengin lihat lagi nih jagoan Pak ..', sambil aku melempar senyum serta melirikkan mataku ke Pak Parno melihat reaksinya.
'Boleehh ..', dia jawab tanpa melihat ke aku, karena keramaian lalu lintas yang mengharuskan Pak Parno berkonsentrasi.
Tanganku sigap. Pertama-tama kukendorkan dulu ikat pinggangnya. Kemudian kubuka kancing utamanya. Selanjutnya kuraih resluitingnya hingga nampak celana dalamya yang kebiruan. Di belakang celana dalam itu membayang alur daging sebesar pisang tanduk yang mengarah ke kanan. Oouu.. ini kali yang namanya stir kanan.. Kalau stir kiri, mengarahnya kekiri tentunya.
Dengan tidak sabar kubetot kontol Pak Parno dari sarangnya. Melalui pinggiran kanan celana dalamnya, kontol Pak Parno mencuat keluar. Gede, panjang, kepalanya yang bulat berkilatan. Dan pada ujung kepala itu ada secercah titik bening. Oooww ..baru sekarang aku berkesempatan memperhatikan kontol ini dari jarak yang sangat dekat, bahkan dalam genggamanku.
Rupanya precum Pak Parno telah terbit di ujung kepalanya. Precum itu muncul dari lubang kencingnya. Uuuhh .. indahnyaa .. bisakah aku nggak bisa menahan diri ..??
'Pak Parno pengin khan..??', kembali aku berbisik.
'Heehh .. Dik Mar mau bantu Pak Parno nih ..??', jawaban yang disertai pertanyaan balik.
'Gimana bantunya Pak.., berhenti duluu .. Cari tempat lagii .. Hayoo..', jawabanku enteng.
'Nggak begitu Dik Mar, kita nggak mungkin berhenti lagi. Ya ini khan macet nih jalanan. Maksudku, apakah .. eehh .. Dik Mar marah nggak kalau aku bilang ini ..??'.
'Nggak pa pa Pak, saya rela koq, dan saya pengin bantu bener-bener, Pak'.
'Dik Mar pernah mengisep punya Mas Adit khan?'.
'Ooo.. Kk.. kaalau ii.. ttuu terus terang aku belum pernah Pak.., kalau lihat punya Mas Adit rasanya aku geli gituu.. jijikk gituu ..'.
'Kalau lihat punya saya inii.?', dia terus mendesak dengan pertanyaan yang terus terang aku nggak bisa menjawab secara cepat.
Masalahnya aku dihadapkan pada sesuatu hal yang bener-bener belum pernah aku lakukan, bahkan pun dalam khayalan seksualku. Pasti yang Pak Parno inginkan adalah aku mau mengisep-isep kontolnya itu, yaa khan? Tapi aku juga berpikir cepat .. Tadi sewaktu di motel, Pak Parno membenamkan wajahnya ke selangkanganku tanpa risah-risih. Kemudian dijilatinya vaginaku, kelentitku, lubang kemaluanku. Dia juga menelan cairan-cairan birahiku. Aku jadi ingat prinsip adil dan setara yang aku sebutkan di atas tadi.
Mestinya aku yaa.. nggak usah ragu-ragu untuk berlaku mengimbangi apa yang telah dilakukan Pak Parno padanya. Dia telah menjilati, menyedoti kemaluanku. Dan aku sangat menikmati jilatan dahsyatnya. Dan sekarang Pak Parno seakan menguji padaku. Bisakah aku bertindak adil dan setara juga pada dia. Aku membayangkan kontol itu di mulutku ..
'Dik Mar, sperma itu sehat lhoo, bersih, steril.. dan banyak vitaminnya. Itu dokter ahli lho yang ngomong. Cobalah, kontol Pak Parno ini pasti sedap kalau Dik Mar mengulumnya.. ', aku sepertinya mendengar sebuah permohonan.
Aku kasihan juga pada Pak Parno. Mungkin dia sudah mengharapkan sejak awal jalan bersama dari rumah tadi. Mungkin bahkan dia sudah mengharapkan jauh beberapa waktu yang lalu. Dan kini saat aku sudah berada disampingnya harapan itu nggak terkabul. Ah, aku jadi iba .. Kulihat kembali kontol indah Pak Parno. Yaa.. benar-benar indah..apa artinya indah itu .. Kalau memang itu indah ..sudah semestinya kalau aku menyukainya ..dan kalau aku menyukainya .. mestinya aku nggak jijik ataupun geli .. Dan lihat precum itu.. Juga indah khan, bening, murni, dan mungkin juga wangi ..dan asin .. Dan.. Banyak lho yang sangat menyukainya .., menjilatinya, meminumnya ..
Tahu-tahu aku sudah merunduk, mendekatkan wajahku, mendekatkan bibirku ke kontol Pak Parno yang indah itu. Dan tanpa banyak tanya lagi aku telah mengambil keputusan .. Ah,.. ujung lidahku kini menyentuh, menjilat dan merasakan lendir lembut dan bening milik Pak Parno. Yaahh .. asinnya yang begitu lembutt..
'Dik Maarr .. Uhh enakk bangett sihh ..', kepalaku dielus-elusnya. Dan dia sibakkan rambutku agar tidak menggangu keasyikanku. Dan selanjutnya dengan penuh semangat aku mengkulum kontol Pak Parno di mobil yang sempit itu. Kemudian Pak Parno sedikit memundurkan tempat duduknya.
'Dik Marr .. Terus Dik Marr .. Kamu pinter banget siihh .. uuhh Dik Marr..', aku terus memompa dengan lembut. Banyak kali aku mengeluarkan kepala itu dari mulutku.. Aku menjilati tepi-tepinya .. Pada pangkal kepala ada alur semacam cincin atau bingkai yang mengelilingi kepala itu. Dan sobekan lubang kencingnya itu .. kujilati habis-habisan ..
'Marr.. enak bangett .. akau mau keluar nihh Dik Marr .. Aku mau keluar nihh ..', aku tidak menghiraukan kata-katanya, mungkin maksudnya peringatan untukku, jangan sampai air maninya tumpah di mulutku. Dia masih khawatir bahwa mungkin aku belum bisa menerimanya.
Tetapi apa yang terjadi padaku kini sudah langsung berbalik 180 derajat. Rasanya justru aku kini yang merindukannya. Dan aku memang merindukannya. Aku pengin banget merasakan sperma seorang lelaki langsung tumpah dari kontolnya langsung ke mulutku. Dan lelaki itu adalah Pak Parno, yang bukan suamiku sendiri. Aku terus menjilati, menyedoti. Batangnya, pangkalnya, pelernya, sejauh bisa bibir atau lidahku meraihnya, disebabkan tempat yang sempit ini, semua bagian kontolnya itu aku rambah dengan mulutku.
Dan pengalaman pertama itu akhirnya hadir. Saat mulutku mengkulum batangan gede panjang milik Pak Parno itu, aku rasakan kembali ada kedutan besar dan kuat. Kedutan itu kemudian disusul dengan kedutan-kedutan berikutnya. Kalau yang aku rasakan di motel tadi kedutan-kedutan kontol Pak Parno dalam lubang vaginaku, sekarang hal itu aku rasakan di rongga mulutku. Kontol Pak Parno memuntahkan laharnya. Cairan, atau tepatnya lendir yang hangat panas nyemprot langit-langit rongga mulutku. Sperma Pak Parno tumpah memenuhi mulutku. Entah berapa kali kedutan tadi. Tetapi sperma dalam mulutku ini nggak sempat aku telan seluruhnya karena saking banyaknya.
Sperma Pak Parno berleleran di pipiku, daguku, bahkan juga ke kening dan rambut panjangku. Kontol Pak Parno masih berkedut-kedut saat kukeluarkan dari mulutku. Dan aku raih kembali untuk kuurut-urut agar semua sperma yang tersisa bisa terkuras keluar. Mulutku langsung menyedotinya. Sekali lagi, pengalaman pertama nyeleweng ini benar-benar memberiku daftar panjang hal-hal baru yang sangat sensasional bagiku. Dan aku makin merasa pasti, hal-hal itu nggak mungkin aku dapatkan dari Mas Adit, suamiku tercinta.
Sesuai rencana, aku diturunkan di Pasar Senen oleh Pak Parno. Sungguh aku keberatan untuk perpisahan ini. Kugenggam tangannya erat-erat, untuk menunjukkan betapa besarnya arti Pak Parno bagiku. Aku berjalan dengan gontai saat menuju toko kertas dekorasi itu.
Saat aku turun dari taksi sesampai di rumah, Mbak Surti nampak cemberut. Aku biarkan. Pada temen yang lain aku bilang banyak bahan yang aku cari stoknya habis sehingga aku menunggu cukup lama. Di ujung jalan sana kulihat mobil Kijang Pak Parno. Mungkin sudah lama lebih dahulu nyampai di kompleks. Orang-orang pemasang tenda dan pengatur sound system sudah mulai melaksanakan tugasnya. 2 jam lagi acara akan dimulai.
Aku pamit pulang sebentar, untuk menengok rumah. Mas Adit belum pulang. Aku mandi lagi sambil mengenang peristiwa indah yang kualami sekitar 2,5 jam yang lalu. Saat sabunku menyentuh kemaluanku, masih tersisa rasa pedih pada bibirnya. Mungkin jembut Pak Parno tersangkut saat kontolnya keluar masuk menembus memekku. Dan itu biasanya menimbulkan luka kecil yang terasa pedih pada bibir vaginaku saat terkena sabun seperti ini.
Jakarta, 25 Maret 2003
Tamat
Selingkuh dengan ketua RT - 2
Saat kembali ke peraduan kulihat Pak Parno sudah telentang di ranjang.
Agak malu-malu aku masuk ke kamar tidur ini, apalagi setelah melihat
sosok tubuh Pak Parno itu. Dia menatapku dari ekor matanya, kemudian
memanggil, 'Sini Dik Mar .. ', uh uh .. Omongan seperti itu .. masuk
ketelingaku pada saat macam begini ..aku merasakan betapa sangat
terangsang seluruh syaraf-syaraf libidoku. Aku, istri yang sama sekali
belum pernah disentuh lelaki lain kecuali suamiku, hari ini dengan
edannya berada di kamar motel dengan seseorang, yaitu Pak Parno, yang
Pak RT kompleks rumahku, yang bahkan jauh lebih tua dari suamiku, bahkan
hampir 2 kali usiaku sendiri. Dan panggilanya yang ..'Sini Dik Mar',
itu .. terasa sangat erotis di telingaku.
Aku inilah yang disebut istri nyeleweng. Aku inilah istri yang selingkuh..uh uh uh .. Kenapa begitu dahsyat birahi yang melandaku kini. Birahi yang didongkrak oleh pengertiannya akan makna selingkuh dan aku tetap melangkah ke dalamnya. Birahi yang dibakar oleh pengertian nyeleweng dan aku terus saja melanggarnya. Uhh .. aku nggak mampu menjawab semuanya kecuali rasa pasrah yang menjalar .. Dan saat aku rubuh ke ranjang itu, yang kemudian dengan serta merta Pak Parno menjemputku dengan dekapan dan rengkuhan di dadanya, aku sudah benar-benar tenggelam dalam pesona dahsyatnya istri yang nyeleweng dan selingkuh, yang menunggu saat-saat lanjutannya yang akan dipenuhi kenikmatan dan gelinjang yang pasti sangat hebat bagi istri penyeleweng pemula macam aku ini.
'Dik Mar .. Aku sudah lama merindukan Dik Mar ini. Setiap kali aku lihat itu gambar bintang film Sarah Ashari yang sangat mirip Dik Mar .. Hatiku selalu terbakar .. Kapann aku bisa merangkul Dik Mar macam ini ..'.
Bukan main ucapan Pak Parno. Telingaku merasakan seperti tersiram air sejuk pegunungan. Berbunga-bunga mendengar pujian macam itu. Dan semakin membuat aku rela dan pasrah untuk digeluti Pak Parno yang gagah ini. Pak Parnoo ..Kekasihkuu.. Dia balik dan tindih tubuhku.
Dia langsung melahap mulutku yang gelagapan kesulitan bernafas. Dia masukkan tangannya ke blusku. Dirangkulinya tubuhku, ditekankannya bibirnya lebih menekan lagi. Disedotnya lidahku. Disedotnya sekaligus juga ludahku. Sepertinya aku dijadikan minumannya. Dan sungguh aku menikmati kegilaannya ini. Kemudian tangannya dia alihkan, meremasi kedua susuku yang kemudian dilepaskannya pula. Ganti bibirnyalah yang menjemput susuku dan puting-putingnya. Dia jilat dan sedotin habis-habisan. Dan yang datang padaku adalah gelinjang dari saraf-sarafku yang meronta. Aku nggak mampu menahan gelinjang ini kecuali dengan rintihan yang keluar dari mulutku ..Pakee ..Pakee .. Pakee ..ampun nikmattnya Pakee..
Tangannya yang lepas dari susuku turun untuk meraih celana jeansku. Dilepasi kancing celanaku dan dibuka resluitingnya. Tangannya yang besar dan kasar itu mendorongnya hingga celanaku merosot ke paha. Kemudian tangan itu merogoh celana dalamku. Aaaiiuuhh.. tak terperikan kenikmatan yang mendatangi aku. Aku tak mampu menahan getaran jiwa dan ragaku. Saat-saat jari-jari kasar itu merabai bibir kemaluanku dan kemudian meremasi kelentitku ..aku langsung melayang ke ruang angkasa tak bertepi. Kenikmatan .. sejuta kenikmatan .. ah .. Selaksa juta kenikmatan Pak Parno berikan padaku lewat jari-jari kasarnya itu.
Jari-jari itu juga berusaha menusuk lubang vaginaku. Aku rasakan ujungnya-unjungnya bermain di bibir lubang itu. Cairan birahiku yang sudah menjalar sejak tadi dia toreh-toreh sebagai pelumas untuk memudahkan masuknya jari-jarinya menembusi lubang itu. Dengan bibir yang terus melumati susuku dan tangannya merangsek kemaluanku dengan jari-jarinya yang terus dimainkan di bibir lubang vaginaku ..Ohh.. kenapa aku ini ..Ooohh.. Mas Adit .. maafkanlah akuu .. Ampunilahh .. istrimu yang nggak mampu mengelak dari kenikmatan tak bertara ini .. ampunilah Mas Adit .. aku telah menyelewengg .. aku nggak mampuu maass ..
Pak Parno terus menggumuli tubuhku. Blusku yang sudah berantakan memudahkan dia merangsek ke ketiakku. Dia jilati dan sedoti ketiakku. Dia nampak sekali menikmati rintihan yang terus keluar dari bibirku. Dia nampaknya ingin memberikan sesuatu yang nggak pernah aku dapatkan dari suamiku. Sementara jari-jarinya terus menusuki lubang vaginaku. Dinding-dindingnya yang penuh saraf-saraf peka birahi dia kutik-kutik, hingga aku serasa kelenger kenikmatan. Dan tak terbendung lagi, cairan birahiku mengalir dengan derasnya.
Yang semula satu jari, kini disusulkan lagi jari lainnya. Kenikmatan yang aku terimapun bertambah. Pak Parno tahu persis titik-titik kelemahan wanita. Jari-jarinya mengarah pada G-spotku. Dan tak ayal lagi. Hanya dengan jilatan di ketiak dan kobokan jari-jari di lubang vagina aku tergiring sampai titik dimana aku nggak mampu lagi membendungnya. Untuk pertama kali disentuh lelaki yang bukan suamiku, Pak Parno berhasil membuatku orgasme.
Saat orgasme itu datang, kurangsek balik Pak Parno. Kepalanya kuraih dan kuremasi rambutnya. Kupeluk tubuhnya erat-erat dan kuhunjamkan kukuku ke punggungnya. Aku nggak lagi memperhitungkan bagaimana luka dan rasa sakit yang ditanggung Pak Parno. Pahaku menjepit tangannya, sementara pantatku mengangkat-angkat menjemputi tangan-tangan itu agar jarinya lebih meruyak ke lubang vaginaku yang sedang menanggung kegatalan birahi yang amat sangat. Tingkahku itu semua terus menerus diiringi racau mulutku.
Dan saat orgasme itu memuncratkan cairan birahiku aku berteriak histeris. Tangan-tanganku menjambret apa saja yang bisa kuraih. Bantalan ranjang itu teraduk. Selimut tempat tidur itu terangkat lepas dan terlempar ke lantai. Kakiku mengejang menahan kedutan vaginaku yang memuntahkan spermaku. "Sperma" perempuan yang berupa cairan-cairan bening yang keluar dari kemaluannya. Keringatku yang mengucur deras mengalir ke mataku, ke pipiku, kebibirku. Kusibakkan rambutku untuk mengurangi gerahnya tubuhku dalam kamar ber AC ini.
Saat telah reda, kurasakan tangan Pak Parno mengusap-usap rambutku yang basah sambil meniup-niup dengan penuh kasih sayang. Uh .. Dia yang ngayomi aku. Dia eluskan tangannya, dia sisir rambutku dengan jari-jarinya. Hawa dingin merasuki kepalaku. Dan akhirnya tubuhku juga mulai merasai kembali sejuknya AC kamar motel itu.
'Dik Mar, Dik Mar hebat banget yaa hh.. Istirahat dulu yaa..?!, Saya ambilkan minum dulu yaahh ..', suara Pak Parno itu terasa menimbulkan rasa yang teduh. Aku nggak kuasa menjawabnya. Nafasku masih ngos-ngosan. Aku nggak pernah menduga bahwa aku akan mendapatkan kenikmatan sehebat ini. Kamar motel ini telah menyaksikan bagaimana aku mendapatkan kenikmatan yang pertama kalinya saat aku menyeleweng dari kesetiaanku pada Mas Adit suamiku untuk disentuhi dan digumuli oleh Pak Parno, Pak RT kampungku, yang bahkan juga sering jadi lawan main catur suamiku di saat-saat senggang. Mas Adit .. Ooohh .. maass ..maafkanlah aakuu .. maass..
Sementara aku masih terlena di ranjang dan menarik nafas panjang sesudah orgasmeku tadi, Pak Parno terus menciumi dan ngusel-uselkan hidungnya ke pinggulku, perutku. Bahkan lidah dan bibirnya menjilati dan menyedoti keringatku. Tangannya tak henti-hentinya merabai selangkanganku. Aku terdiam. Aku perlu mengembalikan staminaku. Mataku memandangi langit-langit kamar motel itu. Menembusi atapnya hingga ke awang-awang. Kulihat Mas Adit sedang sibuk di depan meja gambarnya, sebentar-sebentar stip Staedler-nya menghapus garis-garis potlod yang mungkin disebabkan salah tarik.
Mungkin semua ini hanyalah soal perlakuan. Hanyalah perlakuan Mas Adit yang sepanjang perkawinan kami tidak sungguh-sungguh memperhatikan kebutuhan biologisku. Lihat saja Pak Parno barusan, hanya dengan lumatan bibirnya pada ketiakku dan kobokkan jari-jarinya yang menari-nari di kemaluanku, telah mampu memberikan padaku kesempatan meraih orgasmeku. Sementara kamu Mas, setiap kali kamu menggumuliku segalanya berjalan terlampau cepat, seakan kamu diburu-buru oleh pekerjaanmu semata. Kamu peroleh kepuasanmu demikian cepat.
Sementara saat nafsuku tiba dengan menggelegak, Mas Adit sudah turun dari ranjang dengan alasan ada yang harus diselesaikan, si anu sudang menunggu, atau si anu besok mau pergi dan sebagainya. Kamu ternyata sekali sangat egois. Kamu biarkan aku tergeletak menunggu sesuatu yang tak pernah datang. Menunggu Mas Adit yang hanya memikirkan kebutuhannya sendiri. Yang aku nggak tahu kapan itu datangnya .. Sepertinya aku menunggu Godotku .., menunggu sesuatu yang aku tahu nggak akan pernah datang padaku ..
'Dik Marni capek ya ..', bisikkan Pak Parno membangunkan aku dari lamunan.
'Nggak Pak. Lagi narik napas saja .. Tadi koq nikmat banget yaa .., sedangkan Pak Parno belum ngapa-apain padaku .. Pakee .. Pak Parno juga hebat lhoo .. Baru di utik-utik saja aku sudah kelabakkan .. Hi hi hi ..', aku berusaha membesarkan hati Pak Parno yang telah memberikan kepuasan tak terhingga ini.
Rupanya Pak Parno hanya ingin nge-cek bahwa aku nggak tertidur. Dengan jawabanku tadi dengan penuh semangat dia turun dari ranjang. Dia lepasin sendiri kemejanya, celana panjangnya dan kemudian celana dalamnya. Baru pertama kali ini aku melihat lelaki lain telanjang bulat di depanku selain Mas Adit suamiku. Wuuiihh .. aku sangat tergetar menyaksikan tubuh Pak Parno.
Pada usianya yang lebih dari 55 tahun itu, sungguh Pak Parno memiliki tubuh yang sangat seksi bagi para wanita yang memandangnya. Perutnya nggak nampak membesar, dengan otot-otot perut yang kencang. Bukit dadanya yang sangat menantang menunggu gigitan dan jilatan perempuan-perempuan binal. Dan yang paling membuatku serasa pingsan adalah .. kontolnya .. Aku belum pernah melihat kontol lelaki lain .. Kontol Pak Parno sungguh-sungguh merupakan kontol yang sangat mempesona dalam pandanganku saat ini. Kontol itu besar, panjang, keras hingga nampak kepalanya berkilatan dan sangat indah. Kepalanya yang tumpul seperti helm tentara Nazi, sungguh merupakan paduan erotis dan powerful. Sangat menantang. Dengan sobekan lubang kencing yang gede, kontol itu seakan menunggu mulut atau kemaluan para perempuan yang ingin melahapnya.
Sesudah telanjang Pak Parno juga menarik pakaianku, celana jeansku yang sedari tadi masih di separoh kakiku, kemudian blus serta kutangku dilepasnya. Kini aku dan Pak Parno sama-sama telanjang bulat. Pak Parno rebah di antara pahaku. Dia langsung nyungsep di selangkanganku. Lidahnya menjilati kemaluanku. Waduuiihh .. Ampunn .. Kenapa cara begini ini nggak pernah aku dapatkan dari Mas Aditt ..
Lidah kasar Pak Parno menusuk dan menjilati vaginaku. Bibir-bibir kemaluanku disedotinya. Ujung lidahnya berusaha menembusi lubang vaginaku. Pelan-pelan nafsuku terpancing kembali. Lidah yang menusuk lubang vaginaku itu membuat aku merasakan kegatalan yang hebat. Tanpa kusadari tanganku menyambar kepala Pak Parno dan jariku meremasi kembali rambutnya sambil mengerang dan mendesah-desah untuk kenikmatan yang terus mengalir. Tanganku juga menekan-nekan kepala itu agar tenggelam lebih dalam ke selangkanganku yang makin dilanda kegatalan birahi yang sangat. Pantatku juga ikut naik-naik menjemput lidah di lubang vaginaku itu.
Tak lama kemudian, Pak Parno memindahkan dan mengangkat kakiku untuk ditumpangkan pada bahunya. Posisi seperti itu merupakan posisi yang paling mudah bagi Pak Parno maupun bagi aku. Dengan sedikit tenaga aku bisa mendesak-desakkan kemaluanku ke mulut Pak Parno, dan sebaliknya Pak Parno tidak kelelahan untuk terus menciumi kemaluanku. Terdengar suara kecipak mulut Pak yang beradu dengan bibir kemaluanku. Dan desahan Pak Parno dalam merasakan nikmatnya kemaluanku tak bisa disembunyikan.
Posisi ini membuat kegatalan birahiku semakin tak terhingga hingga membuat aku menggeliat-geliat tak tertahankan. Pak Parno sibuk memegang erat-erat kedua pahaku yang dia panggul. Aku tidak mampu berontak dari pegangannya. Dan sampai pada akhirnya dimana Pak Parno sendiri juga tidak tahan. Rintihan serta desahan nikmat yang keluar dari mulutku merangsang nafsu birahi Pak Parno tidak bisa terbendung.
Sesudah menurunkan kakiku, Pak Parno langsung merangkaki tubuhku. Digenggamnya kontolnya, diarahkan secara tepat ke lubang kemaluanku. Aku sungguh sangat menunggu detik-detik ini. Detik-detik dimana bagiku untuk pertama kalinya aku mengijinkan kontol orang lain selain suamiku merambah dan menembus memekku. Seluruh tubuhku kembali bergetar, seakan terlempar ke-awang-awang. Sendi-sendiku bergetar .. menunggu kontol Pak Parno menembus kemaluanku .. Aku hanya bisa pasrah .. Aku nggak mampu lagi menghindar dari penyelewengan penuh nikmat ini .. Maafin aku Mas Adit ..
Bersambung ...
Aku inilah yang disebut istri nyeleweng. Aku inilah istri yang selingkuh..uh uh uh .. Kenapa begitu dahsyat birahi yang melandaku kini. Birahi yang didongkrak oleh pengertiannya akan makna selingkuh dan aku tetap melangkah ke dalamnya. Birahi yang dibakar oleh pengertian nyeleweng dan aku terus saja melanggarnya. Uhh .. aku nggak mampu menjawab semuanya kecuali rasa pasrah yang menjalar .. Dan saat aku rubuh ke ranjang itu, yang kemudian dengan serta merta Pak Parno menjemputku dengan dekapan dan rengkuhan di dadanya, aku sudah benar-benar tenggelam dalam pesona dahsyatnya istri yang nyeleweng dan selingkuh, yang menunggu saat-saat lanjutannya yang akan dipenuhi kenikmatan dan gelinjang yang pasti sangat hebat bagi istri penyeleweng pemula macam aku ini.
'Dik Mar .. Aku sudah lama merindukan Dik Mar ini. Setiap kali aku lihat itu gambar bintang film Sarah Ashari yang sangat mirip Dik Mar .. Hatiku selalu terbakar .. Kapann aku bisa merangkul Dik Mar macam ini ..'.
Bukan main ucapan Pak Parno. Telingaku merasakan seperti tersiram air sejuk pegunungan. Berbunga-bunga mendengar pujian macam itu. Dan semakin membuat aku rela dan pasrah untuk digeluti Pak Parno yang gagah ini. Pak Parnoo ..Kekasihkuu.. Dia balik dan tindih tubuhku.
Dia langsung melahap mulutku yang gelagapan kesulitan bernafas. Dia masukkan tangannya ke blusku. Dirangkulinya tubuhku, ditekankannya bibirnya lebih menekan lagi. Disedotnya lidahku. Disedotnya sekaligus juga ludahku. Sepertinya aku dijadikan minumannya. Dan sungguh aku menikmati kegilaannya ini. Kemudian tangannya dia alihkan, meremasi kedua susuku yang kemudian dilepaskannya pula. Ganti bibirnyalah yang menjemput susuku dan puting-putingnya. Dia jilat dan sedotin habis-habisan. Dan yang datang padaku adalah gelinjang dari saraf-sarafku yang meronta. Aku nggak mampu menahan gelinjang ini kecuali dengan rintihan yang keluar dari mulutku ..Pakee ..Pakee .. Pakee ..ampun nikmattnya Pakee..
Tangannya yang lepas dari susuku turun untuk meraih celana jeansku. Dilepasi kancing celanaku dan dibuka resluitingnya. Tangannya yang besar dan kasar itu mendorongnya hingga celanaku merosot ke paha. Kemudian tangan itu merogoh celana dalamku. Aaaiiuuhh.. tak terperikan kenikmatan yang mendatangi aku. Aku tak mampu menahan getaran jiwa dan ragaku. Saat-saat jari-jari kasar itu merabai bibir kemaluanku dan kemudian meremasi kelentitku ..aku langsung melayang ke ruang angkasa tak bertepi. Kenikmatan .. sejuta kenikmatan .. ah .. Selaksa juta kenikmatan Pak Parno berikan padaku lewat jari-jari kasarnya itu.
Jari-jari itu juga berusaha menusuk lubang vaginaku. Aku rasakan ujungnya-unjungnya bermain di bibir lubang itu. Cairan birahiku yang sudah menjalar sejak tadi dia toreh-toreh sebagai pelumas untuk memudahkan masuknya jari-jarinya menembusi lubang itu. Dengan bibir yang terus melumati susuku dan tangannya merangsek kemaluanku dengan jari-jarinya yang terus dimainkan di bibir lubang vaginaku ..Ohh.. kenapa aku ini ..Ooohh.. Mas Adit .. maafkanlah akuu .. Ampunilahh .. istrimu yang nggak mampu mengelak dari kenikmatan tak bertara ini .. ampunilah Mas Adit .. aku telah menyelewengg .. aku nggak mampuu maass ..
Pak Parno terus menggumuli tubuhku. Blusku yang sudah berantakan memudahkan dia merangsek ke ketiakku. Dia jilati dan sedoti ketiakku. Dia nampak sekali menikmati rintihan yang terus keluar dari bibirku. Dia nampaknya ingin memberikan sesuatu yang nggak pernah aku dapatkan dari suamiku. Sementara jari-jarinya terus menusuki lubang vaginaku. Dinding-dindingnya yang penuh saraf-saraf peka birahi dia kutik-kutik, hingga aku serasa kelenger kenikmatan. Dan tak terbendung lagi, cairan birahiku mengalir dengan derasnya.
Yang semula satu jari, kini disusulkan lagi jari lainnya. Kenikmatan yang aku terimapun bertambah. Pak Parno tahu persis titik-titik kelemahan wanita. Jari-jarinya mengarah pada G-spotku. Dan tak ayal lagi. Hanya dengan jilatan di ketiak dan kobokan jari-jari di lubang vagina aku tergiring sampai titik dimana aku nggak mampu lagi membendungnya. Untuk pertama kali disentuh lelaki yang bukan suamiku, Pak Parno berhasil membuatku orgasme.
Saat orgasme itu datang, kurangsek balik Pak Parno. Kepalanya kuraih dan kuremasi rambutnya. Kupeluk tubuhnya erat-erat dan kuhunjamkan kukuku ke punggungnya. Aku nggak lagi memperhitungkan bagaimana luka dan rasa sakit yang ditanggung Pak Parno. Pahaku menjepit tangannya, sementara pantatku mengangkat-angkat menjemputi tangan-tangan itu agar jarinya lebih meruyak ke lubang vaginaku yang sedang menanggung kegatalan birahi yang amat sangat. Tingkahku itu semua terus menerus diiringi racau mulutku.
Dan saat orgasme itu memuncratkan cairan birahiku aku berteriak histeris. Tangan-tanganku menjambret apa saja yang bisa kuraih. Bantalan ranjang itu teraduk. Selimut tempat tidur itu terangkat lepas dan terlempar ke lantai. Kakiku mengejang menahan kedutan vaginaku yang memuntahkan spermaku. "Sperma" perempuan yang berupa cairan-cairan bening yang keluar dari kemaluannya. Keringatku yang mengucur deras mengalir ke mataku, ke pipiku, kebibirku. Kusibakkan rambutku untuk mengurangi gerahnya tubuhku dalam kamar ber AC ini.
Saat telah reda, kurasakan tangan Pak Parno mengusap-usap rambutku yang basah sambil meniup-niup dengan penuh kasih sayang. Uh .. Dia yang ngayomi aku. Dia eluskan tangannya, dia sisir rambutku dengan jari-jarinya. Hawa dingin merasuki kepalaku. Dan akhirnya tubuhku juga mulai merasai kembali sejuknya AC kamar motel itu.
'Dik Mar, Dik Mar hebat banget yaa hh.. Istirahat dulu yaa..?!, Saya ambilkan minum dulu yaahh ..', suara Pak Parno itu terasa menimbulkan rasa yang teduh. Aku nggak kuasa menjawabnya. Nafasku masih ngos-ngosan. Aku nggak pernah menduga bahwa aku akan mendapatkan kenikmatan sehebat ini. Kamar motel ini telah menyaksikan bagaimana aku mendapatkan kenikmatan yang pertama kalinya saat aku menyeleweng dari kesetiaanku pada Mas Adit suamiku untuk disentuhi dan digumuli oleh Pak Parno, Pak RT kampungku, yang bahkan juga sering jadi lawan main catur suamiku di saat-saat senggang. Mas Adit .. Ooohh .. maass ..maafkanlah aakuu .. maass..
Sementara aku masih terlena di ranjang dan menarik nafas panjang sesudah orgasmeku tadi, Pak Parno terus menciumi dan ngusel-uselkan hidungnya ke pinggulku, perutku. Bahkan lidah dan bibirnya menjilati dan menyedoti keringatku. Tangannya tak henti-hentinya merabai selangkanganku. Aku terdiam. Aku perlu mengembalikan staminaku. Mataku memandangi langit-langit kamar motel itu. Menembusi atapnya hingga ke awang-awang. Kulihat Mas Adit sedang sibuk di depan meja gambarnya, sebentar-sebentar stip Staedler-nya menghapus garis-garis potlod yang mungkin disebabkan salah tarik.
Mungkin semua ini hanyalah soal perlakuan. Hanyalah perlakuan Mas Adit yang sepanjang perkawinan kami tidak sungguh-sungguh memperhatikan kebutuhan biologisku. Lihat saja Pak Parno barusan, hanya dengan lumatan bibirnya pada ketiakku dan kobokkan jari-jarinya yang menari-nari di kemaluanku, telah mampu memberikan padaku kesempatan meraih orgasmeku. Sementara kamu Mas, setiap kali kamu menggumuliku segalanya berjalan terlampau cepat, seakan kamu diburu-buru oleh pekerjaanmu semata. Kamu peroleh kepuasanmu demikian cepat.
Sementara saat nafsuku tiba dengan menggelegak, Mas Adit sudah turun dari ranjang dengan alasan ada yang harus diselesaikan, si anu sudang menunggu, atau si anu besok mau pergi dan sebagainya. Kamu ternyata sekali sangat egois. Kamu biarkan aku tergeletak menunggu sesuatu yang tak pernah datang. Menunggu Mas Adit yang hanya memikirkan kebutuhannya sendiri. Yang aku nggak tahu kapan itu datangnya .. Sepertinya aku menunggu Godotku .., menunggu sesuatu yang aku tahu nggak akan pernah datang padaku ..
'Dik Marni capek ya ..', bisikkan Pak Parno membangunkan aku dari lamunan.
'Nggak Pak. Lagi narik napas saja .. Tadi koq nikmat banget yaa .., sedangkan Pak Parno belum ngapa-apain padaku .. Pakee .. Pak Parno juga hebat lhoo .. Baru di utik-utik saja aku sudah kelabakkan .. Hi hi hi ..', aku berusaha membesarkan hati Pak Parno yang telah memberikan kepuasan tak terhingga ini.
Rupanya Pak Parno hanya ingin nge-cek bahwa aku nggak tertidur. Dengan jawabanku tadi dengan penuh semangat dia turun dari ranjang. Dia lepasin sendiri kemejanya, celana panjangnya dan kemudian celana dalamnya. Baru pertama kali ini aku melihat lelaki lain telanjang bulat di depanku selain Mas Adit suamiku. Wuuiihh .. aku sangat tergetar menyaksikan tubuh Pak Parno.
Pada usianya yang lebih dari 55 tahun itu, sungguh Pak Parno memiliki tubuh yang sangat seksi bagi para wanita yang memandangnya. Perutnya nggak nampak membesar, dengan otot-otot perut yang kencang. Bukit dadanya yang sangat menantang menunggu gigitan dan jilatan perempuan-perempuan binal. Dan yang paling membuatku serasa pingsan adalah .. kontolnya .. Aku belum pernah melihat kontol lelaki lain .. Kontol Pak Parno sungguh-sungguh merupakan kontol yang sangat mempesona dalam pandanganku saat ini. Kontol itu besar, panjang, keras hingga nampak kepalanya berkilatan dan sangat indah. Kepalanya yang tumpul seperti helm tentara Nazi, sungguh merupakan paduan erotis dan powerful. Sangat menantang. Dengan sobekan lubang kencing yang gede, kontol itu seakan menunggu mulut atau kemaluan para perempuan yang ingin melahapnya.
Sesudah telanjang Pak Parno juga menarik pakaianku, celana jeansku yang sedari tadi masih di separoh kakiku, kemudian blus serta kutangku dilepasnya. Kini aku dan Pak Parno sama-sama telanjang bulat. Pak Parno rebah di antara pahaku. Dia langsung nyungsep di selangkanganku. Lidahnya menjilati kemaluanku. Waduuiihh .. Ampunn .. Kenapa cara begini ini nggak pernah aku dapatkan dari Mas Aditt ..
Lidah kasar Pak Parno menusuk dan menjilati vaginaku. Bibir-bibir kemaluanku disedotinya. Ujung lidahnya berusaha menembusi lubang vaginaku. Pelan-pelan nafsuku terpancing kembali. Lidah yang menusuk lubang vaginaku itu membuat aku merasakan kegatalan yang hebat. Tanpa kusadari tanganku menyambar kepala Pak Parno dan jariku meremasi kembali rambutnya sambil mengerang dan mendesah-desah untuk kenikmatan yang terus mengalir. Tanganku juga menekan-nekan kepala itu agar tenggelam lebih dalam ke selangkanganku yang makin dilanda kegatalan birahi yang sangat. Pantatku juga ikut naik-naik menjemput lidah di lubang vaginaku itu.
Tak lama kemudian, Pak Parno memindahkan dan mengangkat kakiku untuk ditumpangkan pada bahunya. Posisi seperti itu merupakan posisi yang paling mudah bagi Pak Parno maupun bagi aku. Dengan sedikit tenaga aku bisa mendesak-desakkan kemaluanku ke mulut Pak Parno, dan sebaliknya Pak Parno tidak kelelahan untuk terus menciumi kemaluanku. Terdengar suara kecipak mulut Pak yang beradu dengan bibir kemaluanku. Dan desahan Pak Parno dalam merasakan nikmatnya kemaluanku tak bisa disembunyikan.
Posisi ini membuat kegatalan birahiku semakin tak terhingga hingga membuat aku menggeliat-geliat tak tertahankan. Pak Parno sibuk memegang erat-erat kedua pahaku yang dia panggul. Aku tidak mampu berontak dari pegangannya. Dan sampai pada akhirnya dimana Pak Parno sendiri juga tidak tahan. Rintihan serta desahan nikmat yang keluar dari mulutku merangsang nafsu birahi Pak Parno tidak bisa terbendung.
Sesudah menurunkan kakiku, Pak Parno langsung merangkaki tubuhku. Digenggamnya kontolnya, diarahkan secara tepat ke lubang kemaluanku. Aku sungguh sangat menunggu detik-detik ini. Detik-detik dimana bagiku untuk pertama kalinya aku mengijinkan kontol orang lain selain suamiku merambah dan menembus memekku. Seluruh tubuhku kembali bergetar, seakan terlempar ke-awang-awang. Sendi-sendiku bergetar .. menunggu kontol Pak Parno menembus kemaluanku .. Aku hanya bisa pasrah .. Aku nggak mampu lagi menghindar dari penyelewengan penuh nikmat ini .. Maafin aku Mas Adit ..
Bersambung ...
Jumat, 06 Juni 2014
Selingkuh dengan ketua RT - 1
Aku tinggal di kompleks perumahan BTN di Jakarta. Suamiku termasuk orang
yang selalu sibuk. Sebagai arsitek swasta, tugasnya boleh dibilang
tidak kenal waktu. Walaupun dia sangat mencintaiku, bahkan mungkin
memujaku, aku sering kesepian. Aku sering sendirian dan banyak melamun
membayangkan betapa hangatnya dalam sepi itu Mas Adit, begitu nama
suamiku, ngeloni aku. Saat-saat seperti itu membuat libidoku naik. Dan
apabila aku nggak mampu menahan gairah seksualku, aku ambil buah ketimun
yang selalu tersedia di dapur. Aku melakukan masturbasi membayangkan
dientot oleh seorang lelaki, yang tidak selalu suamiku sendiri, hingga
meraih kepuasan.
Yang sering hadir dalam khayalan seksualku justru Pak Parno, Pak RT di kompleks itu. Walaupun usianya sudah diatas 55 tahun, 20 tahun di atas suamiku dan 27 tahun di atas umurku, kalau membayangkan Pak Parno ini, aku bisa cepat meraih orgasmeku. Bahkan saat-saat aku bersebadan dengan Mas Aditpun, tidak jarang khayalan seksku membayangkan seakan Pak Parnolah yang sedang menggeluti aku. Aku nggak tahu kenapa. Tetapi memang aku akui, selama ini aku selalu membayangkan kemaluan lelaki yang gedee banget. Nafsuku langsung melonjak kalau khayalanku nyampai ke sana. Dari tampilan tubuhnya yang tetap kekar walaupun tua, aku bayangkan kontol Pak Parno juga kekar. Gede, panjang dan pasti tegar dilingkari dengan urat-urat di sekeliling batangnya. Ooohh.., betapa nikmatnya dientot kontol macam itu ..
Di kompleks itu, di antara ibu-ibu atau istri-istri, aku merasa akulah yang paling cantik. Dengan usiaku yang 28 tahun, tinggi 158 cm dan berat 46 kg, orang-orang bilang tubuhku sintal banget. Mereka bilang aku seperti Sarah Ashari, selebrity cantik yang binal adik dari Ayu Ashari bintang sinetron. Apalagi kalau aku sedang memakai celana jeans dengan blus tipis yang membuat buah dadaku yang cukup besar membayang. Hatiku selangit mendengar pujian mereka ini..
Pada suatu ketika, tetangga kami punya hajatan, menyunatkan anaknya. Biasa, kalau ada tetangga yang punya kerepotan, kami se-RT rame-rame membantu. Apa saja, ada yang di dapur, ada yang ngurus pelaminan, ada yang bikin hiasan atau menata makanan dan sebagainya. Aku biasanya selalu kebagian bikin pelaminan. Mereka tahu aku cukup berbakat seni untuk membuat dekorasi pelaminan itu. Mereka selalu puas dengan hasil karyaku.
Aku menggunakan bahan-bahan dekorasi yang biasanya aku beli di Pasar Senen. Pagi itu ada beberapa bahan yang aku butuhkan belum tersedia. Di tengah banyak orang yang pada sibuk macam-macam itu, aku bilang pada Mbak Surti, yang punya hajatan, untuk membeli kekurangan itu.
'Kebetulan Bu Mar, tuh Pak Parno mau ke Senen, mbonceng saja sama dia', Bu Kasno nyampaikan padaku sambil nunjuk Pak Parno yang nampak paling sibuk di antara bapak-bapak yang lain.
'Emangnya Pak Parno mau cari apaan?, aku nanya.
'Inii, mau ke tukang tenda, milih bentuk tenda yang mau dipasang nanti sore. Sama sekalian sound systemnya', Pak Parno yang terus sibuk menjawab tanpa menengok padaku.
'Iyaa deh, aku pulang bentar ya Pak Parno, biar aku titip kunci rumah buat Mas Adit kalau pulang nanti'. Segalanya berjalan seperti air mengalir tanpa menjadikan perhatian pada orang-orang sibuk yang hadir disitu.
Sekitar 10 menit kemudian, dengan celana jeans dan blus kesukaanku, aku sudah duduk di bangku depan, mendampingi Pak Parno yang nyopirin Kijangnya. Udara AC di mobil Pak Parno nyaman banget sesudah sepagi itu diterpa panasnya udara Jakarta. Pelan-pelan terdengar alunan dangdut dari radio Mara yang terdapat di mobil itu.
Saat itu aku jadi ingat kebiasaanku mengkhayal. Dan sekarang ini aku berada dalam mobil hanya berdua dengan Pak Parno yang sering hadir sebagai obyek khayalanku dalam hubungan seksual. Tak bisa kutahan, mataku melirik ke arah selangkangan di bawah kemudi mobilnya. Dia pakai celana drill coklat muda. Aku lihat di arah pandanganku itu nampak menggunung. Aku nggak tahu apakah hal itu biasa. Tetapi khayalanku membayangkan itu mungkin kontolnya yang gede dan panjang.
Saat aku menelan ludahku membayangkan apa di balik celana itu, tiba-tiba tangan Pak Parno nyelonong menepuk pahaku. 'Dik Marini mau beli apaan? Di Senen sebelah mana?', sambil dia sertai pertanyaan ini dengan nada ke-bapak-an.
Dan aku bener-bener kaget lho. Aku nggak pernah membayangkan Pak RT ini kalau ngomong sambil meraba yang di ajak ngomong.
'Kertas emas dan hiasan dinding, Pak. Di sebelah toko mainan di pasar inpress ituu..', walaupun jantungku langsung berdegup kencang dan nafasku terasa sesak memburu, aku masih berusaha se-akan-akan tangan Pak Parno di pahaku ini bukan hal yang aneh.
Tetapi rupanya Pak Parno nggak berniat mengangkat lagi tangannya dari pahaku, bahkan ketika dia jawab balik, 'Ooo, yyaa.. aku tahu ..', tangannya kembali menepuk-nepuk dan digosok-gosokkanya pada pahaku seakan sentuhan bapak yang melindungi anaknya.
Ooouuiihh.. aku merasakan kegelian yang sangat, aku merasakan desakan erotik, mengingat dia selalu menjadi obyek khayalan seksualku. Dan saat Pak Parno merabakan tangannya lebih ke atas menuju pangkal pahaku, reaksi spontanku adalah menurunkan kembali ke bawah. Dia ulangi lagi, dan aku kembali menurunkan. Dia ulangi lagi dan aku kembali menurunkan. Anehnya aku hanya menurunkan, bukan menepisnya. Yang aku rasakan adalah aku ingin tangan itu memang tidak diangkat dari pahaku. Hanya aku masih belum siap untuk lebih jauh. Nafasku yang langsung tersengal dan jantungku yang berdegap-degup kencang belum siap menghadapi kemungkinan yang lebih menjurus.
Pak Parno mengalah. Tetapi bukan mengalah bener-bener. Dia tidak lagi memaksakan tangannya untuk menggapai ke pangkal pahaku, tetapi dia rubah. Tangan itu kini meremasi pahaku. Gelombang nikmat erotik langsung menyergap aku. Aku mendesah tertahan. Aku lemes, tak punya daya apa-apa kecuali membiarkan tangan Pak Parno meremas pahaku. 'Dik Maarr..', dia berbisik sambil menengok ke aku.
Tiba-tiba di depan melintas bajaj, memotong jalan. Pak Parno sedikit kaget. Otomatis tangannya melepas pahaku, meraih presnelling dan melepas injakan gas. Kijang ini seperti terangguk. Sedikit badanku terdorong ke depan. Selepas itu tangan Pak Parno dikonsentrasikan pada kemudi. Jalanan ke arah Senen yang macet membuat sopir harus sering memindah presnelling, mengerem, menginjak gas dan mengatur kemudi. Aku senderkan tubuhku ke jok. Aku nggak banyak ngomong. Aku kepingin tangan Pak Parno itu kembali ke pahaku. Kembali meremasi. Dan seandainya tangan itu merangkak ke pangkal pahaku akan kubiarkan. Aku menjadi penuh disesaki dengan birahi. Mataku kututup untuk bisa lebih menikmati apa yang barusan terjadi dan membiarkan pikiranku mengkhayal.
Benar. Sesudah jalanan agak lancar, tangan Pak Parno kembali ke pahaku. Aku benar-benar mendiamkannya. Aku merasakan kenikmatan jantungku yang terpacu dan nafasku yang menyesak dipenuhi rangsangan birahi. Langsung tangan Pak Parno meremasi pahaku. Dan juga naik-naik ke pangkal pahaku. Tanganku menahan tangannya. Eeeii malahan ditangkapnya dan diremasinya. Dan aku pasrah. Aku merespon remasannya. Rasanya nikmat untuk menyerah pada kemauan Pak Parno. Aku hanya menutup mata dengan tetap bersender di jok sambil remasan di tangan terus berlangsung.
Sekali aku nyeletuk,
'N'tar dilihat orang Pak',
'Ah, nggaakk mungkin, kacanya khan gelap. Orang nggak bisa melihat ke dalam', aku percaya dia.
Sesudah beberapa saat rupanya desakan birahi pada Pak Parno juga menggelora,
'Dik Mar.. kita jalan-jalan dulu mau nggak?', dia berbisik ..
'Kemana..?', pertanyaanku yang aku sertai harapan hatiku ..
'Ada deh.. Pokoknya Dik Mar mau khan..'.
'Terserah Pak Parno.., Tapinya n'tar ditungguin orang-orang .., n'tar orang-orang curiga .. lho'.
'Iyaa, jangan khawatirr.., paling lama sejamlah.', sambil Pak Parno mengarahkan kemudinya ke tepi kanan mencari belokan ke arah balik. Aku nggak mau bertanya, mau ngapain 'sejam'??
Persis di bawah jembatan penyeberangan dekat daerah Galur, Pak Parno membalikkan mobilnya kembali menuju arah Cempaka Putih. Ah.. Pak Parno ini pasti sudah biasa begini. Mungkin sama ibu-ibu atau istri-istri lainnya. Aku tetap bersandar di jok sambil menutup mataku pura-pura tiduran. Dengan penuh gelora dan deg-degan jantungku, aku menghadapi kenyataan bahwa beberapa saat lagi, mungkin hanya dalam hitungan menit, akan mengalami saat-saat yang sangat menggetarkan. Saat-saat seperti yang sering aku khayalkan. Aku nggak bisa lagi berpikir jernih. Edan juga aku ini.., apa kekurangan Mas Adit, kenapa demikian mudah aku menerima ajakan Pak Parno ini. Bahkan sebelumnya khan belum pernah sekalipun selama 8 tahun pernikahan aku disentuh apalagi digauli lelaki lain.
Yang aku rasakan sekarang ini hanyalah aku merasa aman dekat Pak Parno. Pasti dia akan menjagaku, melindungiku. Pasti dia akan mengahadpi aku dengan halus dan lembut. Bagaimanapun dia adalah Pak RT kami yang selama ini selalu mengayomi warganya. Pasti dia nggak akan merusak citranya dengan perbuatan yang membuat aku sakit atau terluka. Dan rasanya aku ingin banget bisa melayani dia yang selama ini selalu jadi obyek khayalan seksualku. Biarlah dia bertindak sesuatu padaku sepuasnya. Dan juga aku ingin merasakan bagaimana dia memuaskan aku pula sesuai khayalanku.
Agu gemetar hebat. Tangan-tanganku gemetar. Lututku gemetar. Kepalaku terasa panas. Darah yang naik ke kekepalaku membuat seakan wajahku bengap. Dan semakin kesana, semakin aku nggak bisa mencabut persetujuanku atas ajakan 'jalan-jalan dulu' Pak Parno ini.
Tiba-tiba mobil terasa membelok ke sebuah tempat. Ketika aku membuka mata, aku lihat halaman yang asri penuh pepohonan. Di depan mobil nampak seorang petugas berlarian menuntun Pak Parno menuju ke sebuah garasi yang terbuka. Dia acungkan tangannya agar Pak Parno langsung memasuki garasi berpintu rolling door itu, yang langsung ditutupnya ketika mobil telah yakin berada di dalam garasi itu dengan benar. Sedikit gelap. Ada cahaya kecil di depan. Ternyata lampu di atas sebuah pintu yang tertutup. Woo.. aku agak panik sesaat. Tak ada jalan untuk mundur. Kemudian kudengar Pak Parno mematikan mesin mobilnya.
'Nyampai Dik Mar ..',
'Di mana ini Pak ..?', terus terang aku nggak tahu di mana tempat yang Pak Parno mengajak aku ini. Tetapi aku yakin inilah jenis 'motel' yang sering aku dengar dari temen-temen dalam obrolan-obrolan porno dalam arisan yang diselenggarakan ibu-ibu kompleks itu.
Pak Parno tidak menjawab pertanyaanku, tetapi tangannya langsung menyeberang melewati pinggulku untuk meraih setelan jok tempat dudukku. Jok itu langsung bergerak ke bawah dengan aku tergolek di atasnya. Dan yang kurasakan berikutnya adalah bibir Pak Parno yang langsung mencium mulutku dan melumat. Uh uh uh .. Aku tergagap sesaat.. sebelum aku membalas lumatannya. Kami saling melepas birahi. Aku merasakan lidahnya menyeruak ke rongga mulutku. Dan reflekku adalah mengisapnya. Lidah itu menari-nari di mulutku. Bau lelaki Pak Parno menyergap hidungku. Beginilah rasanya bau lelaki macam Pak Parno ini. Bau alami tanpa parfum sebagaimana yang sering dipakai Mas Adit. Bau Pak RT yang telah 55 tahun tetapi tetap memancarkan kelelakian yang selama ini selalu menyertai khayalanku saat masturbasi maupun saat aku disebadani Mas Adit. Bau yang bisa langsung menggebrak libidoku, sehingga nafsu birahiku lepas dengan liarnya saat ini..
Sambil melumat, tangan-tangan Pak Parno juga merambah tubuhku. Jari-jarinya melepasi kancing-kancing blusku. Kemudian kurasakan remasan jari kasar pada buah dadaku. Uuiihh .. tak tertahankan. Aku menggelinjang. Menggeliat-geliat hingga pantatku naik-naik dari jok yang aku dudukin disebabkan gelinjang nikmat yang dahsyat. Sekali lagi aku merasa edaann .. aku digeluti Pak RT ku.
Bibir Pak Parno melumatku, dan aku menyambutnya dengan penuh kerelaan yang total. Akulah yang sesungguhnya menantikan kesempatan macam ini dalam banyak khayalan-khayalan erotikku. Ohh .. Pak Parnoo .. Tolongin akuu Pakee .. Puaskanlah menikmati tubuhkuu ..Paak, .. semua ini untuk kamu Paak .. Aku hauss .. Paak .. Tulungi akuu Paakk.
'Kita turun yok Dik Mar .., kita masuk dulu ..', Pak Parno menghentikan lumatannya dan mengajak aku memasuki motel ini.
Begitu masuk kudengar telpon berdering. Rupanya dari kantor motel itu. Pak Parno menanyakan aku mau minum apa, atau makanan apa yang aku inginkan yang bisa diantar oleh petugas motel ke kamar. Aku terserah Pak Parno saja. Aku sendiri buru-buru ke kamar kecil yang tersedia. Aku kebelet pengin kencing.
Bersambung ...
Yang sering hadir dalam khayalan seksualku justru Pak Parno, Pak RT di kompleks itu. Walaupun usianya sudah diatas 55 tahun, 20 tahun di atas suamiku dan 27 tahun di atas umurku, kalau membayangkan Pak Parno ini, aku bisa cepat meraih orgasmeku. Bahkan saat-saat aku bersebadan dengan Mas Aditpun, tidak jarang khayalan seksku membayangkan seakan Pak Parnolah yang sedang menggeluti aku. Aku nggak tahu kenapa. Tetapi memang aku akui, selama ini aku selalu membayangkan kemaluan lelaki yang gedee banget. Nafsuku langsung melonjak kalau khayalanku nyampai ke sana. Dari tampilan tubuhnya yang tetap kekar walaupun tua, aku bayangkan kontol Pak Parno juga kekar. Gede, panjang dan pasti tegar dilingkari dengan urat-urat di sekeliling batangnya. Ooohh.., betapa nikmatnya dientot kontol macam itu ..
Di kompleks itu, di antara ibu-ibu atau istri-istri, aku merasa akulah yang paling cantik. Dengan usiaku yang 28 tahun, tinggi 158 cm dan berat 46 kg, orang-orang bilang tubuhku sintal banget. Mereka bilang aku seperti Sarah Ashari, selebrity cantik yang binal adik dari Ayu Ashari bintang sinetron. Apalagi kalau aku sedang memakai celana jeans dengan blus tipis yang membuat buah dadaku yang cukup besar membayang. Hatiku selangit mendengar pujian mereka ini..
Pada suatu ketika, tetangga kami punya hajatan, menyunatkan anaknya. Biasa, kalau ada tetangga yang punya kerepotan, kami se-RT rame-rame membantu. Apa saja, ada yang di dapur, ada yang ngurus pelaminan, ada yang bikin hiasan atau menata makanan dan sebagainya. Aku biasanya selalu kebagian bikin pelaminan. Mereka tahu aku cukup berbakat seni untuk membuat dekorasi pelaminan itu. Mereka selalu puas dengan hasil karyaku.
Aku menggunakan bahan-bahan dekorasi yang biasanya aku beli di Pasar Senen. Pagi itu ada beberapa bahan yang aku butuhkan belum tersedia. Di tengah banyak orang yang pada sibuk macam-macam itu, aku bilang pada Mbak Surti, yang punya hajatan, untuk membeli kekurangan itu.
'Kebetulan Bu Mar, tuh Pak Parno mau ke Senen, mbonceng saja sama dia', Bu Kasno nyampaikan padaku sambil nunjuk Pak Parno yang nampak paling sibuk di antara bapak-bapak yang lain.
'Emangnya Pak Parno mau cari apaan?, aku nanya.
'Inii, mau ke tukang tenda, milih bentuk tenda yang mau dipasang nanti sore. Sama sekalian sound systemnya', Pak Parno yang terus sibuk menjawab tanpa menengok padaku.
'Iyaa deh, aku pulang bentar ya Pak Parno, biar aku titip kunci rumah buat Mas Adit kalau pulang nanti'. Segalanya berjalan seperti air mengalir tanpa menjadikan perhatian pada orang-orang sibuk yang hadir disitu.
Sekitar 10 menit kemudian, dengan celana jeans dan blus kesukaanku, aku sudah duduk di bangku depan, mendampingi Pak Parno yang nyopirin Kijangnya. Udara AC di mobil Pak Parno nyaman banget sesudah sepagi itu diterpa panasnya udara Jakarta. Pelan-pelan terdengar alunan dangdut dari radio Mara yang terdapat di mobil itu.
Saat itu aku jadi ingat kebiasaanku mengkhayal. Dan sekarang ini aku berada dalam mobil hanya berdua dengan Pak Parno yang sering hadir sebagai obyek khayalanku dalam hubungan seksual. Tak bisa kutahan, mataku melirik ke arah selangkangan di bawah kemudi mobilnya. Dia pakai celana drill coklat muda. Aku lihat di arah pandanganku itu nampak menggunung. Aku nggak tahu apakah hal itu biasa. Tetapi khayalanku membayangkan itu mungkin kontolnya yang gede dan panjang.
Saat aku menelan ludahku membayangkan apa di balik celana itu, tiba-tiba tangan Pak Parno nyelonong menepuk pahaku. 'Dik Marini mau beli apaan? Di Senen sebelah mana?', sambil dia sertai pertanyaan ini dengan nada ke-bapak-an.
Dan aku bener-bener kaget lho. Aku nggak pernah membayangkan Pak RT ini kalau ngomong sambil meraba yang di ajak ngomong.
'Kertas emas dan hiasan dinding, Pak. Di sebelah toko mainan di pasar inpress ituu..', walaupun jantungku langsung berdegup kencang dan nafasku terasa sesak memburu, aku masih berusaha se-akan-akan tangan Pak Parno di pahaku ini bukan hal yang aneh.
Tetapi rupanya Pak Parno nggak berniat mengangkat lagi tangannya dari pahaku, bahkan ketika dia jawab balik, 'Ooo, yyaa.. aku tahu ..', tangannya kembali menepuk-nepuk dan digosok-gosokkanya pada pahaku seakan sentuhan bapak yang melindungi anaknya.
Ooouuiihh.. aku merasakan kegelian yang sangat, aku merasakan desakan erotik, mengingat dia selalu menjadi obyek khayalan seksualku. Dan saat Pak Parno merabakan tangannya lebih ke atas menuju pangkal pahaku, reaksi spontanku adalah menurunkan kembali ke bawah. Dia ulangi lagi, dan aku kembali menurunkan. Dia ulangi lagi dan aku kembali menurunkan. Anehnya aku hanya menurunkan, bukan menepisnya. Yang aku rasakan adalah aku ingin tangan itu memang tidak diangkat dari pahaku. Hanya aku masih belum siap untuk lebih jauh. Nafasku yang langsung tersengal dan jantungku yang berdegap-degup kencang belum siap menghadapi kemungkinan yang lebih menjurus.
Pak Parno mengalah. Tetapi bukan mengalah bener-bener. Dia tidak lagi memaksakan tangannya untuk menggapai ke pangkal pahaku, tetapi dia rubah. Tangan itu kini meremasi pahaku. Gelombang nikmat erotik langsung menyergap aku. Aku mendesah tertahan. Aku lemes, tak punya daya apa-apa kecuali membiarkan tangan Pak Parno meremas pahaku. 'Dik Maarr..', dia berbisik sambil menengok ke aku.
Tiba-tiba di depan melintas bajaj, memotong jalan. Pak Parno sedikit kaget. Otomatis tangannya melepas pahaku, meraih presnelling dan melepas injakan gas. Kijang ini seperti terangguk. Sedikit badanku terdorong ke depan. Selepas itu tangan Pak Parno dikonsentrasikan pada kemudi. Jalanan ke arah Senen yang macet membuat sopir harus sering memindah presnelling, mengerem, menginjak gas dan mengatur kemudi. Aku senderkan tubuhku ke jok. Aku nggak banyak ngomong. Aku kepingin tangan Pak Parno itu kembali ke pahaku. Kembali meremasi. Dan seandainya tangan itu merangkak ke pangkal pahaku akan kubiarkan. Aku menjadi penuh disesaki dengan birahi. Mataku kututup untuk bisa lebih menikmati apa yang barusan terjadi dan membiarkan pikiranku mengkhayal.
Benar. Sesudah jalanan agak lancar, tangan Pak Parno kembali ke pahaku. Aku benar-benar mendiamkannya. Aku merasakan kenikmatan jantungku yang terpacu dan nafasku yang menyesak dipenuhi rangsangan birahi. Langsung tangan Pak Parno meremasi pahaku. Dan juga naik-naik ke pangkal pahaku. Tanganku menahan tangannya. Eeeii malahan ditangkapnya dan diremasinya. Dan aku pasrah. Aku merespon remasannya. Rasanya nikmat untuk menyerah pada kemauan Pak Parno. Aku hanya menutup mata dengan tetap bersender di jok sambil remasan di tangan terus berlangsung.
Sekali aku nyeletuk,
'N'tar dilihat orang Pak',
'Ah, nggaakk mungkin, kacanya khan gelap. Orang nggak bisa melihat ke dalam', aku percaya dia.
Sesudah beberapa saat rupanya desakan birahi pada Pak Parno juga menggelora,
'Dik Mar.. kita jalan-jalan dulu mau nggak?', dia berbisik ..
'Kemana..?', pertanyaanku yang aku sertai harapan hatiku ..
'Ada deh.. Pokoknya Dik Mar mau khan..'.
'Terserah Pak Parno.., Tapinya n'tar ditungguin orang-orang .., n'tar orang-orang curiga .. lho'.
'Iyaa, jangan khawatirr.., paling lama sejamlah.', sambil Pak Parno mengarahkan kemudinya ke tepi kanan mencari belokan ke arah balik. Aku nggak mau bertanya, mau ngapain 'sejam'??
Persis di bawah jembatan penyeberangan dekat daerah Galur, Pak Parno membalikkan mobilnya kembali menuju arah Cempaka Putih. Ah.. Pak Parno ini pasti sudah biasa begini. Mungkin sama ibu-ibu atau istri-istri lainnya. Aku tetap bersandar di jok sambil menutup mataku pura-pura tiduran. Dengan penuh gelora dan deg-degan jantungku, aku menghadapi kenyataan bahwa beberapa saat lagi, mungkin hanya dalam hitungan menit, akan mengalami saat-saat yang sangat menggetarkan. Saat-saat seperti yang sering aku khayalkan. Aku nggak bisa lagi berpikir jernih. Edan juga aku ini.., apa kekurangan Mas Adit, kenapa demikian mudah aku menerima ajakan Pak Parno ini. Bahkan sebelumnya khan belum pernah sekalipun selama 8 tahun pernikahan aku disentuh apalagi digauli lelaki lain.
Yang aku rasakan sekarang ini hanyalah aku merasa aman dekat Pak Parno. Pasti dia akan menjagaku, melindungiku. Pasti dia akan mengahadpi aku dengan halus dan lembut. Bagaimanapun dia adalah Pak RT kami yang selama ini selalu mengayomi warganya. Pasti dia nggak akan merusak citranya dengan perbuatan yang membuat aku sakit atau terluka. Dan rasanya aku ingin banget bisa melayani dia yang selama ini selalu jadi obyek khayalan seksualku. Biarlah dia bertindak sesuatu padaku sepuasnya. Dan juga aku ingin merasakan bagaimana dia memuaskan aku pula sesuai khayalanku.
Agu gemetar hebat. Tangan-tanganku gemetar. Lututku gemetar. Kepalaku terasa panas. Darah yang naik ke kekepalaku membuat seakan wajahku bengap. Dan semakin kesana, semakin aku nggak bisa mencabut persetujuanku atas ajakan 'jalan-jalan dulu' Pak Parno ini.
Tiba-tiba mobil terasa membelok ke sebuah tempat. Ketika aku membuka mata, aku lihat halaman yang asri penuh pepohonan. Di depan mobil nampak seorang petugas berlarian menuntun Pak Parno menuju ke sebuah garasi yang terbuka. Dia acungkan tangannya agar Pak Parno langsung memasuki garasi berpintu rolling door itu, yang langsung ditutupnya ketika mobil telah yakin berada di dalam garasi itu dengan benar. Sedikit gelap. Ada cahaya kecil di depan. Ternyata lampu di atas sebuah pintu yang tertutup. Woo.. aku agak panik sesaat. Tak ada jalan untuk mundur. Kemudian kudengar Pak Parno mematikan mesin mobilnya.
'Nyampai Dik Mar ..',
'Di mana ini Pak ..?', terus terang aku nggak tahu di mana tempat yang Pak Parno mengajak aku ini. Tetapi aku yakin inilah jenis 'motel' yang sering aku dengar dari temen-temen dalam obrolan-obrolan porno dalam arisan yang diselenggarakan ibu-ibu kompleks itu.
Pak Parno tidak menjawab pertanyaanku, tetapi tangannya langsung menyeberang melewati pinggulku untuk meraih setelan jok tempat dudukku. Jok itu langsung bergerak ke bawah dengan aku tergolek di atasnya. Dan yang kurasakan berikutnya adalah bibir Pak Parno yang langsung mencium mulutku dan melumat. Uh uh uh .. Aku tergagap sesaat.. sebelum aku membalas lumatannya. Kami saling melepas birahi. Aku merasakan lidahnya menyeruak ke rongga mulutku. Dan reflekku adalah mengisapnya. Lidah itu menari-nari di mulutku. Bau lelaki Pak Parno menyergap hidungku. Beginilah rasanya bau lelaki macam Pak Parno ini. Bau alami tanpa parfum sebagaimana yang sering dipakai Mas Adit. Bau Pak RT yang telah 55 tahun tetapi tetap memancarkan kelelakian yang selama ini selalu menyertai khayalanku saat masturbasi maupun saat aku disebadani Mas Adit. Bau yang bisa langsung menggebrak libidoku, sehingga nafsu birahiku lepas dengan liarnya saat ini..
Sambil melumat, tangan-tangan Pak Parno juga merambah tubuhku. Jari-jarinya melepasi kancing-kancing blusku. Kemudian kurasakan remasan jari kasar pada buah dadaku. Uuiihh .. tak tertahankan. Aku menggelinjang. Menggeliat-geliat hingga pantatku naik-naik dari jok yang aku dudukin disebabkan gelinjang nikmat yang dahsyat. Sekali lagi aku merasa edaann .. aku digeluti Pak RT ku.
Bibir Pak Parno melumatku, dan aku menyambutnya dengan penuh kerelaan yang total. Akulah yang sesungguhnya menantikan kesempatan macam ini dalam banyak khayalan-khayalan erotikku. Ohh .. Pak Parnoo .. Tolongin akuu Pakee .. Puaskanlah menikmati tubuhkuu ..Paak, .. semua ini untuk kamu Paak .. Aku hauss .. Paak .. Tulungi akuu Paakk.
'Kita turun yok Dik Mar .., kita masuk dulu ..', Pak Parno menghentikan lumatannya dan mengajak aku memasuki motel ini.
Begitu masuk kudengar telpon berdering. Rupanya dari kantor motel itu. Pak Parno menanyakan aku mau minum apa, atau makanan apa yang aku inginkan yang bisa diantar oleh petugas motel ke kamar. Aku terserah Pak Parno saja. Aku sendiri buru-buru ke kamar kecil yang tersedia. Aku kebelet pengin kencing.
Bersambung ...
Perselingkuhan 19 jam
Begitu buka pintu, istriku langsung berhadapan dengan seorang lelaki
dengan perawakan sedang. Nampak matanya tajam menembusi mata istriku.
Sesaat istriku terpana. Belum seutuhnya menyadari keadaan ketika lelaki
itu mengucapkan, 'Selamat siang, buu ..', yang secara reflek dijawabnya
'selamat siang'. 'Madu bu, madu asli Sumbawa, bagus untuk kesehatan
sekeluarga. Murah saja bu, buat ongkos pulang'. Begitu lelaki itu
langsung terus nyerocos.
Dan istriku, nggak tahu kenapa, dia tidak begitu mendengarkan omongannya tapi justru memperhatikan sosok lelaki tersebut. Tampak olehnya lelaki dibalut kulit kehitaman, alisnya tebal. Dan matanya yang tajam itu begitu terasa menusuki matanya. Dan anehnya jantungnya langsung deg-degan. Dia merasakan ada pesona membakar yang langsung melanda hatinya, perasaannya. Lelaki itu setengah baya, kira-kira 35 tahunan. Dengan baju kotak-kotak dan celana khakinya yang walaupun nampak agak kasar dan kumuh, lelaki itu begitu jantan. Dan itulah yang memuat jantung istriku deg-degan berdebar.
Tak pernah perasaan macam itu hadir di hati istriku. Sepanjang ini dia merupakan type istri yang sangat setia. Sebagai seorang perempuan tak pernah selintaspun hadir dalam hati dan pikirannya mengenai lelaki lain kecuali suaminya yang sangat dicintai dan hormatinya.
Tetapi kenapa sekarang ini tiba-tiba ada perasaan lain menghadapi lelaki ini. Pandangan mata lelaki itu, kenapa membuat jantungnya berdebar. Dan ahh .., lantas saat itu hadir kerinduannya pada sang suami. Bayangan belaian suami yang menelusuri tubuhnya. Hendusan nafasnya yang meniupi telinganya hingga bergidik birahinya bangkit bergetar.
'Bu, koq ibu nampak pucat, sakit ..??', tiba-tiba istriku tersedar, ' ..e ..ng..ngg..gak, nggak .. pa pa .. Ah maaf, silahkan masukk .., mari sini, silahkan duduk .. ', jawab istriku dengan gugup dan serta merta menyilahkan lelaki asing itu untuk memasuki rumahnya, yang kemudian langsung disusul perasaan menyesal, kenapa dia persilahkan orang asing memasuki kerumah dan bahkan mempersilahkan duduk. Rupanya istriku menjadi salah tingkah. Sesaat dia ingin menahan, '..eehh ..', terpikir untuk mencabut ajakan masuk rumah tadi, tetapi ..perasaannya nggak enak setelah lelaki dengan botol-botol madunya itu masuk menaruh bawaannya dan duduk di sofa panjang ruang tamu. Sekali lagi dia ingat suaminya. Suaminya yang sering duduk di sofa tersebut sambil membaca koran atau majalah. Pada saat-saat seperti itu dia biasanya mendekat, menaruh tangannya dipangkuannya yang langsung disambut oleh suaminya dengan begitu mesra, dirangkulnya dan diciuminya. Terkadang ah .. belaian mesra kemudian berlanjut menjadi asyik masuk sebagaimana lelaki dan perempuan yang suami istri.
Dan lelaki asing itu sekarang duduk di sofa yang sama. Sesaat timbul rasa takut, siapa tahu dia mempunyai maksud-maksud jahat. Tetapi matanya itu, walaupun sosoknya agak kasar dari matanya itu nampaknya lelaki asing ini baik. Istriku merasa tidak perlu menampakkan cemas menghadapinya. 'Duduk dulu ya mas, ..mau minum apa??' eehh ..bahkan selanjutnya dia juga menawarkan minum. Dan tanpa menunggu jawabannya istriku langsung ke dapur membuatkan minuman.
Saat hendak menyuguhkan, nalurinya mengingatkan untuk sedikit dandan, menata rambutnya, bajunya. Dia menuju ke kamar, kedepan kaca dan meja rias. Dipenghujung usianya yang 42 th. dirinya masih cantik, sebagaimana komentar banyak orang. Dia menyisir, menggunakan bando, memantas-mantaskan roknya, blusnya. Dan tidak lupa ..crot crot, sedikit minyak wangi di tubuhnya. Selintas terpikir ..mau apaa ini ..adakah jiwa petualangan di hatinya?? Mau ngapain kamu jengg ..?? Begitu pikirnya ..
'Ah, ibu jadi repot nih ..', begitu basa-basi lelaki asing itu. 'Nggaak ..ada koq, silahkan minum..', dia sepertinya sengaja melemparkan senyuman, kemudian dia balik ke dapur mengembalikan nampan. Saat hendak balik menemui tamunya, terpikir ingin iseng sedikit. Dia masuk ke kamar. Ada celah kecil dari kamar dimana dia bisa mengintip lelaki itu.
Nampak olehnya lelaki itu mengambil cangkir teh dan menyeruput isinya .. Jelas kini. Kekumuhannya, mungkin karena menjadi orang jalanan, tidak mempengaruhi tampilannya yang sangat jantan. Wajahnya tidak cakep tetapi nampak wajah yang tegas dengan sedikit guratan kesungguhan pada dahinya dan kelopak bawah matanya. Dan pandangan matanya itu lhoo .. Aahh .., kenapa lelaki seperti itu cuma kerja jadi pedagang keliling jual madu .. Tetapi yah, ..siapa tahu .. Jakarta yang keras macam ini membuat sesorang harus berjuang untuk hidupnya ..dan melakukan apa saja yang suka atau tidak suka harus dilakukan untuk mempertahankan hidup.
Kini nampak dia itu duduk sedikit santai. Bersandar di jok sofa, kakinya selonjor kelantai dengan sedikit merenggangkan pahanya. Ahh .. Istriku kembali ingat suaminya ..begitulah duduknya sesaat pulang dari kantor. Debar jantung istriku bangkit kembali. Dia perhatikan celana khaki yang agaknya dekil itu. Tepat di daerah selangkangannya, nampak tonjolan menggunung. Dan yang membuat istriku semakin penasaran adalah, dengan tangannya yang nampak berotot, sesekali lelaki itu mengelusi tonjolan tersebut sambil matanya setengah meram seakan menikmati.
Uhh ..kenapa lelaki itu berbuat demikian..ah ..mungkin hanyalah kebiasaan. Tetapi bagi istriku hal tersebut membuat darahnya terpacu ke atas. Wajahnya menjadi nanar, matanya pasti memerah dan tanpa sengaja, lidahnya menjilati bibirnya dan kemudian menggigitnya. Dia menahan suatu gejolak ..gejolak birahi.. Perasaan yang sama seperti saat suaminya membelai kemudian mengendusi lehernya, hadir dari belakang celah sempit di kamarnya saat dia mengintip lelaki asing itu. Eehh .. kenapa sih aku ini ..? Setengah heran masih bertanya pada diri ..
Tiba-tiba terlintas olehnya akan ulah ngintipnya itu. Sejak SMP diantara teman-temannya dia sering disebut sebagai petualang. Memang, walaupun anak perempuan dia senang sekali dengan hal-hal petualangan. Dia naik gunung, jalan menyelusuri sungai, panjat tebing dsb. Bahkan di kotanya dia diangkat menjadi salah satu pengurus klub pecinta alam. Sudah begitu lama itu berlalu. Sejak berumah tangga kesenangan petualangan itu pupus sendiri. Sudah lupa. Dan kini, saat ngintip tamu asingnya itu dia ingat jiwa petualangan itu lagi. 'Masih adakah jiwa itu padaku?', setengah bertanya dalam hatinya.
Dan jawabannya adalah hati yang gemetar dan jantung yang degupnya sangat keras hingga seakan tubuhnya bergoyang. Dia ingat saat-saat ber-ada di suatu peristiwa panjat tebing. Saat itu dia harus menembus satu celah sulit, dan berhasil. Saat seperti itu ketegangan yang amat dirasakan memacu adrenalinnya. Dan ketegangan semacam itu saat ini dia rasakan kembali. Kerinduan akan petualangan masa muda tiba-tiba menyeruak dan menembusi relung-relung hati dan pikirannya. Kerinduan yang kembali memacu adrenalinnya.
Dan dia nggak bisa menolak kerinduan petualangan itu. Dia pengin. Pengin merasakan lagi, setidak-tidaknya untuk kali ini saja. Dia pengin kembali bertualang, merasakan adrenalinnya terpacu kembali. Tapi kali ini tantangannya beda. Bukan karang terjal. Bukan pucuk-pucuk gunung. Bukan pula jeram riam sungai-sungai. Kali ini adalah lelaki asing di lobang pengintaian itulah sasarannya. Dan inilah kesempatannya, mumpung suami sedang keluar kota dan pelayan kecilnya sedang menginap liburan di tempat kakaknya. Dan lelaki itu alangkah seksinya untuk begitu saja dilewatkan. Dari bulu alisnya yang hitam tebal dia bayangkan bagian-bagian tubuh lelaki itu juga akan menghitam dan tebal penuh bulu. Uhh ..bayangan itu .., fantasinya.., khayalannya macam itu .. sepertinya bukan baru sekarang munculnya.
Jauh didalam lubuk hatinya, selama ini sesungguhnyalah dia merindukan lelaki lain di luar suaminya. Lelaki lain yang lebih jantan, mungkin juga lebih kasar, lelaki yang lebih seksi yang bisa membangkitkan nafsu seksualnya ..yang lebih memahami gejolak birahinya. Dengan suaminya .. dia rasakan selama ini nggak pernah benar-benar mendapatkan sesuatu yang selalu ditunggu setiap perempuan, orgasme. Kepuasan puncak dalam hubungan seksual.
Sayang, walaupun tidak berarti kurang cinta dan hormatnya, suaminya tidak menunjukkan perhatiannya secara sungguh untuk hal ini. Dia kelewat sibuk dengan urusannya. Dia pikir perempuan hanya butuh materi, uang, perhiasan atau mobil, sebagaimana yang dia selalu penuhi untuk membahagiakan istrinya.
Begitulah kalau birahi menyerang seseorang. Segala hambatan dan rintangan berusaha ditembusi. Setiap yang salah dicari kambing hitamnya untuk mendapatkan pembenaran tingkah dirinya sendiri. Nafsu birahi hampir selalu egoistik. Dan kini, ketetapan istriku telah penuh. Kembali bertualang. Harus dapat. Dan sekarang. Inilah saat yang tepat dan untuk sasaran yang juga tepat. Masalahnya tinggal bagaimana cara melaksanakannya. Bagaimana dengan perasaan suaminya, seandainya suatu saat dia mengetahui .. aah .. 'Jangan lagi bimbang', Begitulah keputusannya. Dorongan nafsu yang sangat kuat membuat dia enggan untuk menghindar. Semua lainnya dia abaikan. Biarlah nalurinya nanti yang akan mencari jawaban. Dengan kepercayaan pada nalurinya itu, istriku menjadi lebih santai. Pelan-pelan disusupkannya tangannya ke dalam blusnya. Dia mainkan puting susunya. Dia bayangkan lelaki asing itu sesaat lagi akan mengisapnya. Lidahnya akan menjilati dan giginya akan menggigitinya. Ooohh, ampuunn ..nikmaatt ..
Khawatir berlama-lama sendirian, istriku beranjak keluar kamar untuk menemui tamunya. Tetapi sebelum keluar, naluri petualangannya mulai memberikan sinyal. Dia melangkah menuju lemari bajunya. Diambilnya rok model 'midi kulot' dengan sedikit belahan pada ujung bawahnya yang mudah terlepas dari pinggulnya dan siap telanjang. Dengan sekali menarik resluitingnya dijamin rok itu akan langsung lepas ke lantai. Dan untuk atasannya, dia pilih blus dengan kain halus yang tipis. Kain itu akan mudah menampakkan kontur tubuhnya, buah dada dan bahunya yang bidang. 'Kamu sangat seksi dengan baju itu, jeng', begitu pujian suaminya suatu kesempatan.
*****
Pukul 14.12, Selasa
Berapa harga madunya, Mas ..?', dia membuka omongan. Dan membuat lelaki tamu asingnya itu mendongak serta memperhatikan kehadirannya yang telah berganti pakaian untuk tamunya. Nampak keterperanjatan sesaat di matanya sebelum dia menjawab, ..'Hmm ..terserah ibu sajalah ..',
'Lhoo, koq terserah .., n'tar Mas rugi lhoo ..', sambil mendekat hingga sangat dekat, kemudian meraih salah satu botol madu, dengan maksud lain, yaitu menebarkan aroma parfum merangsangnya sebelum kemudian mengasongkan bokongnya ke kursi di depan tamunya. 'Ahh nggaakk.. bbuat ibu sih nggak pa pa ..khan sya uu.. dah dissu.. ssuu..guhin minum segala ..'. Sahut penjual madu itu. Nah ..kelihatan sudah, suaranya nampak tergetar, walaupun dia berusaha untuk berkesan akrab dan menguasai diri. Dan ..matanya tidak lagi mampu lepas dari tubuh istriku. Memang kuakui, walaupun sudah cukup umur istriku masih amat seksi di mata para lelaki. Aku sendiri tak puas-puasnya selalu memandanginya, sampai dia suka merasa malu. Apa lagi kalau udah pakai baju lembut tipis dengan kulot sebagaimana yang nampak saat ini.
Istriku menyadari bahwa lelaki ini memperhatikan penampilannya. Aroma minyak wangi yang cukup semerbak pasti membuat tamu asingnya ini kelimpungan. Pasti dia memahami tingkah perempuan. Lelaki dengan tampilan macam dia pasti banyak perempuan yang memburunya. Dia pasti memiliki pengalaman dan memahami, kalau seorang perempuan yang saat pertemuan pertama tadi masih amburadul, kemudian sesaat masuk ke kamarnya dan keluar lagi menjadi rapi dan wangi, biasanya mempunyai kemauan dan harapan khusus. Hal macam ini pasti tidak asing bagi dia, lelaki jantan yang perempuan manapun melihat langsung terdongkrak birahinya.
'Apa sih khasiatnya madu ..??', istriku bergaya genit manja setengah bertanya se-akan tidak tahu, memancing dan berharap bisa terjadinya dialog yang ..sebagaimana kalau bicara khasiat madu di antara para lelaki. 'Banyak bu, .. Secara umum ini bagus untuk kesehatan .., dari anak-anak sampai dewasa baik minum ini ..'. 'Secara khusus? ..apa?', 'Ah, ibu ..khan suami ibu juga tahu ..ini termasuk jamu sehat dan kuat buat bapak-bapak'.
Whoo ..pancingan omongan telah dilemparkan dan nampaknya umpan mulai dimakan. Bicara kekuatan lelaki. 'Tapi, saya nggak pernah lihat buktinya, tuh ..!', sanggah pura-pura istriku dengan umpan yang lebih kuat. 'Tapi madu ini lain bu, .. Ini diambil khusus dari hutan. Ini yang namanya madu hutan. Lebahnya bisa menyerang siapapun yang mendekat. Para pengambil madu ini harus memilik keberanian dan pengalaman'.
Wahh .. bagaimana caranya menggiring buruan ini .., istriku berfikir keras. Dengan pura-pura serius mendengarkan, dia mulai bermain, melenggokkan bahu dan sesaat kemudian merenggangkan pahanya. Sementara tukang madu tadi mencuri pandang ke mata istriku, salah tingkah. Kemudian tangannya yang memegang botol madunya mengelus-elus leher botolnya, macam seseorang mengelus-elus alat vital. Tingkah tersebut nampak sangat erotis di mata istriku. Dan tukang madu itu rupanya juga sadar ..menggiring pembicaraan dan suaranya mulai terdengar parau, sementara tangannya terus mengelusi leher botol itu. 'Bbb..bbu, ini buat bapak .. Bapak mana Bu ..?', tiba-tiba dia menanyai suaminya .., setengah berbisik .., 'Bapak sedang tugas ke Medan sampai hari Minggu nanti ..', suara istriku juga ikut parau ..dan hatinya bergetar bersorak .., dia sudah yakin mangsanya masuk dalam jeratannya.
'Ehhmm, .. jadi ibu sendirian nih, ..', '.. eehh.. ada pelayan ..tt..ttetappii..sedang sedang menginap di tempat kakaknya', '..di mana ..?', '..ddii..nggak jauh..'. '..ntarr..?! ,..', '.. jangan khawatir, nggak balik hari ini, dia nginep 2 hari, pulang lusa ..'. aahh ..ternyata kemajuan mengalir begitu deras. Omong-omong kecil dalam bisikan ini mendorong tangkapannya langsung menuju sasaran. Kemudian yang terjadi adalah saling pandang penuh arti.
'Begini bu, kalau suami dengan teratur minum madu, istrinya pasti senang karena selalu bisa dipuaskan setiap kali kumpul suami istri'. 'Saya nggak ngerti, ..saya nggak pernah tahu ..', hati istriku menjadi menderu-deru. Disilangkan pahanya, menunjukkan mulusnya. Sementara mata tukang madu melirik, nampak mulutnya sedikit menganga dan jakunnya naik turun. '..bagaimana bisaa .., khan hanya madu ..??', istriku masih juga menggoda ..
'Begini saja bu, ..', nampaknya tukang madu mulai berperan aktip, '..saya udah ngebuktiin, .. Istri saya bilang jangan saya berhenti minum madu, biar selalu kuat, keras dan tahan lama ..', 'A..aa..panya mas, yang ku..att ..?', suara parau istriku yang gemetar dan menahan birahi sambil matanya memandang mata lelaki itu. Dan ketemu. Lagi-lagi saling pandang penuh arti.
Dan ..tiba-tiba, tukang madu ini menggeser duduknya, mendekati istriku dan meraih tangannya, langsung di rabakan ke arah selangkangannya. '..b..bbuu.., i..innii buktinya..'.
Walaupun sudah membaca yang akan terjadi, tapi peristiwa ini langsung menyergap mukanya. Wajahnya berasa sembab menahan getar dan jantungnya terpacu cepat. Suara dug dug dug menggoyang dadanya sendiri. Yaa .. dia mulai merasakan adrenalin yang sekian lama sudah tidak dia rasakan lagi. Kali ini terpacu dengan petualangan baru. Petualangan dalam nafsu dan birahi. 'Jj ..jang..an .. Mass ..jangan.. saya takk..uutt, ..mm..aass', sementara tak terhindarkan tangan itu telah di elus-eluskan ke tonjolan di selangkangan tukang madu, '.. ini..madunyaa..m..mbakk..', omongannya tidak lengkap, dan tiba-tiba panggilannya berubah menjadi 'mbak'. Rupanya lelaki ini yang juga sudah demikian menahan birahi .. dengan tangannya yang kasar dan berotot itu terus memegangi tangan lembut istriku dan menggosok-gosokkannya pada gunungan itu.
Dan pucuk dicinta ulam tiba. Yang dengan penuh harap telah ditunggu istriku kini datang. Se-akan menolak, tetapi enggan menariknya. Saat tangannya merasakan sentuhan hangat pada tonjolan di selangkangan tamu asingnya. Seperti terkena stroom ribuan watt, wajahnya memerah, matanya langsung memelototi tonjolan itu. Sesaat ingin ditariknya tapi enggan, birahinya yang datang menyergap membuat dia menikmatinya elusan tangannya pada tonjolan itu. Sementara sikapnya yang masih gengsi dan malu-malu mengerem sesaat untuk tidak terlampau aktip. Dan jantungnya semakin berdegup kuat, menahan gelora birahi dari petualangan yang baru baginya. Petualangan culas menyeleweng dan khianat terhadap suaminya yang sedang pergi menjalankan tugas dengan cara berhubungan dengan lelaki lain, asing dan sama sekali tidak dikenalnya.
Wwoo.., ada yang menderu dalam dadanya. Dia merasa sedang berjalan memasuki gurun yang sangat panas, tetapi jiwa tualangnya sama sekali enggan untuk menghindar. Ooohh.. maafin Mas Bardii, akuu nggak tahann nniihh.., aku pengin merasakan kepuasan seks, orgasme, yang selama ini belum pernah aku dapatkan walaupun telah lebih dari 20 tahun kawin denganmu .., maafin ya masszz .., begitu bunyi suara hatinya.
Sementara itu si lelaki asing terus berusaha memaksakan tangan istriku agar mencengkeram tonjolan itu. 'Mass..jaa..ngan.., nanti ada orangg ..', terdengar semakin parau dan gemetar suaranya. Adrenalinnya langsung melonjak. Sungguh ketegangan yang nikmatnya luar biasa. Jiwa petualangannya kini telah kembali.
*****
Pukul 14.32, Selasa
Dan ketika cengkeraman tangannya merasakan ada batangan yang besar dan hangat, hati istriku membulat. Dia buang segala malu. Dan .. dengan berdesah pelan ..mulailah tangan itu meremas. Terasa oleh telapaknya bulatan panjang yang berdenyut-denyut dan hangat.
Tentu saja lelaki asing itu sangat gembira. Dia perlihatkan senyumannya. Senyum kemenangan dia pikir. Istriku membalas senyuman itu dan ..'..mas ..aku kunci dulu pintunya ..', berbisik seraya langsung beranjak menuju pintu depan, sebentar melongok keluar, barangkali ada orang yang diam-diam mengamatinya, dan ketika yakin aman dia tutup pintu itu dan kunci. Clek, klek.
Saat kembali, dia langsung duduk menempel tamunya dan .. saling pandang sesaat kemudian langsung saling menerkam dan berpelukan. Tercium bau matahari pada tubuh lelaki itu, tapi justru menjadi rangsangan besar untuk birahinya. Istriku mencari bibir tamunya, ketemu, dan langsung berpagut dan saling melumat. Tangan-tangan kasar ber-otot lelaki itu lantas memeluk dengan kuatnya.
Lama sekali posisi saling berpeluk dan melumat itu. Sepertinya melepaskan kerinduan pada apa yang selama ini saling mereka rindukan. Dan nampak istriku makin memanas. Lumatan itu disertai pula dengan saling gigit lidah serta bertukar ludah. Suara desis dan lenguh mulai terdengar dari keduanya. Tangan-tangan mereka saling memeluk, kemudian meraba. Bahkan istriku lebih berani, dia raih baju belakang tamunya dan tarik dari ikatan celananya, kemudian dia masukkan tangannya, ingin merasakan langsung hangatnya tubuh lelaki asing itu. Dan sang lelaki juga tidak kalah tangkas, tangannya memasuki blus istriku dan memeluki sesaat, tapi kemudian beralih langsung ke buah dada istriku, meremas-remasinya. Puting susunya di pelintir-pelintir. Kegelian tak terkirakan menjalar di tubuh istriku. Dari jeritan kecilnya nampak istriku menggelinjang. Nafsu birahinya kini tak lagi bisa terbendung.
Istriku dan lelaki asing itu benar-benar memasuki wilayah nikmat tak terhingga. Keduanya telah siap menapaki puncak kenikmatan. Lelaki itu membuka sendiri ikat pinggangnya, melorotkan resluitingnya, merogoh kontolnya keluar dan meraih tangan istriku untuk menggenggamnya.
Pukul 14.46, Selasa
Merasakan daging panas yang besar dan panjang, dengus dan suara parau istriku kembali terdengar, suara pengakuan ..yang didorong desakan birahi, '..maazz.., uuhh.. gede banget zzihh.., uuhhmm..', sambil bergerak melepaskan rangkulan dan menunduk untuk melihat barang nikmat ditangannya itu. Lelaki asing itu melepasnya. Biarlah perempuan binal itu melihati kontolnya. Biarlah dia memuaskan libidonya. Dia puas .. Untuk sementara dia lupakan dagangan madunya yang terserak di lantai. Hari ini dia merasa mendapatkan sesuatu yang bukan main ..
Dan saat nampak batangan milik tamu asingnya ini, saat nampak jamur besar merah hitam di ujung batangnya nampak begitu mengkilat dengan belahan lubang kencing yang menganga, istriku terpana. Suara paraunya kembali terdengar '..uuhhzz ..gedenyaa..uuzzhh, gedenyaa..uuhhmm', dan tanpa didorong lagi mulutnya mendekat ke kontol itu. Bau khas kemaluan lelaki langsung menerpa hidung istriku. Dan tanpa bisa lagi menahan, bibir istriku langsung menciumi batang gede dan panjang itu. Sementara tangannya tetap menahan untuk mengarahkan kebibirnya. Ini aneh sekali bagi istriku. 'Wwwoo, sangat eksaiting .. pada suamiku aku belum pernah begini niihh..'. Selama ini untuk suaminya nggak pernah ia berikan ciuman pada kontolnya. Entah desakkan macam bagaimana, tiba-tiba saja, dan tanpa ragu dan banyak pertimbangan, tahu-tahu lidahnya, mulutnya, hidungnya langsung melahap kontol tamu asing ini. Itukah yang disebut gairah birahi ..? Atau naluri hewaniah yang baru mendapatkan kesempatan tersalur, karena memang obyeknya sangat mempesona??
Dia ciumin, jilatin dan sedot batang itu sepuasnya. Naik, turun, naik, berputar, kebawah, bijih pelernya. Uuhh ..gedenyaa ..nikmatnya.. uuhhzz. Lupa sudah sang suami. Kenikmatan tak bertara sedang berlangsung. Kesetiaannya pada suami selama ini kemana ..?? Kenapa layanan macam ini kamu berikan pada orang lain, orang asing, bahkan belum tahu namanya, sementara itu nggak pernah kamu berikan layanan sejenis pada suamimu..??uuhzz geddeenyaa..
Lelaki itu merasakan mendapatkan kenikmatan luar biasa, rasanya jarang ada perempuan Indonesia yang mau menciumi kontol. Tapi perempuan ini, istri orang gedongan lagi, dia rasakan bibirnya dan lidahnya melumati kontolnya. Dia melenguh panjang. Kemudian dengan setengah bangkit dia perosotkan kebawah celananya agar istriku bisa lebih leluasa melumati kontolnya. Dan pada kesempatan itu nampak benar lebatnya jembut dan rambut-rambut di seputar kemaluan dan selangkangan sang tamu asing.
Tentu akibatnya adalah istriku makin semangat untuk terus menjilat, menyedot dan setengah menggigit kontol si tamu yang membengkak itu. Pada kesempatan sesaat, dia melihat setitik bening di ujung lubang kencing kontol itu. Itulah precum, cairan birahi awal dari lelaki saat kenikmatan kelaminnya mulai hadir. Istriku langsung menjilatnya. Asin. Uuhh, nikmatnya.. Dan terus menjilatinya serta berharap bisa meraih cairan lebih banyak. Kemudian mulai mengkulum dan dengan halus memompa. Sungguh, inilah pertama kali dalam hidupnya menghisap kontol. Dan bukan milik suaminya tetapi milik lelaki yang adalah tamu asingnya ini. Keinginan macam itu sesungguhnya telah lama timbul, sejak dia melihat adegan persetubuhan dari VCD yang diam-diam disimpan suaminya dan tanpa sengaja dia putar saat suaminya pergi. Tetapi untuk memulai pada suaminya dia takut dicurigai dari mana kemajuan macam itu diperoleh.
Kali ini dia merasa mendapatkan kesempatan yang nggak akan dilewatkan. Dengan jiwa petualangan dan nafsu birahi yang membara dia lakoni obsesi erotis yang selama ini ditunggu-tunggunya. Mulutnya terasa penuh. Kontol seukuran pisang tanduk hanya bisa masuk di ujungnya saja. Kepala istriku memutar-mutar. Lidahnya menari-nari dijamur merekah itu. Dia jilati sepuasnya lubang kencing tamunya. Nampak rakus dan lahap mulut cantik itu ingin menelan batangan kontol gede panjang tamunya.
*****
Pukul 15.12, Selasa
Merasa belum puas berciuman, lelaki itu mengangkat tubuh istriku dan langsung kembali dipagutnya lehernya. Istriku menggelinjang dan mendesah-desah. Tangan kirinya tidak melepaskan cengkeraman pada kontol tamunya. Jari-jarinya mencengkeram sambil memijit-mijit atau mengurut yang membuat nikmat luar biasa pada sang tamu. Ciuman mereka meliar. Dari leher bibir lelaki asing itu menyusuri ke bawah lagi. Kini terasa blus istriku menghambat. Dia usel saja itu blus. Bau parfum yang sangat merangsang bercampur keringat lelaki dari jalanan menciptakan erotis pada keduanya. Istriku menggeliat-geliat. Kemudian mereka dengan buru-buru mencopot masing-masing bajunya. Blus istriku dan kemeja lelaki itu lepas. Dan kembali mereka berpagut dengan telanjang dada. Buah dada istriku menekan dada sang lelaki.
Tangan sang tamu terus merabai dan meremasi buah dada itu. Dan tangan istriku dengan penuh semangat terus meremasi kontol sang tamu yang semakin nampak tegang, panjang, besar dan mengkilat. Urat-urat darah melingkar-lingkat di sepanjang batang itu. Masing-masih saling berdesah, mengaduh dan merintih bersahutan.
Kemudian tampak istriku melepas kulotnya. Dengan sekali tarik resluiting kecil, melorotlah kulot itu. Nampak celana dalam oranye yang membungkus pantat bahenol serta kemaluan istriku. Ditariknya salah satu tangan sang tamu untuk merabai kemaluan itu. Tanpa hambatan, tangan itu langsung meremasi vagina istriku. Gelinjang yang sangat nikmat. Uhh ..gatalnyaa.. Istriku menggeliat-geliat bak cacing kepanasan. Desahannya makin tak terkendali. Bibir dan lidahnya meliar. Dijilatinya bahu lelaki itu, digigitnya lehernya, diciumi wajah bawahnya yang nampak kasar oleh bulu-bulu jenggot yang tercukur, kasar seperti amplas. Itu sangat menggelitik lidah istriku, dia nggak mau melepaskannya.
Saat tangan tamu memilin-milin kelentitnya, kemudian dengan jari-jarinya yang terasa kasar juga menembusi bibir vaginanya dan terus mengaduk-aduk hingga menyentuh saraf-saraf pekanya, istriku mengaduh. Nikmat yang diterimanya sangat luar biasa. Pantatnya langsung gelisah, meliuk, menggoyang. Ternyata sentuhan lelaki lain, lelaki pedagang madu, tamu asing yang sama sekali nggak dikenalnya, menimbulkan gelombang birahi dan kenikmatan tak bertara. Mencuri kesempatan, menyeleweng dengan tamunya ini, oohh .. akan sangat dikenangnya ..maasszz, .. tolongg.. aku hauss.., desisnya. Tenggorokannya terasa kering dan nafasnya terus memburu. Dan kocokkan tangan kiri pada kontol tamu makin kencang. Pijitannya semakin berdenyut. Pantat tamu itu juga meliuk-liuk dan menggoyang.
Sekarang keduanya benar-benar lepas. Masing-masing menampakkan naluri birahinya. Saling pijit, saling jilat dan gigit. Semuanya mengerang, mengaduh-aduh dan mendesah-desah. 'Mbakk ..', si lelaki berbisik, ' .. Aa..kkuu, ..mau keluarr ..mbaakk', ..' ..keluarin dehh .. Keluarin saja ..', jawaban bisik istriku sembari meningkatkan remasan dan kocokkan pada kontol sang tamu. Dan tanpa dicegah lagi pantat lelaki itu makin cepat menggoyang ..terus ..terus ..teruuss ..
Dan ..disertai dengan teriakan histeris nikmat yang panjang, 'aarrkkhh..', keluarlah cairan lendir bening dari kontol tamu. Semua itu langsung disaksikan oleh matanya. Sperma atau air mani lelaki itu muncrat tinggi. Kemudian muncrat lagi, muncrat lagi, muncrat lagi, muncrat lagi, lagi, lagi, lagi. Rasanya ada sekitar 8 kali puncratan. Sebagian tertangkap tangan istriku, dan sebagaian lainnya di jembut dan celana sang tamu dan kemudian pula jatuh tercecer ke lantai. Pasti itu merupakan ledakkan sperma besar yang disebabkan sangat tingginya birahi lelaki ..
Entah kenapa, melihat cairan yang tercecer di mana-mana itu nafsu istriku melonjak. Diamat-amatinya liquid kental di tangannya. Meleleh di jari-jarinya. Dia dekatkan ke hidungnya, coba membaui. Matanya melirik sesaat ke sang lelaki sambil tersenyum. 'Wangi!', dia bilang. 'Ehh .. enak itu lhoo', kata si lelaki, 'banyak vitaminnya ..', bisik lelaki asing, 'coba jilat deh ..', dia mendorong. Dan darah istriku naik ke wajahnya. Gelegak nafsunya mendengar kata-kata lelaki asing itu. 'Coba saja ..nggak pa pa .., jilat, jilatin..ayoo..'.
Dia lihat lagi tuh sperma yang meleleh. Ah, belum pernah dia merasai sperma. Milik suaminyapun nggak pernah. Tapi kali ini ada godaan yang sangat kuat. Nafsu liar dan jiwa petualangannya mendesak-desak. 'Ayoo, coba ..'. Dan, dijulurkanlah lidahnya. Dijilatnya sedikit sperma itu. Dirasainya. Dia ingat rasa kelapa muda. Dia jilat lagi lebih banyak, dikenyam-kenyam kemudian ditelan. Ah, seperti kelapa muda. Dia jilati terus hingga jari-jarinya bersih. Kemudian sperma di telapak tangannya yang nampak bergumpal kental dilahapnya pula.
Dulu saat petualangan di hutan, dia juga menghadapi keraguan saat pelatihnya menyuruh makan daging ular mentah-mentah. Dan hal itu akhirnya bisa dia lakukan dengan baik. Dan sekarang, setelah didorong oleh nafsu birahinya dan tamunya, '..ayo mmbbak, aku pengin liatin ..', agar dia menjilati spermanya, dia juga lakukan. Dorongan erotiknyalah yang membuat sperma itu menjadi demikian nikmat. Kini dengan makin bernafsu dia jilatin semuanya, sperma di kepala jamur dan lubang kencing, yang meleleh di seputar batang kontol, yang tercecer di jembut dan selangkangan, di celana, di ujung-ujung kaki, di sofa, bahkan juga yang di lantai. Dia nampak seperti anjing yang sedang menjilati sisa-sisa makanannya. Penuh nafsu, penuh birahi sambil terus mengerang dan mendesah setiap kali lidahnya menjilat dan menarik sperma ke mulutnya. Jadilah dia menjadi perempuan pemakan sperma.
Lelaki asing itu melihat dengan penuh pesona. Saat istriku nungging di lantai menjilati spermanya dia lihat bagaimana menariknya pemandangan itu. Pantat yang bahenol putih yang masih terbungkus celana dalam oranye. Ah, sungguh pemandangan yang sangat erotik. Sementara kontolnya yang dilingkari urat-urat belum kunjung lelah. Kontol itu masih tegang mengacu mengkilat-kilat kepalanya. Dia kembali bersender ke sofa sambil menyaksikan istriku, mengelus-elus sendiri kontolnya. Dia menikmati kegatalan yang belum kunjung usai.
Istriku masih asyik menjilati semua sperma yang tercecer, sementara libidonya masih belum sepenuhnya tersalurkan. Kontol itu seharusnya menembusi kemaluannya. Ingat kebiasaan suaminya yang selalu lemas sesudah ejakulasi, dia buru-buru bangkit dari lantai dan cepat meraih kontol lelaki itu. Dia takjub. Ternyata ejakulasinya tidak membuat kontol itu surut lemah. Masih seperti semula, bahkan nampak lebih besar dan panjang dimatanya. Tanpa 'ba bi bu' serta merta tangannya meraih sisa celana khaki berikut celana dalam lelaki itu, ditariknya keluar hingga langsung telanjang dan mencuatlah kontol itu.
*****
Pukul 15.37, Selasa
Dengan sigap pula dia copot celana dalamnya sendiri dan langsung naik ke sofa. Lelaki itu ditumpakinya. Tangan kirinya meraih kontolnya, diarahkan langsung ke lubang vaginanya. Dia belum pernah bersanggama dengan suaminya di sofa ini. Tetapi beberapa kali dia pernah lihat gambar porno, pasangan yang bersanggama di sofa macam ini. Dia coba tirukan. Sementara sang lelaki menyambut dengan pelukan di pinggang sambil menempatkan ke arah yang tepat.
Ujung kontol itu telah menyentuh bibir vagina istriku. Kegatalan amat sangat datang pada kemaluannya. Pantatnya menggoyang yang langsung diimbangi oleh pantat sang lelaki. Yang satu menekan-nekan yang lain mendorong-dorong. Gelombang kegatalan vagina dan kepala kontol dari kemaluan masing-masing menderas. Masing-masing mau cepat menembusi dan melahap. Uhh ..kontol ini kelewat besar, begitu batin istriku, sementara ahh.. vagina ini demikian sempitnya, begitu pikiran sang lelaki. Tentu saja benar. Yang selama ini menembusi adalah kontol suaminya yang ukurannya paling cuma setengahnya. Belum pernah vagina ini menerima kontol sebesar itu. Istriku berteriak histeris. Ada sedikt rasa sakit yang menyertai nikmat luar biasa ini. Tapi sang lelaki sudah tak akan pernah mundur lagi. Dengan tambahan dorongan dari bawah akhirnya kontolnya terbenam. Seluruh batangan besar dan panjang itu bulat-bulat telah ditelan oleh kemaluan istriku.
Sekarang istriku merasai, betapa setiap mili dinding dalam kemaluannya mencengkeram erat batangan bulat panjang itu. Rasanya nggak ada celah longgar. Setiap saraf-saraf vaginanya merasakan sentuhan batang itu, yang menyebabkan reaksi bergelombang datang. Setiap sarafnya seakan ingin melumat batang itu.
Dan yang dirasakan lelaki itu adalah vagina istriku mengempot-empot. Seakan menghisap-hisap dan memerasi kontolnya yang menimbulkan kenikmatan luar biasa. Dan reaksinya langsung mencaplok susu istriku dengan sepenuh nafsu. Menggigiti putingnya dengan buas, sebelah kanan dan kiri ber-ganti-ganti.
Paduan gelitik kontol pada vaginanya dan gigitan bibir lelaki asing itu pada susunya sungguh merupakan sensasi kenikmatan yang luar biasa. Istriku kini menjerit-jerit kenikmatan. Tak ada lagi rasa kawatir didengar orang. Nafasnya demikian memburu. Pantatnya meliuk mengebor-ebor. Dan sang tamu tidak lagi mau menahan dengan diam. Diangkatnya pantat istriku naik, kemudian diturunkan, naik lagi, kemudian turun. Demikian ber-kali-kali. Gesekkan antara kontol dan vagina saat naik turun itu membuat keduanya semakin histeris. Dan berikutnya dengan tenaganya sendiri istriku mempercepat naik turun pantatnya disebabkan kegatalan vaginanya yang nggak lagi tertahan. Dan nampaklah istriku yang menunggangi lelaki asing tamunya, melakukan kocokkan kontol tamu dengan vaginanya seperti berpacu. Makin cepat, makin cepat, makin cepat. Suara teriakkan kenikmatan istriku diseling desahan sang lelaki menjadi simponi erotik yang pasti akan merangsang siapapun yang mendengarnya.
*****
Pukul 16.00, Selasa
Pada kesempatan inilah, untuk yang pertama kali istriku mengalami apa yang sering dia dengar, orgasme. Saat-saat menjelang orgasmenya datang, sebagai sesuatu yang baru pertama kali dia rasakan seumur hidupnya dia merasakan rangsangan gatal yang amat sangat yang disusul perasaan se-akan mau kencing pada vaginanya akibat dari gosokkan dengan kontol besar itu. Rasa itu sungguh tak terperikan. Perasaan macam itu membuat fisiknya demikian kuat. Kocokkan pompa yang menguras tenaga itu dia lakukan dengan kecepatan yang semakin tinggi.
Disertai hentakkan pada saat kemaluannya menelan kontol besar tamu asing itu agar ujungnya lebih mentok ke mulut rahimnya, yang dibarengi dengan teriakan nikmat yang histeris di-ulang-ulang hingga .. akhirnya.. sampailah. Bendungan itu jebol. Orgasme itu datang. Seperti air bah yang lepas. Ketegangan yang semula berada di puncak yang sangat tinggi langsung turun hingga ke dasarnya. Seperti beban berat yang berhasil dilepasnya. Kocokkannya memelan, memelan dan berhenti. Pelukannya melemas. Kucuran keringatnya membasahi tubuhnya dan tubuh sang tamu. Kepalanya disenderkan pada bahu lelaki itu.
Sang tamu ini sungguh lelaki yang memahami. Dia terima kelelahan istriku. Dia ikut berhenti. Dia beri kesempatan. Dia sabar. Dielusnya kepala istriku, diciuminya lehernya dengan lembut. Dijilatinya keringat istriku. Sementara kontolnya dibiarkan terbenam dalam vagina istriku. 'Oohh ..', terdengar lenguh istriku sambil sedikit menggeser wajahnya tenggelam keleher lelakinya. Nampaknya istrikupun ingin kontol gede itu tetap di dalam vaginanya. Keadaan menjadi hening, tanpa desahan atau rintihan kecuali nafas-nafas panjang dengan sebentar ter-engah. Dunia sekelilingnya juga seakan ingin diam sesaat..
*****
Pukul 16.14, Selasa
'Mass ..', 'heehh..?!', '..ennaakk.. puass ..?', '..Hheehh..', '..Oocchh..', terdengar bisikan-bisikan tanpa diikuti gerakan-gerakan.
'Aku belum pernah lho, seperti ini .., ..aku heran sendiri ..', istriku ngomong. '..hhee..eehh', sahut lelaki itu masih enggan-enggan. ' Baru sekarang aku merasai orgasme'.
'Bener lho, mas. Aku koq bisa mengulum kontol, menjilati spermamu ..hhoocchh .., kalau suamiku tahu ..'..'Ternyata nikmat banget .. Hhoocchh ..hheecchh ..', terdengar tarikan nafas panjang.
'Mass .., mmaass .., capai yaa ..?!, '.. Nggaakk .. belumm, khan aku belum keluar lagi ..', ' ..koq kuat banget sih .., nihh masih gede dan kaku dalam nonokku ..', 'Khan madduu ..', tentu kelakar, 'Iyaa bener-benerr ..', masih dalam saling berbisik. Istriku mencium gregetan leher lelaki itu. '..uuhh ..', entah lenguh siapa lagi .. Diam, hening lagi untuk beberapa saat..
'Belum keluar ya mass, .. Mau dikeluarin ..??, dimana ..??', istriku bertanya. Pertanyaan itu memancing kerut dahi tamunya sesaat ..tetapi dia bisa menjawab ..,'Bagaimana kalau di mulut kamu ..?', bisik-bisik, 'woo, mauu ..', tanpa pikir lama-lama pelan-pelan istriku bangkit, kemaluannya melepas kontol sang tamu yang masih tetap tegak ngaceng dan mengkilat-kilat basah hingga batangnya yang disebabkan cairan yang keluar dari vagina istriku. Dia ingin memberikan layanan terbaik bagi tamunya ini .., dia ingin mendengar dan melihat bagaimana tamunya ini merintih dan mengerang-erang merasakan kenikmatan dan mendapatkan kepuasan puncaknya.
Sang tamu mengambil posisi berdiri dengan kontolnya yang ngaceng menantang ke depan, disusul istriku jongkok pada lututnya dan langsung meraih kontol itu untuk di-emotnya.
Kali ini istriku tidak nampak ber-emosi, mungkin sedang surut sesudah orgasmenya tadi. Tetapi sang tamu dengan mendongakkan kepalanya kini mengerang. Tangannya meraih kepala istriku, direngkuhnya kemudian didorong kedepan agar kontolnya lebih dalam lagi dikuluman mulut istriku. Dan istriku mengikuti. Gerakan memompa. Lelaki itu memaju-mundurkan bokongnya, mengerang sambil makin keras meremasi rambut istriku. Tentu terasa pedas bagi istriku. Tetapi suara erangan lelaki itu membuat istriku pelan-pelan timbul kembali ke-asyikannya. Dia mainkan mulutnya. Terkadang dia lepas kulumannya dan menjilat-jilat batangnya. Juga dia isepin buah zakarnya. Di titik ini nampak kelemahan lelaki itu. Setiap jilatan di zakarnya dia se-akan memohon dan mengemis, 'Terus .. tolong, terruss..oohh mmbbaakk.. enakk bangett ..terruuss..'.
Zakar tamunya ini terus dia isepin dan jilatin. Dan benar .., tak begitu lama lelaki asing ini mengeluarkan teriakan histeris yang ditunggunya ..'..mau keluarr.. oohh mau keluarr ..keluarr, mbbaakk.. Isepp.. kontolku..isepp', sembari menjambak rambut istriku diarahkan ujung kontolnya ke mulutnya dan ..sserr..crot..crot..crott ..muncratlah sperma segar panas langsung ke mulut istriku.
Dan mulut istriku yang sudah menganga sejak tadi siap menerima semua puncratan sperma tamunya. Tak ada setetespun yang lepas dari mulutnya. Masih dalam keadaan crot crot, mulut istriku sudah mencaplok ujung kontolnya untuk memastikan bahwa tak setetespun akan tersia-sia ke tempat lain. Wajahnya yang merem melek nampak menikmati cairan hangat di mulutnya itu. Nampak pula dia mulai mengecap-ecap kemudian menelan berliter cairan yang keluar dari kontol lelaki asing itu.
Selepas itu baru dua insan ini merasakan kelelahannya. Keduanya terduduk. Sang tamu bersender kembali ke sofa, dan istriku tidak bangun dari lantai menyandarkan tubuh dan kepalanya pada kaki-kaki lelaki itu.
*****
Pukul 16.26, Selasa
Sesudah beberapa saat istriku bangkit. 'Tak bikinkan kopi ya, .. Capuchino mau ..?', 'Apa tuh ..'. Rupanya tamu ini benar-benar dari klas kumuh, dia nggak ngerti nama minuman tadi. Tetapi istriku tak lagi menghiraukan, dia ambil celana dalam dan kulotnya, dia pakai dan beranjak ke-dapur.
Di dapur kini istriku merasakan bibir kemaluannya agak pedih-pedih. Tentu karena kontol yang kelewat gede dari tamu asingnya itu. Sendirian dia tersenyum. Puas. Petualangan yang baru dilewati sungguh 'eksaiting'. Sambil mengambil cangkir dan kopi dia mikir, biar kutahan lelaki itu. Biar dia nginep. Pulang esok sore, begitu pikirnya. Mumpung. Aku mau lagi, lebih lagi. Aku pengin telanjang bulat semua. Biar kuajak saja ke kamar tidurku. Di kamar dimana aku dan suamiku tidur. Rasanya penyelewengan dan pengkhianatan yang makin tinggi kwalitasnya akan semakin nikmat. Masih adakah cinta pada suaminya.., sesudah penyelewengan ini ..? Jangan tanya cinta .., itu hal yang lain. Urusan cinta suami tak perlu diragukan. Ini tidak lebih dari urusan libido. Urusan orgasme yang memang dengan suami nggak pernah bisa diraih. Ahh ..dia benar..
Ahh.., pikiran ini jadi nglantur. Penyelewengannya tidak perlu menjadikan keraguan cintanya pada suami. Dasar jiwa petualang. Selalu ada jalan keluar untuk meng-sahkan tingkah lakunya.
Dia keluarkan kopinya. Menebar senyum sesaat kemudian dengan nampannya dia balik ke-dapur. Saat itu terpikir sebaiknya mandi-mandi dulu. Sudah jam empat sore. eehh .., biar kupinjami pakaian suamiku, begitu pikirnya. Kemudian dia masuk ke kamar tidur, membuka lemari pakaian, diambilnya kemeja dan celana pendek suaminya. Tak lupa handuk yang juga biasa aku pakai.
'Mas, pulang besok saja ya.., soalnya aku nggak ada yang nemenin ..ini baju suamiku. Mas biar mandi dulu biar segar ..', sambil menyorongkan handuk besar dan lembut.
Lelaki asing itu terpana, dia nggak siap dengan konsep macam itu, ' ..tapi mmb..bakk.., saya ..', 'Udahlah ..ini khan udah sore .. Pulangnya kemana sihh .., telpon aja kalau ada pekerjaan yang perlu lemburr ..', istriku menyergah.
Benar juga, begitu pikir lelaki ini, dia khan bujang, kost lagi. Nggak ada yang mengkhawatirkan.
'Aku belum puas lho, situ khan yang mulai tadi .., jangan biarkan aku kelimpungan sendiri .., atau mungkin nggak puas yaa dengan aku ..? Ayoo'. Dan '..yaa.. saya juga masih pengin..mauu lhoo..', begitulah akhirnya. Diterima handuk dan pakaian milikku itu ..
Seusai lelaki itu mandi, istriku ganti mandi. Dia bersihkan tubuhnya. Rambutnya pakai shampo wangi. Ketiak-ketiaknya dibuat wangi. Seusai mandi dia dandan. Dia pakai saja yang gampang-gampang dilepas. Dia keringkan rambut. Tidak lupa parfum. Sembari dandan ini dia mulai berpikir lagi. Dia ingin lidahnya menjelajahi tubuh lelaki itu. Woo.. pasti selangit. Libidonya langsung bangkit. Pedih di lubang vaginanya sudah lupa. Yang terakhir adalah menyemprotkan wewangian untuk kamar.
Dia hitung, kalau itu tamu pulang jam sembilan pagi besok, berarti dia akan bercumbu sembilan belas jam sejak percumbuan pertama jam dua siang tadi. Berapa kali lagi dia akan meraih orgasmenya. Dia mau setidak-tidaknya sepuluh kali, atau dua belas atau empat belas, entahlah. Pokoknya banyaklah. Kemudian dia rogoh blusnya dan elus pentilnya. Uuhh.. nikmatnya.., nampak bayangan bibir lelaki itu mencium dan menjilatinya.
Ahh .., aku mau nungging, aku mau dia entot aku seperti anjing.., ditempat tidur ini.., sambil melirik tempat tidur di mana biasanya hanya dia dan suaminya yang meniduri. Uhh.. betapa..
Kemudian dia menjatuhkan tubuhnya kekasur, berguling sesaat, nungging, memeluki bantal .., menampakkan nafsunya yang tak pernah henti menggebu.
Biar dia juga menjilati nonokku, bahkan mungkin juga analku .. Dan akuu ..akankah aku akan menjilati analnya ..? Hii.. macam apa ..rasanya.. Aku pikir penuh bulu juga .. Tetapi aku punya perasaan ..lelaki, kalau kontolnya gede.. semuanya enak dilahap, enak dijilati, diciumi. Uhh.. bener-bener pikiran nglanturku ini .. Dan memang, sepertinya pikiran-pikiran istriku ini pelan-pelan menggiring dan membangkitkan kembali birahinya.
Tanpa kewatir, sesal, takut dan cemas sedikitpun, istriku mengkhayal dan merencanakan 16 jam ke depan.
Sementara itu, lelaki asing, penjual madu dan tamu yang sedikit kasar dan nampak sangat jantan dan seksi yang saat ini duduk di sofa ruang tamu masing bengong memikirkan apa yang telah berlangsung bersama istriku sejak jam dua siang tadi. Dia nggak mbayangkan kerja hari ini akan menemukan kenikmatan seks yang selama ini tidak mudah dia dapatkan. Gratis lagi. Nyonya rumah ini, kayaknya usianya sudah lebih ampat puluh tahun, tetapi nafsunya ..woo, aku bisa kewalahan nihh.. Dia mengeluarkan rokok dari sakunya, .. beraninya merokok tanpa seijin pemilik rumah. Tapi dia acuh saja. Toh udah gua entot ini, pikirnya. Emangnya cuma dia yang pengin merokok, merokok kontolku he he he, geli hatinya.. Diraihnya cangkir kopi, diteguknya, hhmm .. sedapp. Kenyang ngentot dapat kopi. Gratis.
Pukul 16.50, Selasa
Klek-klek.. klek, terdengar handle, pintu dibuka sedikit. Cukup untuk istriku menongolkan sedikit kepalanya. Kemudian kelihatan tangannya melambai, 'Sini mass..', lelaki itu langsung tahu. Disamperinnya. Pintu dilebarkan lagi dan istriku, '..mass tiduran sinii.., capai khan?!', 'Iyaa sih ..'. Istriku naik ke kasur dan seperti kerbau dicocok hidungnya, dia menyusul dan bersama merebahkan diri berdampingan di kasur itu.
Kali ini istriku aktip banget, mungkin berkat khayalan-khayalannya tadi. Dipeluknya tamu asing itu. Dan tak lama merekapun tenggelam saling berpagut. Menikmati lidah dan ludah saling bersedotan, menggigit bibir dan bertukar ludah. Suara lenguh dan erang nikmat mulai bersahutan. Kemudian sang lelaki mendorong, mereka berguling tanpa melepas pagutan. Istriku ditindihnya. Lumatan itu benar-benar mereka nikmati. Ber-menit-menit sebelum tangan istriku mulai menggerayangi tubuh kekar tamu asingnya. Tangannya memeluk mencari kehangatan tubuh lelaki itu.
Lumatan bibir mulai dilepas, mulut sang tamu turun ke leher istriku. Langsung terdengar desah mengaduh. Kenikmatan birahi mulai hadir. Kembali mereka berguling. Pagutan dileher istriku tidak lepas. Berguling lagi. Pagutan lelaki itu turun ke bahu dan tangannya mengangkat tangan kiri istriku hingga ketiaknya terbuka. Dengan serta merta wajah lelaki itu tenggelam dalam lekukan ketiak istriku. Dia menjilat, mencium dan menyedoti ketiak istriku itu. uuhh, wanginya semakin merangsang libidonya. Dengan kenikmatan yang diterimanya, istriku bersikap menyerah, membiarkan lelaki itu memuaskan dirinya menikmati jilatan-jilatan lidah di ketiaknya itu. Yang terdengar hanyalah rintihan nikmat sambil matanya merem melek. Hitam matanya naik ke atas seperti orang kesurupan.
Kemudian dia lakukan pula pada ketiak yang lain. Dan istriku berinisiatip. Dibuka blusnya. Dengan dada yang telanjang memberikan lelaki itu leluasa untuk menjilat ketiaknya yang kemudian juga turun ke dadanya. Benar-benar pesta nafsu dan birahi. Masing-masing sedang menengguk keberuntungannya. Lelaki asing itu melahap tubuh istriku dengan rakusnya. Nampak bagaimana dengan nafsunya menghisap, menjilat, menyedot dan menggigiti susu dan puting-puting istriku. Dan yang nggak kalah merasa beruntung adalah istriku sendiri. Dia menggelinjang. Tubuhnya serasa terlempar ke kanan ke kiri menahan kenikmatan tak bertara yang saat ini melanda dia. Aku akui bahwa dia nggak pernah menerima kenikmatan macam itu. Dan aku memang rasanya nggak mampu memberikannya. Aku bisa menerima apabila merasa sangat kehausan libido macam ini. Dan hanya macam lelaki asing itulah yang bisa memberikan kepuasan padanya.
Lelaki itu sangat menikmati entah disebut apa.., rintihan, erangan atau teriakan.., yang jelas suara-suara macam itu memang sangat mendongkrak libido siapapun yang mendengarnya. Dan sekali lagi lelaki itu benar-benar menikmatinya. Sebentar-bentar matanya melirik wajah istriku, bagaimana rintihannya ditampakkan pada wajahnya. Bagaimana istriku menyeringai sambil mengaduk-aduk rambutnya. Ah ..nikmatnyaa.. Dan memang, pelampiasan macam apa lagi dalam menanggung kenikmatan macam itu kecuali merintih, menjambaki rambut lawannya, sesekali berteriak histeris.
Sesudah puas menjilati leher dan dada secara lumat, wajah lelaki itu nampak mulai turun ke perut istriku. Dijilatnya perut itu. Sesekali giginya sedikit menyakiti. Sakit yang nikmat tentunya. Dan istriku nampak bergumul. Bergumul dengan kenikmatan yang tak bertara. Merasakan pusernya disentuh lidah kasar dari tamu asingnya, kemudian lidah itu se-akan ngebor kedalam pusarnya, sungguh tak terperikan. Dia angkat-angkat pantatnya menahan derita itu. 'Oohh, ..ampun.. tolongg ..masszz, aampunn.., maass, nikmmaatt ..teruuss', ah sepertinya suara itu ..
Nah, ini yang membuat penasaran istriku. Wajah yang terus turun itu, tidak menjilat secara runtun langsung di bawah perutnya tetapi loncat langsung ke bawah. Dan sakitnya lagi, lelaki itu turun dari tempat tidur dan diam sesaat. Sungguh strategi yang sangat jitu. Istriku sangat tersiksa, dia langsung protes ..kecewa..,'Kenapa..??', tetapi lelaki itu menempelkan telunjukknya kebibir, 'Ssett..!', .. kemudian pelan-pelan dia raih kaki istriku, dia tarik ketepi kasur, hingga kedua kaki itu terjuntai ke tanah. Dan seakan melata, lelaki asing ini berbaring telentang di lantai, kemudian kembali meraih kaki istriku. Inilah yang benar-benar istriku terkejut dan langsung kelimpungan. Telapak kakinya diciuminya, dijilatinya, digigitinya. Nampaknya se-akan-akan dikunyah-kunyahnya. Tentu saja istriku tak mampu lagi untuk tak berteriak-teriak mengaduh.
Nggak pernah nyangka sebelumnya, karena suaminya nggak pernah pula melakukan macam ini, bahwa kaki yang diciumi, jilati dan gigiti juga sangat memberikan sensasi birahi yang dahsyat. Dan kedahsyatannya itu dibuktikan dengan apa yang langsung istriku alami.
Tanpa atau belum disentuh sedikitpun oleh lelaki itu, vaginanya langsung menyembur-nyembur. Cairan orgasmenya datang lagi ..kali ini serasa terkuras ber-liter-liter. Ahh .., inilah orgasme yang ke-tiga hanya dalam waktu kurang dari ampat jam. Lelaki ini sungguh luar biasa. Dia sangat paham seninya persetubuhan. Istriku sangat memujanya. Peristiwa itu sungguh tak pernah terlupakan lagi. Lhoo, koq bisaa.. Aku sendiri juga heran.., aku tahu bahwa hal itu juga dilakukan oleh orang lain, tetapi aku mungkin tidak memiliki upaya sejauh itu.
Lelaki asing itu tahu persis apa yang telah terjadi. Tahu persis istriku nggak mampu membendung datangnya orgasme itu. Tahu persis, saat ini dialah yang mengendalikan. Dan dia nggak berhenti ..Jilatan di telapak kaki itu diteruskan, lidahnya menari-nari diantara jari-jari kakinya. Dikulumnya satu-satu, dari jari kaki kanan kemudian ke kaki kiri. Demikian tenang cara melakukannya. Reaksi liar perempuan di atasnya tidak mempengaruhi apa yang sedang dia lakukan. Gigitan dan jilatan terus menghujani kaki-kaki istriku.
Kemudian dia sedikit bangkit, duduk di lantai. Betis istriku kini jadi sasaran. Nampak gergetan melihat betis mulus istriku, lidahnya menyapu-nyapu kulit halus di kanan dan kiri betisnya. Di tempat ini istriku merasakan bagaimana lidah tamunya ini seperti amplas kasar. Saraf-saraf yang peka di sekujur betis itu memberikan reaksi bukan main. Nggak lagi memberikan tempo, orgasme yang baru saja terjadi tidak menjadi halangan untuk membangkitkan libidonya lagi. Hati istriku terus merasa heran, hari ini begitu banyak surprise yang dia temui. Dia telah merasakan orgasme yang beruntun. Sekarang betis-betisnya sedang merasakan nikmatnya lidah amplas tamunya. Segala kelelahan orgasme sebelumnya langsung terhapus. Birahinya langsung bangkit kembali. Badannya tidak bisa lagi dikendalikan dari gelinjang yang sangat.
Menggeliat-geliat dengan disertai aduh-aduh dari bibirnya. Oohh..oohh.. suaranya kini sudah serak.. Dengan terus menerus tak mampu mengendalikan desahan dan rintihan, angginanya tak lagi terjaga, suaranya menjadi serak bahkan parau .. Tapi bagaimana dia bisa berhenti mengerang.
Lidah, bibir dan gigitan lelaki asing ini seperti senjata tak terelakkan. Seluruh bagian yang dilewati nggak ada yang tidak dijilat dan gigit. Pasti besoknya akan nampak bekas sedotan-sedotan itu. Apalagi karena kulitnya yang putih bersih itu. Pasti suaminya juga akan yahu. Ahh.., bagaimana nantilah ..
Kini jilatan dan gigitannya naik ke dengkul dan lipatan kakinya. Mukanya berputar-putar untuk merasai bagian rinci dari dengkul dan lipatan kakinya. Kadang-kadang nampak tengadah, kemudian mengahadap ke bawah. Dan tak terhindar lagi, di daerah ini istriku benar-benar tak tertahan. Sangat geli rasanya sehingga kakinya setengah menendang mendorong kepala tamunya. Hampir terjengkang. Tetapi lelaki ini tidak menyerah. Dia tahu betul ini juga merupakan daerah yang paling peka terhadap jilatan dan gigitan. Kali ini di pegang erat-erat kaki istriku. Saat dia menjilati salah satu kakinya, ia tindihkan tubuhnya kesalah satu tungkai kaki lainnya, istriku tak berkutik. Jilatan dan gigitan yang terus menyerang dengkul dan lipatan kaki ini hanya bisa dia tahan dengan cara menggeliat dan berusaha berguling.
*****
Pukul 17.08, Selasa
Tapi mana bisa. Pegangan erat lelaki yang jauh lebih kuat itu nggak bisa dia lawan. Dan akibatnya menjadi sangat bukan main. Ketidak berdayaan ternyata bisa berubah secara sensasional menjadi kenikmatan. Kenikmatan karena dipaksa, karena disakiti, kenikmatan karena kalah kuat. Itulah yang dia rasakan kini dan akibatnya untuk kali yang ke-empat, hanya sekitar lima menit dari peristiwa yang sama, orgasmenya datang lagi. 'Acchhrr.. hhuuzz.. aacchhrr..', suara paraunya terdengar sangat mengenaskan sekaligus sangat membirahikan. 'Aku orgasmm lagi..masszz.. ammpuunn.., aku orgasmee lagii, maasszz, ampuunn ..', ternyata yang terdengar mengenaskan dari mulutnya itu lain pula yang nampak di wajahnya. Wajah kepuasan yang sekaligus kelelahan yang sangat. Ratapan memelas dengan hitam matanya yang seakan terbalik berubah saat suara, 'hhoocchh .. maazzhh..' sambil menarik nafas panjang bibirnya menyeringai dengan senyum kepuasan.. '..sudaahh.. sudahh duluu.. akkuu lemess, bangett lemess. Oaahh.. ammpunn.. berhenti dulu mass'.
Untuk kesekian kalinya tamu istriku mengalah. Dia lepaskan semua pegangan. Dia kemudian naik ke kasur, telentang dan ikut istirahat. Nafas istriku ngos-ngosan melepas kelelahan, tapi dia juga tidak ingin mengecewakan tamunya, 'Bagaimana kalau kita makan dulu, lapar banget .., sejak siang lho belum makan mass..', istriku menawarkan kompensasi yang langsung dapat anggukan dari lelaki itu tanda setuju. 'Yaa, aku juga sangat lapar.. hhoo..'.
Mereka beranjak dari tempat tidur. Ketika sang tamu meraih celananya hendak dikenakan, istriktu menahan, 'Yoo, kita bertelanjang aja semalaman ini, bebas dan hewani, seperti Adam dan Hawa, bagaimana?', usul istriku sambil ketawa kecil geli. Boleh juga nih, pikir sang lelaki, kemudian ditaruhnya kembali celananya dan mereka bertelanjang bulat menuju ruang makan.
Lelaki ini ketawa ngakak melihat istriku telanjang membawa makanan dari lemari es ke meja makan. Dia baru melihat dan mengalami pengalaman lucu macam ini. Demikian pula saat sang tamu berdiri untuk mengambil minumannya, istriku mentertawakan kontol gedenya yang bergelantungan macam bandulan itu.
Mereka makan sebagai orang bercinta. Istriku memulai menyuapkan sesendok nasi kemulut tamunya yang langsung mengunyahnya kemudian berciuman dan membagi kunyahan itu ke mulut istriku. Kembali tertawa cekikikan. Saat hendak minum istriku mengambil air gula, 'malas ah mengamil sendok, pinjam ini yan buat ngaduk ..', sambil menunjuk kontol gede panjang lelaki itu. 'Ambill ..', dan jadilah, kontol gede itu mencelup ke muk air teh dan gula menggantikan sendok sebagai adukan. Kemudian dia teguk air gula itu hingga tandas, '..hhuu.. nikmaatt..'.
eehh, kontol lelaki itu ngaceng .., maklum pada permainan di kamar tidur tadi hanya istriku yang merasakan kepuasan dengan dua kali orgasme, sementara tamunya ini sama sekali belum keluar spermanya. Pelampiasan birahinya tertunda. Dan ketika dapat senggolan tangan istriku kontolnya langsung saja ngaceng. Uhh, memang luar biasa gede dan panjangnya. Istriku beranjak ke meja tulisku mengambil mistar plastik yang selalu di meja itu, kembali dan membuat ukuran penis lelaki ini. Panjangnya 22 cm, dengan garis tengah batangnya 4 cm atau seperti pipa besi se-ukuran 1.5 inchi. 'Berapa mbakk, ..', tanya lelaki asing itu. Istriku menunjukkan panjangnya di mistar, dan menyebutkan garis tengah batangnya.
Pada kesempatan ini istriku lebih leluasa memperhatikan tubuh tamu asingnya. Dari tempat duduknya dia perhatikan dada tamu itu hitam dengan sedikit mengkilat karena dipadati oleh daging, nampak sangat sehat. Sebagai lelaki pentilnya nampak cukup besar. Ahh.. aku belum sempat mengisap puting itu. Pasti sedap mendengar rintihan tamunya saat dia melumati puting itu, dia mengkhayal lagi. Kemudian dia perhatikan pula bahunya yang bidang, bagian mana yang menampakkan kejantanan dan kegagahan pria ini. Dan turun ke lengannya, nampak sepintas bulu ketiaknya. 'Mass, ..tolong ambilin itu dong, cangkir merah di rak atas', dia dapat akal untuk lebih banyak melihat ketiaknya. Dan, bukan main, bulu-bulu ketiaknya sangat rimbun. Baru sekarang dia sepenuhnya menyadari, pada saat-saat tidak sibuk menggumuli atau di gumulinya.
Ahh, sebentar dia akan menenggelamkan diri pada wilayah-wilayah berbulu itu. Walaupun telah empat kali mengalami orgasme, dan membuat tenaganya terperas tetapi pemandangan bulu-bulu tadi cepat menyegarkan kembali semangatnya. Sementara sang lelaki asing nggak perlu dikhawatirkan. Kontolnya jelas-jelas masih kehausan untuk permainan macam apapun.
Dia teruskan makan malamnya. Dia ambil susu dari lemari es, dia tegak sepenuh gelas. Dia ambil sebatang coklat, berbagi dengan sang tamu dalam adu bibir. Mereka juga bertukar minum dalam satu mulut.
Selingan makan ini tidak memutus kesinambungan birahi mereka. Mereka memiliki banyak kreasi untuk merawat semangat dan nafsu libidonya. Terutama karena istriku memang perempuan yang pandai. Dia selalu punya jalan keluar.
Sebagai penutup hidangan, sekali lagi istriku menawarkan kopi. Mereka kembali ke sofa depan sambil memawa kopi masing-masing. Duduk saling menempel. Tangan saling menggerayang. Kemudian disusul pagutan, saling bertukar lidah dan ludah. Mereka melakukan pemanasan lagi.
*****
Pukul 17.35, Selasa
Alangkah nikmatnya berciuman. Saling mengulum menikmati ludah yang hangat. Sesekali terdengar 'clup' ketika bibir-bibir itu lepas sesaat. Irama wajah-wajah saat bibir mencari posisi untuk menyedoti nikmatnya. Mencari-cari tepian bibir dan saling menggigit. Uuhh .., libido langsung terdongkrak. Tangan istriku langsung merabai perut lelaki asing itu, turun meremasi jembutnya yang tebal. Digosok-gosokkan telapak tangannya untuk merasakan kekakuan yang nikmat dari setiap helai rambut kemaluan tamunya.
Kemudian merabai selangkangan. Digosokkan pada celahnya, naik, turun, melakukan dengan lembut. Diserempetkannya punggung tangannya ke batang kontol yang sedari tadi sudah dengan tegaknya mengacung, menunjukkan kepalanya yang seperti jamur, mengkilat dengan sobekkan menganga pada lubang kencingnya.
Kemudian dimainkannya bijih pelernya dengan remasan lembut, membuat lelaki itu mengeluarkan desisan sambil sedikit mengangkat pinggulnya. Dia ingin tangan-tangan istriku selekasnya menangkap dan mengelusi kontolnya.
Tetapi istriku tidak mau tergesa. Mungkin itu naluri betina, menggoda pejantan hingga karena nafsunya hadir menggelegak. Yang istriku lakukan justru melepas bibirnya dari bibirnya untuk meluncur ke bawah, keleher lelaki itu. Disini dia membuat lelaki itu mendongak sehingga dia bebas menyedoti batang lehernya, kekanan, kekiri, keatas dan bawah. Bau ludahnya melumati pori-pori leher lelaki itu semakin membuatnya terbakar. Dan jilatannya kembali meluncur turun.
Betapa istriku ingin melumati dada lelaki ini. Dada gempal sehat berotot itu demikian kenyal dalam gigitan. Disertai erangan dan rintihan lelaki asingnya, bibir dan lidahku melumati seluruh permukaan dadanya. Putting susunya dia sedotin, dia gigitin. Daging bawah susunya yang gempal dia gigitin. Berputar-putar disekeliling iga lelaki itu. Tentu saja sang lelaki menjadi kesetanan. Menggelinjang dan mengaduh, menahan gejolak birahi yang terus memuncak.
Dari dada bibir dan lidahku meluncur ketepian ketiak. Hidungnya menangkap aroma jantan sang lelaki yang menyebar dari ketiaknya. Uhh.. sangat nikmatnya. Dia ingin menjilati ketiak yang penuh bulu. Dia isyaratkan agar tamunya mengangkat lengannya. Dia ingin dengan terbuka dan leluasa bisa menjilati ketiak-ketiaknya. Dan sang tamu dengan senang hati bersender, melipat tangannya keatas untuk bertumpu pada kepalanya sehingga kedua ketiaknya yang penuh bulu terpampang. Istriku mengamati sejenak postur itu, oohh ..bukan main, seksi sekali.. Lihat, seorang pria asing, telanjang penuh bulu, kasar berotot, bersandar di sofa dengan sepasang ketiak berbulu yang menantang. Sementara kakinya selonjor kelantai setengah terbuka hingga nampak tegar kontolnya yang tegak ngaceng mencuat dari rimbunan jembutnya. uuhh ..alangkah nikmatnya untuk di jelajahi.
Ah.. Dia ada gagasan, mirip gagasan lelaki saat di tempat tidur tadi. Dia berdiri sesaat berhadapan dengan postur pria telanjang tersender di sofa itu, kemudian berjongkok. Bukan, bukan jongkok. Lebih rendah lagi, dia setengah berguling dilantai. Tangan-tangannya meraih kaki-kaki lelaki itu. Dia melakukan seperti tamunya yang telah lakukan padanya. Dia, istriku, ya istriku, mulai menjilati ujung-ujung jari kaki lelaki asing itu.
Mula-mula menciumi, mengkulum-kulum setiap jari kaki, dari jempol hingga kelingkingnya. Lidahnya menari diantara celah-celahnya. Kemudian pinggiran telapaknya disedoti. Kemudian telapaknya diciumi, dijilati hingga menutupi wajahnya. Telapak bersepatu no. 43-an itu sangat lebar menutupi wajah istriku yang mungil.
Dia menikmati bau sepatu pada telapak lelaki itu. Sepatu butut dan murahan yang berbau sangat menyengat. Maklumlah lelaki ini jalan dari rumah kerumah sepanjang hari. Tapi dihidung istriku saat ini, bau itu justru sangat merangsangnya. Dia lumat-lumat telapak kakinya itu seakan akan mencuci habis untuk menyedot bersih bau itu.
Karuan saja sang tamu asing ini benar-benar melayang dalam kenikmatan tak bertara. Seakan ingin ditariknya kakinya karena tak tahan kegeliannya. Tetapi itu tak dilakukan. Ini pengalaman pertama bahwa seorang perempuan, gedongan lagi, menjilati kakinya. Mencuci dengan bibirnya, menyapu-nyapu dengan lidahnya. Wwoo ..sungguh .. bukan main ..perempuan satu ini.
Selanjutnya dengan bersandar pada sofa samping, istriku duduk dengan betis kanan lelaki itu dalam rangkulannya. Dia jilati pori-pori dan bulul-bulu betis itu. Hidungnya mencium-cium mencari bau ke-laki-lakian pada betis itu. Dia pusatkan pada betis kanan saja. Ketidak seimbangan naiknya saraf-saraf pada betis akan menyiksa nikmat pada pemiliknya. Dan benar. Lelaki asing itu meronta. Dijambaknya rambut istriku untuk menghentikan sejenak kegelian di kaki yang melandanya. Dia nggak tahan. 'Aduuhh ..mbbak, geli banget sihh ..', istriku tersenyum puas mendengarnya. 'Mbak ngerti banget kelemahan saya ..', pujian yang menyemangati birahi istriku. Lelaki itu menarik nafas sesaknya, kemudian melepas jambakan rambut istriku. Dan nafsu istriku yang sudah membara kembali meraih betis itu, tidak mengulang pada wilayah yang sama tetapi bibirnya kini naik ke dengkul.
Ada semacam target dari istriku. Dia ingin melihat kontol tamunya mencapai ngaceng yang paling. Dia berharap dengan permainannya itu nafsu lelaki asing ini benar-benar meledak. Dia lirikkan matanya ke tonggak mengkilat yang mencuat dari belantara keriting, jembut lelaki itu. Dia perhatikan benar jamur mengkilat di ujung itu merekah dengan belahan ranum yang menunggu jilatan dan isapan mulutnya. Uhh.. indahnya. Itu pasti desakkan darah nafsunya. Dan lebih jauh ke atas nampak wajah tamunya yang mengerang dan merintih, merana dalam kenikmatan tak bertara yang sedang melandanya.
Dengkul itu digigitinya sesaat. Tak lupa lidahnya menyapu pori-pori dengkulnya mencari aroma ke-laki-lakian disana. Dan bibir terus naik ke sasaran utama. Paha berbulu lelaki itu dikemot-kemotnya. Bulu-bulunya sangat merangsang saraf-saraf lidahnya. Dia sedoti rasa asin keringat paha lelaki itu. Sementara itu posisi vaginanya tepat nyenggol jari-jari kaki sang lelaki. Wuuhh .. nikmatnya. Kemudian sengaja digosok-gosokan ke liang vaginanya. Dia merasakan seperti ada kontol di sana. Jilatan paha kemudian naik ke arah selangkangan. Matanya setengan merem, menikmati semerbaknya aroma selangkangan tamunya. Dan tak sabar lagi mukanya kemudian dia benamkan pada selangkangan itu. Diantara bijih peler dan sudut paha itu dia menemukan aroma yang keras keringat selangkangan lelaki itu. Disedotnya. Lidahnya menari-nari. Kembali matanya melirik kontol lelaki itu yang benar-benar telah siap menembusi vaginanya.
Sementara itu, oleh kegatalan yang sangat di bawah sana, pantatnya diangkat-angkatnya, agar jari-jari kaki itu masuk lebih menembus lubang kemaluannya. Dan akibatnya bukan main. Gelinjang tak tertahankan menyerang istriku, dia sudah sangat kehausan, matanya sudah nanar, 'Mass.. Tolongg..aa..kkuu.., maass, tolongg..', '..entot akkuu mass..'.
Lelaki itu sigap. Kini saatnya dia ambil alih kendali. Diangkatnya tubuh istriku, didudukannya ke sofa. Dia berdiri di depannya dengan kontol tonggaknya yang siap menerjang kemaluan istriku. Dia raih kaki-kaki istriku dan dinaikkannya kepundaknya. Kemaluan istriku jadi persis berhadapan dengan kontol gede panjang yang telah siap menembusinya. Dan pelan-pelan dia asongkan tepat ke lubang vagina istriku yang sudah nampak berminyak menunggu batangan itu.
Inilah saatnya kenikmatan hadir. Dengan sedikit menekan, kontol gede itu menyibak lubang vagina istriku. Nampak tidak mudah. Dia usap-usapkan dulu ujungnya, mencari cairan pelumas. Kurang. Dia meludah di tangannya. Dia usapkan ludah itu ke ujung kontolnya, sebagai pelicin. Dia kembali mencoba, ujung kontol dipaskan ke lubang vagina dan dorong. Pelan tapi ..blleess.. Sesaat berhenti. Sedikit dia tarik untuk meratakan pelumas itu. Dan kembali bless.., lebih dalam lagi. Dia tarik lagi dan bless lagi. Begitu beberapa kali. Sehingga akhirnya seluruh batangan yang 22 cm itu tertelan masuk dalam liang vagina istriku.
Pukul 17.57, Selasa
Upaya kontol tamu asing yang menembusi vaginanya sungguh membuat istriku hampir kelengar. Kontol itu demikian sesaknya, walaupun ini untuk yang kedua kalinya sejak hampir lima jam terakhir. Hal itu mungkin disebabkan urat-urat cengkeram dalam vagina istriku juga mengencang, hingga membuat lubang itu sangat mencengkeram. Ada rasa pedih dicelah-celah nikmat yang didapat. Mungkin timbul goresan. Tetapi sesudah lelaki itu meludahi kontolnya, ada sedikit pelumas. Cara memasukkan yang sedikit-sedikit dan pelan, kemudian ditariknya dan didorongkan lagi hingga pelumasnya merata tadi sungguh saat-saat yang dipenuhi gelinjang dan mendongkrak libidonya.
Dengan posisi kepala bersender di sofa, kemudian badan setengah melengkung karena kedua kakinya ditarik ke atas numpang di atas pundak sang lelaki sehingga dia bisa melihat secara nyata saat-saat ujung kontol menyentuhi bibir kemaluannya ternyata membuat sensasi erotis yang luar biasa. Dia menyaksikan bagaimana klitorisnya tersibak memberikan ruang untuk batang berkepala jamur mengkilat itu menembusi vaginanya.
Pemandangan kontol gede panjang dan kaku berwarna coklat kehitaman yang menembusi vagina berwarna kulit kuning putih itu sungguh merupakan sensasi yang belum pernah ia saksikan selama ini.
Sesudah kontol itu tertelan kelubang vaginanya, mulailah lelaki itu memompa. Bokongnya digerakkan maju mundur. Setiap kontol itu didorong maju jutaan saraf-saraf vaginanya merasakan kegatalan yang tak terhingga, demikian pula saat ditariknya mundur. Tanpa berfikir panjang lagi dia menggoyang-goyang pantatnya untuk menggaruk rasa gatalnya itu. Dan terdengarlah suara slup, slup, slup dari pemompaan kontol pada kemaluan itu. Dan dari mulut istriku dan lelaki asing itu terus menerus terdengar lenguh, desah dan rintih nikmat yang berkepanjangan.
Kemudian terlihat kedua tangan lelaki itu meraih puting-puting susu, memelintir-pelintir dengan jari-jarinya. Waahh, bukan main, istriku menggelinjang dan langsung menggeliat-geliat. Kepalanya seperti orang kemasukkan setan. Dengan rambutnya yang langsung awut-awutan kepalanya digeleng-gelengkannya dengan cepat ke kanan dan kiri. Kegatalan pada dua titik, lubang vagina dan puting susu, benar-benar membuat istriku sangat histeris. Kemudian lelaki itu menunduk, menggantikan tangannya dengan mulutnya, puting-puting susu itu disedotinya dan digigitannya, sambil tanpa henti kontolnya terus memompa. Makin cepat, makin cepat. Slup. slup, slup. Dan .., 'aachh..', terdengar suara istriku merintih keras, '..maasszz, aa..kkuu.. nyampaii, orgasme lagii..', benar, cairan-cairannya kembali tumpah dalam lubang vaginanya.
Dan lelaki itu tidak menghentikan pompanya. Rupanya dia sendiri dalam keadaan kegilaan nikmat yang nggak akan menghentikan apapun yang terjadi. Gerakan maju mundurnya makin cepat. Nampak seperti lokomotip yang lari kencang dengan hidrolik yang memompa mesin dan membuat rodanya berputar, kontol lelaki itu memompa lebih kencang lagi. Dia tidak memperhatikan istriku yang megap-megap, juga tidak mengacuhkan bibir-bibir vagina istriku yang ber-busa-busa karena cairan birahinya tersedot keluar. Kenikmatan karena sempitnya vagina itu ternyata tidak berkurang oleh membanjirnya cairan-cairan itu.
Dalam keadaan setengah merem dan melek, istriku menyaksikan busa-busa itu. Kembali kesadaran petualangannya hadir. Walaupun sudah terasa ngilu dan pedih-pedih, saat melihat busa-busa yang keluar akibat gesekkan pompa pada kemaluannya, dia tidak berusaha menahan gerakan lelaki tamunya itu. Dia biarkan batangan 22 cm itu meneruskan pompanya. Dan dia tambah pula kecepatan goyangnya. Dia menikmati bagaimana wajah lelaki itu blingsatan kenikmatan, dan bibirnya yang berpeot-peot mengaduh-aduh. Sementara dari tubuhnya bercucuran keringatnya membasahi dada dan perut istriku.
Dan rupanya lelaki itu belum juga ingin menyelesaikan permainannya. Diturunkannya kaki istriku dan ditariknya membujur searah sofa. Kaki sebelah kanannya dia sampirkan ke sandaran sementara kaki kirinya dia biarkan jatuh ke lantai hingga kemaluan istriku lebih terbuka.
Kemudian kembali disodokkan batang 22 cmnya menembusi kemaluan itu. Kali ini lelaki itu sungguh mendapatkan kesenangan. Dengan bokongnya yang terus maju mundur, dia merebahkan tubuhnya ke atas tubuh istriku. Mulutnya langsung menerkami leher istriku, ketiaknya, susunya, puting-puting susunya dengan penuh kegilaan. Slup, slup, slup, slup. Entah untuk yang berapa ratus kali.
Dan akhirnya datang juga. Lelaki itu merasakan spermanya akan muncrat. Sejak awalnya dia ingin menyaksikan lagi spermanya langsung muncrat ke mulut istriku. Dia akan merasa puas melihat istriku gelagapan menerima limpahan berliter-liter spermanya. Dan dengan sigap dia cabut kontolnya dari kemaluan istriku, kemudian bergerak ke samping sofa. Tangan kirinya secara kasar menjambak rambut istriku dan menariknya, sementara tangan kanannya mengasongkan jamur kontolnya yang basah oleh cairan vagina itu ke mulut istriku. Dan walaupun ada rasa pedih disebabkan tarikan pada rambutnya, istriku secara reflek mengangakan mulutnya. Ada perasaan aneh yang tiba-tiba menjalar. Dia merasakan nikmat atas perlakuan kasar lelaki itu.
Perasaan itu sudah mulai hadir sejak kontol gede lelaki tamunya menembusi kemaluannya hingga menimbulkan rasa pedih, kemudian saat kontol itu mulai memompa dengan cukup kasar hingga busa-busa birahinya tersedot keluar meleleh di seputar bibir vaginanya, dan sekarang.. rasa pedas di kulit kepalanya karena jambakan kasar tangan lelaki itu. Dia membayangkan dirinya menjadi budak kenikmatan sang lelaki dan sedang dipaksa untuk menerima sperma itu muncrat ke mulutnya. Itulah yang mungkin disebut sebagai kenikmatan 'multi dimensi'.
Tangan lelaki itu mengocok-ocok batang kontolnya dengan cepat, mulutnya meracau, nafasnya terus memburu, sementara keringat dari dagunya, tubuhnya terus menetesi dada dan perut istriku. Kocokkan itu semakin cepat, pada saat segalanya akan hadir, lelaki itu mendongakkan wajahnya ke-langit-langit. Suara paraunya berteriak 'Aaccrrhh.. aarrcchh .., keluarr .., keluarr, ayoo telann sayangg, makan nihh kontolkuu, minumm nih pejuhku', dan .. crot, crot, crot.., muncrat-muncratlah ber-liter-liter air maninya.
Dengan teriakkan dan racauan panjang seolah melepas beban, laki-laki itu menumpahkan spermanya. Istriku merasakan ada sekitar tujuh kali semprotan panas mengisi rongga mulutnya. Dia terus menganga hingga semprotan itu reda. Sesudah itu dia merasai cairan itu. Mulutnya mengenyam-ngenyam. Kental dan pekat, ada asin, ada gurih, ada sepat dan ada pula pahitnya. Kemudian dia telan seluruhnya. Tenggorokannya ikut merasakan kehangatan air mani lelaki asing itu.
Dan selanjutnya seperti anjing yang selalu lapar, istriku menjilati pula yang tercecer di paha, jembut dan batang kontol lelaki itu. Batangnya masih diperas-peras pula khawatir masih ada yang tertinggal, dan lidahnya menjilat sisa-sisa sperma yang mengalir dari kepala jamur kontol itu. Lelaki itu tergolek dilantai bersandar sofa, lelah sesudah kerja tanpa henti tadi. Dan sesudah yakin nggak ada lagi sisa yang dijilatnya, istriku mengikuti duduk bersandar sofa disampingnya.
Suasana beku untuk beberapa saat. Hanya nafas-nafas panjang yang terdengar. Sementara di luar rumah mulai terdengar suara-suara lain. Klakson mobil, lonceng pedagang es krim, sesorang memanggil nama temannya dan hiruk pikuk lainnya saat hari berangkat malam ..
Pada saat itu, terlintas ingatan istriku pada suaminya. Dia bayangkan di sana suaminya sedang sibuk dengan pekerjaannya. Dasinya, handphonenya, laptopnya dan setumpuk dokumen tak pernah jauh dari dia. Sementara itu, dia, istrinya disini, telanjang terkapar kelelahan di lantai sesudah kemaluannya di entot habis oleh kontol gede panjang tamu asingnya. Ooohh, alangkah ironinya .. Kehidupan jagad terus berputar, di setiap sudut dunia lahir peristiwa-peristiwa. Harmoninya justru timbul dari berbagai ironi antara peristiwa yang satu dengan yang lainnya.
'Maass, rasanya kita perlu mandi-mandi lagi. Aku mau buat madu telor buat kesehatan kita berdua. Mas mandi dulu. Kita akan melewati malam yang woo .. Dan mesti segar dan sehat. Ok?', itulah rentetan mulutnya untuk menepis ingatan pada suaminya. Tamu asing itu mengangguk setuju. Untuk hal-hal semacam itu dia nggak mau terlampau mencampuri. Itu urusanmu, pikirnya. 'Okee ..', toh keluar juga jawabannya, untuk menyenangkan istriku tentunya. Kemudian mereka bangkit.
*****
Pukul 18.31, Selasa
Istriku membuat nasi goreng istimewa. Dia memang juga jago masak. Diatas nasi gorengnya yang dimasak bersama serpihan-serpihan daging sapi dia taruh telor mata sapi setengah matang dan tomat irisan. Dia juga suguhkan kopi susu. Dia bilang itu semua untuk memulihkan tenaga. Tamu asing itu makan dengan lahapnya. Pasti bagi dia itu merupakan makanan yang cukup mewah. Terkadang mereka saling menyuapi. Wwuu, .. kemesraan palsu yang nikmat.
*****
Pukul 19.00, Selasa
'Aku mikir lho mas, tadi siang saat aku buka pintu dan Mas nawarin jamu, aku nggak begitu dengerin, cuma perhatiin orangnya lho', istriku membuka omongan. 'Ooo, ya ..? Terus?', 'Ya aku pandangi tubuh mas, ngganteng, pikirku', 'Ma kasih? Terus?', 'Terus aku ngintip dari kamar', 'Ooo pantesan jadi galak, ha ha ha!', 'Iyaa, aku naksir berat..'. 'Kenapa sih kontolmu gede banget mas?', 'Khan udah dibilang karena madu, hi hi hi?', 'Iyaa deh, n'tar aku borong madunya'. 'Bener?', 'Benerr. Biar suamiku ketularan gede juga, hi hi hi hi?'.
Begitulah mengalirnya sebuah birahi penyelewengan. Pada bicaranya sudah selalu mengarah ke urusan libido. Kemudian mereka saling berpandangan. Tersenyum. Sesaat kemudian istriku mengasongkan tangannya yang langsung disambut oleh lelaki itu. Tangan-tangan itu saling meremas. Dan aliran listrik birahi mulai bangkit, menjalar. Sekali lagi ber-adu pandang. 'Mass .., aku nggak puas-puas lho. Aku selalu merindukan kontolmu', istriku menebar senyum. Pernyataan birahi. 'Samaa.., aku juga sangat kagum pada memekmu mbak. Enak banget. Legit'. 'Bener, niihh..'.
Istriku berdiri nyamperin tamunya secara manja. Dia langsung duduk di pangkuan lelaki itu. Tangannya merangkul kelehernya, 'Maass, ..uuhh..', wajahnya mendekat dan dia mulai mencium. Bibir disambut bibir. Kemudian saling melumat.
Wajah istriku dengan ritme yang penuh rasa berputar-putar diatas wajah lelaki itu. Bibirnya, lidahnya berusaha merasuki rongga mulut tamunya. Di-isapnya lidah tamunya. Disedotinya ludahnya. Sang tamu juga tak kalah berbalas. Dirangkulnya istriku. Dieratkannya ke tubuhnya. 'mm..', terdengar gumaman.
*****
Pukul 19.16, Selasa
Beberapa menit berlalu. Istriku nggak tahan lagi. 'Kita ke ranjang yook', dia bangun dari pangkuan dan lagi-lagi menuntun lelaki asing itu keranjang perkawinannya. Nggak nampak lagi keraguan nyeleweng dan mengabaikan suaminya pada tingkahnya itu. Dia benar-benar masuk ke wilayah petualangan tanpa hambatan. Dia menikmati banget.
Menjatuhkan diri ke kasur bareng-bareng, istriku langsung menerkam, wajahnya ngusel-usel. Diciuminya lelaki itu sambil desahnya tak henti-henti. Dia cium dan gigiti bibirnya, dagunya. Sesekali bibirnya turun ke lehernya. Lelaki itu pasrah saja. Dia mengimbangi apa mau istriku. Dia menikmati. Kedua tangannya jatuh ke bantal, hingga ketiaknya yang berbulu terbuka. Sepertinya dia ingin ciuman, jilatan dan gigitan istriku merambahi semua wilayah tubuhnya. Dan itu memang menjadi target istriku.
Melirik ketiak tamu asingnya yang penuh bulu, hhuu .., hatinya tergetar.. Dia menahan diri untuk tidak langsung merambahnya. Dia membuat urutan. Bibir dan lidah turun ke dadanya. Disini istriku menikmati aroma tubuh lelaki seutuhnya. Sambil menggigit kecil, hidungnya dilekatkan kepori-pori di dada untuk menghirup lebih banyak bau lelakinya. Begitulah betina yang kehausan. Lihat, tangannya yang memeluki tubuh lelaki telanjang yang telentang pasrah, sembari sesekali jari-jarinya merabai bagian-bagian peka atau geregetan sambil mencubit kecil, atau menusukkan ujung-ujung kukunya ketubuh liat tamunya itu. Semua hal yang berlangsung, baik dari istriku maupun reaksi tamunya, nampak mengalir dalam derasnya libido mereka yang terus membara.
Suara bibir istriku sesekali terdengar, timbul karena kecupan-kecupannya dan karena desah kenikmatan yang dilaluinya. Sesekali kepalanya bangkit menyibakkan rambutnya yang terurai.
Nampak kemudian tangan kanan sang tamu meraih rambut-rambut istriku, membantu agar rambutnya tidak merepotkan ciuman dan jilatannya ..
uuhh .., enak banget menggigiti pentilmu mas, istriku berkata dalam hatinya sambil tak puas-puasnya menggigit dan menjilati pentil itu. Kemudian juga bagian bawahnya, di arah tulang-tulang iganya. Dia dapatkan daging gempal yang sungguh nikmat jadi sasaran bibirnya. Tak pelak lagi, lelaki itu bergelinjangan menahan geli nikmat sambil mulutnya mendesah, ingin mengaduh tetapi berusaha menahannya. Yang hanyalah suara-suara eekkhh.. Menahan geli dengan menekan nafasnya.
Tangan istriku merubah posisi. Mulai mengelusi bahu bawah ketiaknya. Dengan lembut tangan itu merabai, naik turun, mengalir mengikuti ritme bibirnya yang terus menjilati buah dada lelaki itu. eekkhh.., eekkhh.. Untuk kesekian kali lelaki itu menyibakkan rambut istriku. Terkadang nampak tangannya juga meremasi dan menjambak rambut itu. Tingkah lakunya itu mendorong birahi istriku makin semangat. Kepalanya mengangguk-angguk kecil atau meliuk mengikuti lidahnya yang menyisir lekukan anatomi dada tamu asingnya.
Istriku merubah posisi. Tubuhnya bergeser kesamping kanan. Tangannya sedikit mendorong, yang langsung direspon lelaki itu, hingga tubuh lelaki itu miring ke kanan tanpa harus menurunkan tangannya sehingga ketiak berbulu lelaki itu tetap terbuka. Dengan posisi ini istriku semakin leluasa menggiring bibir dan lidahnya menjangkau wilayah ketiak itu. Lembut, bergerak terkendali, pelan tetapi jelas, gigitan kecil dan jilatan lidah itu menuju wilayah ketiak. Sekali lagi terdengar eekkhh.., lelaki itu menahan nafasnya, menahan gelinjangnya. 'Mmbaakk .. eekkhh'.
Nampak banget istriku menikmati reaksi emosi tamu asingnya. Semakin mendengar erangan, desahan atau gelinjang limbung lelaki itu, semakin dia getol, terus menjilat atau menggigit atau mengecupi. Itu semua merupakan bagian dari gejolak dalam simponi birahi. Aksi dan reaksi saling bersahutan melahirkan harmoni hubungan ranjang penyelewengan seorang istri dengan lelaki asing yang baru dikenalnya.'Ooocchh ..', terdengar istriku mulai mendesah. Nampak hitam matanya menghilang ke atas dan kukunya menancap seakan hendak melukai kulit liat lelaki itu.
Dia memasuki ambang impian kenikmatan yang sejak siang tadi menjadi obsesi utama dalam rangka menikmati malam panjang penyelewengannya. Hidungnya mulai mengendusi bau ketiak tamunya. Bau asem itu pada situasi macam ini sungguh menjadi dambaan birahi. Libido istriku langsung terdongkrak. Sekarang bukan lembut lagi. Lidahnya sudah sampai ke tepi-tepi wilayah nikmat. Hidungnya terus mengendusi. Sesaat kemudian wajah istriku sudah tenggelam dalam ketiak lelaki itu. Hidungnya terus mengendus-endus untuk meraih aroma ketiaknya sebanyak yang bisa diraih.
Dengan terus mengangguk-angguk kecil dan meliuk, wajah itu merambah ceruk-ceruk berbulu milik lelaki itu. Lidah istriku dengan cepat membuat bulu-bulu ketiak itu kuyup oleh ludahnya. Dia isap semua rasa. Asin atau manis atau asem yang membangkitkan gairah dan birahi yang terus memburunya. Desahannya berubah menjadi dengusan. Istriku kegilaan. Terkadang nampak geregetannya datang. Kepalanya digeleng-gelengkankan secara cepat hingga rambutnya nampak bergoyang ombak, seperti babi yang menekan moncongnya yang mengaduk lubang di tanah. Dan memang yang tersisa hanyalah sifat hewaniahnya. Dan dengan pantatnya yang saat ini sudah nungging, dengusan dan gelengannya itu membuat sang lelaki berbalik-balik, ke kanan, kekiri yang disertai dengan regangan kaki-kakinya menahan nikmat. Nampak otot-otot kakinya itu bertonjolan. Dan tak kalah sengitnya, kontolnyapun mencuat kaku. Mengkilat dengan jamur rekah di ujungnya, kontol itu dilingkari oleh jaringan urat-urat darah yang memompa daging kontolnya melesak keatas, tegak, seakan meriam yang mau meledakkan pelurunya.
Istriku melirik ke kontol itu. Tapi membiarkannya. Dia bergeser ke ketiak lainnya di sebelah kiri. Dia ulangi pula hal-hal sebagaimana telah ia lakukan pada ketiak kanan tadi. Kali ini tubuh istriku menindih lelaki itu. Buah dadanya lekat pada buah dada sang lelaki.
Lantas karena menahan amukan birahinya, sang lelaki menaik-naikkan pantatnya hingga kontolnya setiap kali menusuk-nusuk langit. Sekali lagi lirikan mata istriku dilepas. Dan kemudian tangan istriku bergerak turun, mulai mengelusi perut yang berambut menyambung ke jembutnya. Jari-jarinya menggapai dan meremas-remas. Sesekali kembali mengelus. Rasanya bisa diperkirakan. Wilayah itulah yang akan dirambah bibir istriku pada urutan berikutnya.
Kembali istriku mencari posisi yang pas. Dengan tetap nungging dengan tubuh telanjangnya istriku bergeser kanan sang lelaki. Tangannya terus meremas-remas penuh gereget. Bibirnya meluncur kebawah, mengulang jilatan dan gigitan sesaat pada dada, kemudian turun lagi.
Begitu bibirnya menyentuh bulu-bulu perut di bawah puser, langsung melumat-lumat. Tak pelak lagi perut berbulu sang tamu kuyup oleh ludahnya. Terdengar erang dan desis tamunya yang disertai seringai di wajahnya. Otot-otot perutnya mengencang menahan kegelian. Ber-menit-menit istriku terus menjilati perut penuh bulu, sebelum bergeser lebih bawah lagi.
Sekarang tangan istriku sudah merambah ke wilayah selangkangan. Dielus-elusnya selangkangan kanan kemudian kirinya. Dan akhirnya juga genggaman, pijatan dan remasan untuk bijih pelernya. Ooocchh.. suara desahan itu .., begitu nikmat ditelinga ini, demikian batin istriku mendengar gelinjang desahan lelaki asing itu.
Kini istriku sudah berada di antara paha lelaki itu. Dengan tetap nungging, istriku membenamkan mukanya ke rerimbunan jembut sang tamu. Bau lelaki dengan kuat menyergap hidungnya. Nafsu irahi istriku semakin meledak-ledak. Untuk cara-cara macam ini yang sama sekali belum pernah dia lakukan pada suaminya selama lebih 20 tahun mereka menikah.
Dengan genggaman tangan kanan yang mengelus naik turun batang kontol yang 22 cm itu, bibir, lidah dan gigitan istriku meratai batang dari pangkal, tengan hingga ujungnya. Dengan penuh rasa dan birahi kepala jamurnya dia jilat dan isap-isap. Ludahnya telah membasah di selangkangan lelaki itu. Bau lelaki dan ludahnya sendiri bercampur menjadi bau yang membuat vagina mengempot-empot minta di remasi.
Ketika semua sudut dan titik di selangkangan tamunya sudah nggak ada yang lewat dari jilatannya, secara reflek lelaki itu mengangkat kedua pahanya ke atas, hingga tubuhnya melipat sampai betisnya menyentuh kanan dan kiri telinganya. Dan akibatnya adalah wilayah pantat hingga anus lelaki itu seperti ditawarkan untuk dirambah pula oleh bibir dan lidah istriku.
Sesaat nampak istriku ter-jengak. Bagi dia pemandangan macam ini sama sekali nggak pernah ter-impikan. Paha yang juga dipenuhi bulu-bulu, bijih peler, pantat dan anusnya yang juga penuh bulu terpampang langsung di depan wajahnya. Tapi jengak itu langsung berubah menjadi kegilaan birahi. Dengan menggoyang kepalanya untuk menyibak rambutnya, istriku merebah tengkurap dari nunggingnya, tangannya diasongkan ke depan meraih pantat itu. Kemudian dengan penuh bara nafsu istriku kembali mengecup dan menjilat.
Dari gundukkan daging bawah peler, turun lagi hingga lubang anus dia lumati habis. Lidahnya menari-nari mendesaki anus lelaki itu dan merasai semen anus itu. Hidungnya berusaha menangkap aromanya. Wwwoo.., sungguh eksaiting. Bau dan semen anus itu membuat dia menjadi begitu binal. Wajahnya digoyang-goyangkan untuk lebih terbenam lagi menyeruak ke bokong dan anus tamu asingnya. Dan dari atas sana terdengar suara merintih dan sekaligus seperti mengemis, 'Terruuzz mmbakk , ttee..tteerruuzz, ayyoo mbakk, ..teruss.. jilatin yang banyakk.. oohh enakk..', suara itu tak pernah lagi berhenti, 'lidahnyaa.. maasszzuukkiinn.., tteerruuzz..oocchh.. aacchh'.
Dan tak terhindarkan lagi, kontol lelaki itu menyeruak dan mencuat menembaki langit-langit kamar pengantinnya. Nampak jamur dan lubang kencingnya yang merekah, mengkilat-kilat. Kontol itu sudah siap untuk menembusi memekku, demikian pikir istriku. Dan dengan kebinalan birahinya yang juga sudah berada dipuncaknya, istriku dengan sigap bangun, menurunkan kaki lelaki dari lipatannya kemudian menumpaki tamu asingnya ini. Dia duduk seperti naik kuda di perut lelaki itu dengan kaki-kakinya yang terlipat ke belakang sementara pantatnya, atau lebih tepat lubang kemaluannya dipernahkan ke arah kontol lelaki itu. Lantas sedikit menungging sambil tangan kirinya meraih batang 22 cm itu dan mengepaskan jamur merekahnya ke lubang vaginanya. Sesudah dirasakan pas ujung kontolnya menyentuh bibir-bibir kemaluannya, dia turun ke arah duduk mecoba mendesakkan kontol itu kelubang kemaluannya. Beberapa kali dia lakukan ulang-ulang sebelum kontol gede itu berhasil ditelan vaginanya.
Saking gedenya kontol itu saat melesak menembusi bibir-ibir memek istriku ikut tertekan melesak ke dalam. 'Aacchh.. Maasszz, enak bangett.. uuchh', terdengar desah istriku. Dia sesaat merasakan batang kontol itu dalam cengkeraman vaginanya. Dia rasakan setiap mili kontol tamunya menggosok saraf-saraf kemaluannya. Dia rasakan denyutan darah yang mengalir dalam batang gede panjang itu. uuhh.., nggak akan hal macam ini bisa dia dapatkan dari suaminya.
Kemudian pelan-pelan dia mulai tarik. Dia angkat pantatnya. Dia rasakan batang kontol itu menjalar keluar, dah uuhh.., gatalnya.. Kemudian dia masukkan lagi. Rasa semakin gatal menyerang vaginanya. Dia tarik lagi pantatnya. Masuk lagi. Keluar lagi. Masuk, keluar, masuk, keluar. Dan jadilah kocokkan. Yang satu batang menusuk, yang lain lubang menelan. Dan jantan betina di ranjang pengantin itu saling memompa. Terkadang bokong istriku nampak seperti mengulek. Pantatnya ditekan habis kemudian tubuhnya di tarik kedepan dan didorong kebelang berulang 2 atau 3 kali sebelum keduanya kembali saling pompa. Tempat tidur dan gambar di dinding ikut ber goyang-goyang. Riuh rendah desahan dan rintihan saling bersahut. Ruang sempit itu menyaksikan puncak-puncak penyelewengan istriku. Menyaksikan bagaimana dia tidak lagi mengabaikan suaminya. Bagaimana dia dengan lahap menjilati, mengisap-isap, mencium dan menggigiti bagian-bagian peka birahi tamu asingnya.
Saat-saat ledakkan kepuasan mendekat. Lelaki itu mempercepat kocokkan dengan pantatnya yang naik turun dan kontolnya yang menembusi kemaluan istriku terlihat seperti mesin hidrolik. Demikian kaku dan tegar. Basahnya batang kerana cairan birahi istriku membuat batang itu mengkilat dan menunjukkan lingkaran urat-uratnya.
'Mbbakk.. aku mau keluarr, mmbaakk akuu mau keluarr .. Terruusszz mbakk, eennakk, eennaakk .. Teruuss', yang dijawab dengan parau oleh istriku, 'Maass.. Aku jugaa, akuu mau keluarr.. Bareengg yaa. Keluarr barengg .. baarreengg.. aasszzhh..', dan tak terelakkan lagi simponi rintihan dan erang nikmat yang kemudian di akhiri teriakkan kemenangan dari jantan dan betina ini gegap gempita memenuhi ruang pengantin yang sempit itu. Keduanya bersama-sama meregang. Keduanya menumpahkan cairan-cairan dalam jumlah yang sangat banyak. Pemompaan yang belum kunjung berhenti itu membuat cairan-cairan keduanya terdesak keluar. Busa dan lelehan sperma muncrat akibat dari jepitan antara kontol dan dinding vagina di bibir kemaluan istriku. Cairan itu muncrat-muncrat saat kontol mendorong kedalam liang vagina. Bibir vagina terseret keluar bersama tarikan batang kontol membawa busa dan cairan yang langsung menebar ke kanan dan kiri bibir vagina. Kocokkan tak kunjung henti mengikuti kegaduhan yang keluar dari mulut istriku dan lelaki itu.
Ketika tiba saatnya reda, yang terdengar hanyalah tarikan nafas-nafas panjang. Istriku meletakkan kepala lelahnya di dada tamu asingnya. Dan lelaki itu membuka tangan dan kaki telanjangnya untuk mencari dingin. Keringat keduanya membasahi tempat tidur. Nampak spreinya basah dan berserak terangkat dari jepitan kasur. Bantal-bantalnya jatuh ke lantai. Kegaduhan lenyap diganti keheningan di antara nafas-nafas jantan betina itu. Mereka telah meraih puncak kepuasan birahi. Bagi istriku, itu merupakan puncak penyelewengannya yang paling memuaskan.
Pukul 20.20, Selasa
Keheningan itu berlalu panjang. Mereka yang lelah tertidur. Menjemput mimpi indahnya. Kadang-kadang salah satunya bergerak-gerak berubah posisi. Tenang.
Istriku tengkurap telanjang. Tangannya memeluki bantal. Sang lelaki ngangkang. Nafas-nafas mereka berhembus penuh damai dan kepuasan. Mungkin dingin malamlah yang membuat mereka terlena. Sesekali di luar anjing menggonggong. Suara kaleng yang dipukul tukang pijat buta lewat. Ada deru mobil di kejauhan. Atau tukang nasi goreng, siapa tahu ada yang kelaparan di malam hari. Lelaki itu memperdengarkan dengkur kecilnya. Mulutnya sedikit terbuka. Istriku bergerak telentang dengan tangan di dadanya. Nampak susunya masih ranum. Ada bercak-bercak merah, pasti karena sedotan nikmat dari lelaki di sampingnya itu.
*****
Pukul 02.08, Rabu
Istriku menggeliat terbangun. Lampu kamar yang terang nyalanya menyadarkan dia. Pertama yang dilihatnya adalah lelaki telanjang di sebelahnya. Dia diam sesaat mengumpulkan kesadaran sambil bberkedip-kedip matanya tidak melepaskan dari tubuh telanjang lelaki itu. Diingatnya bahwa sejak kemarin siang dia bercengkerama saling mengumbar birahi dengan lelaki ini.
Kemudian mukanya mencari-cari jam di dinding. Pukul 2 pagi lebih. Telah berapa jam dia ber-asyik masyuk dengan tamu asing ini? 12 jam. uuhh, sepanjang waktu itu rasanya hidupnya sangat memiliki arti. Hanya dalam waktu 12 jam dia telah mendapatkan orgasme 7 kali. Orgasme yang tidak pernah dia dapatkan dari hubungan kelaminnya dengan suami selama 20 tahun perkawinan mereka. 12 jam dibanding dengan 20 tahun. Wwwoo.
Istriku bergeser mendekat. Dia mendengar nafas lelaki itu. Dia lebih mendekat lagi. Dia perhatikan paras lelaki itu. Alisnya, dagunya dan oo.. bibirnya seksi sekali. Mulutnya yang setengah menganga membuat bibir lelaki itu sangat seksi. Dia pengin menciuminya, tetapi jangan, kasihan, capek sesudah beberapa jam menggenjot menyetubuhinya. Dia perhatikan lebih dekat lagi. Dari wajah turun ke dadanya. Dada gelap dan gempal lelaki tamunya ini sungguh mempesona istriku. Bukit-bukit susunya dihiasi dengan puting ditengah lingkaran hitam, ukurannya cukup besar untuk jadi sasaran gigitan, nampak naik turun yang disebabkan nafasnya.
Kemudian turun ke perut dan pusernya. Bulu-bulunya melebat di seputar pusernya mengawali rimbunan bulu jembut di bawahnya lagi. Entah berapa gigitan dan kecupan yang telah ia berikan di daerah ini. Dan pandangannya tergoda untuk terus ke bawah. Dia perhatikan seakan belalai yang terkulai. Bukan main.
Kontolnya yang sedang dalam posisi terkulaipun ukurannya sudah lebih gede dari milik suaminya. Woo.. fantasinya datang. Bagaimana dia bisa pelan-pelan menyaksikan bagaimana kontol ini bergerak tumbuh hingga tegang ngaceng ke langit-langit.
Dia jadi melek total, gairahnya membangkit. Dia bangun turun dari kasur untuk kembali naik dari arah selangkangan lelaki asingnya hingga wajahnya tepat menghadap ke selangkangannya. Tangannya sedeku kekasur. Aroma kemaluan lelaki mulai menyergap hidungnya. uuhh.., kini baru nampak jelas. Ternyata kontol itu tidak sunat. Ujungnya meruncing. Daging tipis menjadi kulup yang membungkus jamur besar yang selama ini menjadi sasaran lumatan bibir dan lidahnya.
Dia baru sadar dan melihat bagaimana kontol orang dewasa yang nggak disunat. Godaan besar datang. Tangannya nggak tahan untuk diam. Pelan-pelan kontol yang terkulai itu dielus-elusinya. Diangkat dari rimbunan jembut kemudian jari-jarinya menarik kebawah kulup itu hingga terbit ujung.. dan kemudian nampak utuh jamur itu. Lelaki asing ini nampaknya nggak terganggu tidurnya. Istriku asyik mengamati kontol itu, bahkan tak lama kemudian sudah mendekatkan lagi wajahnya, mencium kontol itu, kemudian menjilat, menjilat-jilat, menjilat-jilat, menjilat-jilat ..
Aneh, kontol itu lama-lama berdiri tanpa membuat bangun pemiliknya. Makin lama menegang dan istriku makin asyik menjilati. Saat berdiri menegang, kulupnya kedesak jamurnya, seperti bunga yang tumbuh dari kuncupnya, jamur gede itu merekah. Istriku makin semangat dan birahinya makin meninggi. Dia memutar-mutar kepalanya untuk meraih jilatan lebih banyak hingga ke batang-batang dan pangkal kontol yang saat ini ada dalam genggaman tangan kirinya. Terdengar desah kecil dari lelaki tidur itu, mungkin mimpi nikmat. Sementara istriku sudah demikian semangat. Sesudah melumati selangkangan yang juga penuh bulu, kembali istriku mengemot-emot batangan gede panjang yang saat ini sudah benar-benar mendekati ukuran sempurnanya.
Istriku kepingin kontol itu memuncratkan spermanya. Dia menjilati kepalanya, ternyata dia sudah merasakan precum di ujung jamur itu. Precum itu dia jilatin dan kemudian melutnya menganga memasukkan menelan kontol itu, dia mulai memompa. Batangan besar panjang itu menembusi mulutnya hingga mentok ke pintu tenggorokkan. Lelaki itu mendesis pelan. Nampaknya dia merasakan ada kenikmatan di bawah sana, tetapi kantuknya membuat enggan untuk bangun. Dia biarkan saja apa yang terjadi dan merasakan kenikmatan melayang dalam setengah tidur ..
Tampak muka istriku menggeleng ke kanan dan ke kiri untuk mendapatkan ritme pompa yang nikmat. Tangan kirinya menahan batangan kontol itu agar tidak lepas dari mulutnya, sementara tangan kanannya merabai pinggul kemudian pantat, menikmati bulu-bulu yang tersebar pada wilayah itu. Suara desah istriku terus beruntun seirama dengan pemompaan. Dan ..makin cepat, makin cepat, makin cepat. Istriku semakin tidak sabar untuk menyedoti sperma lelaki ini yang walaupun setengah tertidur kontolnya tetap meregang maksimal sempurna.
Rupanya usaha istriku membuahkan hasil. Pantat lelaki itu kini bergerak naik turun menikmati pompa istriku. Kontolnya yang kaku tegak, makin cepat menembusi mulut istriku. Tangannya turun meraih kepala dan meremasi rambut istriku. Desahnya mengeras, makin keras, makin keras .. hingga..crot crot crot.. saluran sperma di sepanjang kontol itu nampak berdenyut keras. Spermanya terpompa. Delapan kali denyutan besar menumpahkan delapan puncratan besar. Istriku menjadi gelagapan. Mulutnya berusaha menangkap semua yang tumpah, jangan ada setetespun yang terbuang. Walau tak terhindari, dari mulutnya nampak meleleh sebagian sperma itu karena nggak lagi tertampung dalam mulut mungil itu. Syaraf-syaraf rasa dalam rongga mulutnya sibuk merasai sperma yang tumpah bertubi. Dikenyam-kenyamnya dan ditelannya. Sebanyak yang bisa ditelannya, tenggorokkannya menikmati basah teraliri cairan hangat itu. Diusapnya keringatnya yang sempat mengucur di pagi dini yang dingin itu.
Sesaat kemudian tubuh telanjang istriku jatuh kelelahan. Wajahnya terbenam di selangkangan sang lelaki asing. Tangannya terkulai lemas, merangkul pahanya. Nafasnya terdengar ngos-ngosan. Dia puass.. Kini dia pengin istirahat. Dia tidak merubah posisi. Keadaannya sudah nyaman. Dia pengin tidur lagi.
Sementara itu, bagi sang tamu, lelaki asing itu, walaupun dalam setengah ngantuk, dia menikmati pengalaman yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Saat lelap tidur di malam hari, ada perempuan cantik yang mempermainkan kontolnya, menjilati kemudian mengisapinya hingga spermanya keluar tak terbendung. Ahh.., dia akan kenang panjang. Dia sendiri tetap enggan bangun. Kantuknya masih menyerang. Dia biarkan perempuan itu tidur di selangkangannya. Dan tak lama kemudian dia kembali lelap.
*****
Pukul 06.02, Rabu
Tukang bubur ayam membangunkan tidur sang jantan dan betina dari ranjang pengantinnya. Teriakan dan deru motornya membuat anjing tetangga menyalak-nyalak walaupun suara itu saban pagi hadir. Dasar anjing.
Pertama istriku yang menggeliat bangun. Kemudian lelaki itu. 'Masszz.., koq ini ikut bangun', istriku membuka suara sembari tangannya langsung mengelusi kontol yang terlihat sejak sebelum pemiliknya bangun, kontol itu sudah lebih dahulu bangun menegang keras.
'mm ..mbakk, uuhh tidurku 'bleg zeg' banget. Nggak ngimpi, nggak bangun, jam berapa ini'. Istriku tidak menyahut, tangannya terus mengelusi kontol lelaki itu. 'Tadi malam sedap nggak masszz..?', dia coba mengingatkan, 'Ooo, yaa.., aku ngimpi ada bidadari cantik mengenyot-enyot ini..', sembari menunjuk batangnya. Kemudian mereka bersama tersenyum.
Inilah sarapan mereka. Sambil tengkurap disamping lelakinya yang tergolek disampingnya istriku terus mengelusi kontol ngaceng itu. Dia permainkan lubang kencingnya dengan ujung-ujung jarinya. Nikmat di pagi hari, begitu batin sang lelaki sambil menggeser tubuhnya lebih melekat ke istriku. Tangannya dipelukkan ke pinggul dan mengusap-usap pinggul serta bokong istriku. Kedua-duanya saling asyik mengusap. Sesekali istriku mengecup pentil tamunya.
Tangan lelaki ini mulai menggerayang lebih ke bawah. Tangannya menguak belahan pantat istriku dan jari-jarinya mengusap daerah peka di pantat, yaitu lubang anus istriku. Jari-jari itu terkadang menusuk sedikit, berusaha menembusi anus. Istriku merasakan adanya sensasi erotis. Saat jari-jari mengusap dan menyentuh cincin analnya, woo.., koq nikmat banget .. Istriku sedikit mendesah sebagai tanda dia mendapatkan kenikmatan dari ulah lelaki itu.
Sang lelaki, begitu mendengar desah istriku langsung bersemangat. Dengan cara membasahi ujung jarinya dengan ludahnya terlebih dahulu, dia berusaha menembusi anal itu lebih masuk. Dan tak pelak lagi istriku mengaduh, kesakitan tapi nikmatnya sangat sensasional, dia tidak menghindar. Sang lelaki berusaha lebih lembut lagi hingga istriku tidak lagi merasakan sakit kecuali nikmat yang ..' Mass.. enak banget ssiihh..'.
Kemudian si tukang madu pindah kebelakang punggung istriku. Tangannya mengangkat kaki kiri istriku jauh ke atas hingga dalam posisi miring selangkangan dan kemaluan istriku terpampang. Dari arah belakang lelaki ini menyorongkan kemaluannya yang panjang itu ke arah memek istriku. Nggak ada masalah, karena ukuran panjangnya dengan mudah menjangkaku bibir vaginanya. Istriku yang sudah mulai kehausan langsung meraih kontol di selangkangannya dituntun untuk menembusi gerbang vaginanya. 'Ooocchh.., aacchh..', begitu desah dan rintihnya saat dari arah punggungnya lelaki itu menyebadani dia.
Dan desah rintihan itu semakin sering dan keras ketika kontol panjang gede itu mulai memompa dengan intensip. Suara lelaki itu, 'huh, huh, huh, huh..', setiap kali mendorong batangnya menembusi vagina istriku. Inilah sarapan mereka, seorang istri yang telah membuktikan kesetiaannya selama lebih dari 20 tahun, runtuh saat melihat dan merasakan sentuhan kontol gede panjang, entah milik siapa itu, tukang madu yang sama sekali tidak dikenalnya.
'Mbbaakk, mau nggak nungging.., kaya anjing gitu lho..', lelaki itu berbisik, kata 'kaya anjing' itu memiliki kekuatan erotis. Semacam kata yang merendahkan, menghina. Tetapi kali ini dia merasakan kenikmatan ketika kata itu diucapkan untuk dia. Dia bahkan merasa ingin ada kata-kata lain lagi yang lebih hina lagi, misalnya 'pelacur, budakku, anjingku' atau lainnya. Dia merasakan nikmat yang menjalar dalam jauh di lubuk hatinya, nikmat birahi karena dihina, karena direndahkan. Dan dia toh pantas mendapatkannya sesudah dengan jelas dia menyeleweng dari suaminya sekarang ini.
Dia bangun untuk nungging. Kepalanya dia taruh di atas bantal yang dipeluknya, pantatnya diangkat ke atas sehingga menantang wajah lelaki itu.
Dan tak dipungkrinya lagi, pantat dan lubang dubur istriku yang sangat bersih mulus itu sungguh sangat merangsang lelaki itu. Sebelum dia memasukkan kembali kontolnya ke lebang vagina istriku, bibirnya mampir untuk menjilati dan menciumi pantat dan lubangnya itu. Istriku menjadi histeris. Dengan suaranya yang parau dia menjerit dan mengaduh. Tangannya meremasi bantal, bahkan kemudian susunya sendiri, pentilnya dipelintirin menahan kenikmatan jilatan lelaki itu.
Ketika anal istriku sudah kuyup oleh ludahnya, lelaki itu bangun seperti anjing jantan mau kawin sama anjing betina. Dari arah belakang kontolnya didorong menembusi memek istriku dan terus memompa. Istriku langsung kelimpungan. Dia gerak-gerakkan pantatnya menyambut setiap doronngan kontol menembusi kemaluannya. Ada rasa pedih, tetapi nikmatnya lebih besar. Pada kesempatan itu istriku mendapatkan orgasmenya yang ke delapan. Dia dengan nyaring mengaduh dan merintih nikmat.
Tahu istriku sudah mendapatkan orgasme, dia cabut kontolnya. Nafsu lelaki ini justru baru mulai. Kontolnya yang tegang kaku itu dia pindahkan sasarannya, anus istriku. Diludahinya kontolnya sebagai pelicin. Kemudian diludahinya pula lubang anal istriku. Dan sesudah yakin kepala kontolnya berada yepat di lubang anus, dia mendorong kontolnya untuk menembusi.
Istriku sudah menebak sebelumnya. Saat tangan lelaki tadi menusuk-nusuk pantatnya, dia tahu keinginan tamunya ini. Dan dia sendiri, sesudah merasakan tusukan jari pada lubangnya tadi, timbul keinginanya untuk melakukan persetubuhan dengan lelaki asing ini seperti anjing di musim pancaroba. Dia tidak menolak.
Ternyata timbul rasa sakit tak terhingga. 'Maass.. Sakkiitt.., ammpunn.. Jangann mass, sakiitt, uuhh jangann..', sambil tangannya berusaha meraih kontol itu yang dengan sigap ditepis sang lelaki. Bahkan saat istriku mau bangkit menghindar, lelaki itu cepat menangkapnya dan memeluknya erat-erat dari belakang sambil pantatnya tetap maju mundur mendorong kontolnya terus menembus anal istriku.
Tak dipungkirinya. Kontol gede panjang itu sangat menyakitkan pantatnya. Tetapi pegangan lelaki itu sungguh sangat kuat. Kekuatan dia tidak bisa melawan kekuatan lelaki itu. Dan tusukkan itu tak mampu dia hindari. Dia merasa diperkosa. Dipaksa untuk melayani nafsu lelaki tamu asingnya ini.
Rasa sakit itu tetap berlangsung setiap kali kontol lelaki itu menusuk ke dalam. Permainan tusuk tarik ini berlangsung demikian lama. Rasanya istriku mau pingsan. Dia belum mendapatkan rasa nikmat dari pantatnya. Dia hanya mengeluarkan air mata menahan rasa panas dan pedas di duburnya. Blup, blup, blup, blup, demikian suara dari paduan kontol dan anal itu. 'Maass, aammpunn.. saakkiitt, mmaass, sakiitt.., ssakkitt', ternyata erang dan tangis istriku itu justru menjadi pemacu nafsunya. Dengan semangat yang paling tinggi lelaki itu mempercepat tusukkan. Ditariknya jauh-jauh kemudian ditusukkannya dalam. Kontol itu benar-benar seperti tomak yang menusuk korbannya. Makin cepat, makin cepat.
Dan saat istriku merasakan bahwa lelaki ini sudah tidak lagi bisa dikendalikan, matanya berkunang-kunang. Rasanya dia menghadapi pingsan. Dan pada detik berikutnya samar-samar suara teriakan kemenangan seorang pejantan, 'aarrcchh.., hah, hah, hah..aachh', dan jauh di lubang pantatnya dirasakan ada cairan hangat yang menyemprot-nyemprot. Di samar-samar tahu lelaki itu sudah mencapai orgasmenya. Dan yang lebih penting, kontol pedih itu tidak lagi menusuk, bahkan cairan hangat itu sedemikian memberikan kenikmatan, pantatnya tidak lagi pedas. Cairan itu seketika menyembuhkan seperti obat semprot. Pedihnya langsung surut. Dan.. samar-samar pula, dia merasakan nikmat. Kontol gede yang masih tertanam dalam vaginanya, rasa legit licin hangat yang ditumpahkan kontol itu ternyata memberikan akhir siksaan pedih yang nikmat sekali. Dia telah merasa seperti anjing sesungguhnya.
Kehinaan yang dilontarkan lelaki tadi menjadi lengkap dan tuntas dengan tumpahnya sperma sang tamu dalam anusnya. Dia nggak menyesal. Rasa sakit yang baru saja dilewatinya, bahkan hampir membuatnya pingsan telah berubah menjadi kepuasan seksual. Bahkan sudah tersirat, suatu saat dia akan minta macam ini lagi. Dia akan merindukan sakit yang nikmat ini.
Sementara sang tamu mandi, istriku membuat makanan. Dengan bahan yang tersedia dia buat bubur sereal, telor setengah matang campur simpanan madunya sendiri, yang ini asli madu Kuwait yang aku beli seharga 100 dollar per botol, woo.., kopi susu dan orange. Rupanya nggak kalah dengan American breakfastnya Hilton. Dia tata di meja untuk berdua.
Pagi itu istriku nampak sangat cantik dan bugar. Nampaknya orgasmenyalah yang membuatnya segar dan ceria. Walaupun belum mandi, dengan celana pendek mini bertbahan jeans dan blus Armani yang halus lembut, sungguh dia nampak 15 tahun lebih muda. Orang bilang wanita nampak cantik saat bangun tidur, itulah istriku kali ini.
Selesai mandi istriku memberikan celana pendek juga bersama T.shirt pada tamunya. Melihat tampilan cantik istriku, lelaki asing itu terpesona. Sejak kemarin dia belum sempat benar-benar memperhatikan tampilan istriku ini. Pagi ini, sesudah mandi dan segar pula, lelaki asing itu nggak segan-segan memuji kecantikan istriku. Dibetotnya pantatnya, kemudian dia tarik kepangkuannya di kursi meja makan. 'Mbakk.., kamu cantik sekali..', dan mulutnya langsung membungkam mulut istriku. Mereka berpagut dan melumat sesaat. 'Aku mandi dulu ya maass..', istriku bangkit dan lelaki itu melepasnya. 'Silahkan mulai makan saja, nanti aku nyusul', demikian omong istriku sambil meraih handuk menuju kamar mandi.
*****
Pukul 07.35, Rabu
Selama sarapan lelaki itu berkesempatan memikirkan kembali bagaimana pagi ini dia berada disini. Jauh dari tempat pondokkannya. Jauh dari lingkungan miskinnya. Dia merasa seperti orang kaya yang sebentar lagi akan berangkat kerja ke kantornya. Dia merasa seperti seorang direktur dengan istrinya yang cantik di sampingnya. Dia bukan tukang madu, bukan tanpa alamat tetap, bukan pengangguran yang terpaksa mengasongkan botol madu dari rumah kerumah. Ahh, mungkinkah aku menjangkau hidup macam ini? Tetapi lamunan itu dibantahnya sendiri. Sekolahmu itu apa? Kalau hanya jebolan SMP bisa jadi apa kamu? Aahh, udahlah .. Dia nggak mau berfantasi lebih panjang. Sekarang pikirin saja, bagaimana nanti nyonya ini mau memborong madunya.
'Mass..', terdengar istriku memanggil dari kamar mandi, 'Yaa..', 'Masuk sajaa..', saat masuk istriku masih telanjang. 'Sini mass, aku pengin dicium di sini, hi, hi, hi..'. Lelaki itu cepat paham, dipeluknya tubuh basah istriku dan langsung berpagut. Dan tangan istriku langsung mencet bagian depan celana lelaki itu. Dia pencet-pencet hingga dengan cepat daging dalam celana itu membengkak memanjang. Kemudian dengan cekatannya tangan-tangan halusnya membuka kancing celana dan menarik resluiting lelaki itu. Dan lepaslah. Belalai panjang besar dan kehitaman setengah menggelantung keluar dari sarangnya. Istriku langsung jongkok pada lututnya. Diraihnya kontol itu dan diisapnya. Dia jilati dan kulum. Kemudian kepalanya nergerak maju mundur, bibirnya memompa.
Sang tamu memberi respon dengan cepat. Berasa gatal nikmat pada kontolnya, dipegangnya kepala istriku, dimaju mundurkan. Dan dia gerakkan pula maju mundur pantatnya untuk mendorong dan menarik kontolnya sesuai dengan irama dan kuluman istriku. Desahan istriku membangkitkan gairah bersama. Tangan kiri lelaki itu mulai meraih puting susu istriku dan jari-jarinya membuat plintiran yang sungguh merangsang birahi istriku. Pemompaan semakin cepat. Istriku pengin minum sperma lelaki itu untuk yang kesekian kalinya. Lelaki itu tahu, tetapi dia merasa tidak akan semudah yang diharapkan istriku. Sesudah sekian kali sperma terkuras sebelumnya, butuh waktu leih panjang untuk mengurasnya kembali.
Tetapi untuk memenuhi harapan istriku ada jalan. Diraihnya tubuh istriku bangkit. Dia balik ke arah bibir kolam. Diangkatnya satu kaki istriku dan ditahan oleh tangan kirinya. Secara otomatis istriku berpegangan pada bibir kolam. Dan dia arahkan kontolnya menuju kemaluan istriku. Dan jadilah. Istriku disebadani sambil berdiri di kamar mandi. Dia pompa kemaluan istriku. Gerakkan keluar masuk bertubi-tubi kontolnya yang terjepit vagina istriku membuatnya birahinya terkatrol. Dengan cara itu dia akan mampu memeras keluar lagi spermanya.
Dan memang, sesudah beberapa menit berlangsung, terasa oleh lelaki itu bahwa tak lama lagi akan ejakulasi. Pompanya dipercepat. Istriku merintih dan mengerang. Lelaki itupun mendesah-desah. Makin cepat, makin cepat ..dan..,'Mmbaakk aku mau keluarr.. isepin yaa, isep yaa, isepp..', dia copot kontolnya dari vagina istriku, kemudian dia pegang kepala istriku dan tekan agar dia jongkok kembali. Istriku yang memang haus sperma itu langsung jongkok dan mendongakkan wajahnya ke selangkangan lelaki itu. Sementara itu tangan kanan lelaki itu sibuk mengocok-ocok kontolnya yang ujungnya tepat mengarah ke muka istriku. Reaksi istriku adalah menganga, membuka mulut serta menjulurkan lidahnya bersiap untuk menangkap puncratan sperma dari kontol itu. 'Telan nihh.., telan niihh, makan yaa mbbakk, makan pejuhku ya mbbakk.. telann yaa..', gumamnya yang diikuti kocokkan yang semakin cepat.
Gumam-gumam itu benar-benar membuat istriku semakin bernafsu. Mulutnya dibuka lebih lebar lagi dan lidahnya dijulurkannya lebih panjang. Dia asongkan lebih ke depan lagi mulutnya hingga ujung kontol itu persis di antara dua bibirnya. Dan tak lama ..
Dari kontol lelaki itu muncrat-muncrat sperma panas dan segar langsung masuk ke rongga mulutnya. Nampak juga lelehan jatuh ke lidahnya. Istriku tetap menganga hingga puncratan itu reda. Sekitar 7 kali puncratan air mani kental milik lelaki itu. Istriku mengenyam-enyamnya. Nampak seakan nggak dibiarkan untuk tertelan. Ingin rongga mulut itu menikmatinya lebih lama. Ingin agar saraf perasa di mulutnya merasakan asin, pahit dan gurihnya air mani ini lebih lama sebelum pada gilirannya tenggorokannya basah dialirinya.
Usai itu, kontol lelaki itu roboh terkulai. Istriku menjilati sisa-sisa sperma di ujung kulupnya. Pasti dia masih dirundung nafsu birahi. Peristiwa barusan yang mendongkrak libidonya perlu diakhiri dengan orgasmenya. Dia berbisik kepada tamunya, 'Maass, boleh nggak kalau aku nyiumin ini sampai aku puas..?', lelaki itu kurang ngerti maksud istriku, tetapi dia mengangguk saja. Saat melihat istriku mengambil ketimun jepang, yang ternyata telah disiapkannya sejak mula, lelaki itu mulai paham. Dilihatnya dengan tangan kirinya istriku berusaha memasukkan ujung ketimun tadi ke kemaluannya, sementara tangan kanannya meraih kontolnya untuk di ciumi dan lumat-lumat. uuhh.. nafsunya perempuan ini, demikian dalam pikiran lelaki itu.
Dan yang nampak kemudian adalah tangan kiri yang siuk menahan ketimun sementara pantanya naik turun mendorong kemaluannya melahap ketimun itu, dan di atas sini bibirnya mengecupi, mencium dan menjilat-jilat kontol, ujungnya, bijih pelernya dengan penuh nafsu dan kerakusan. Desahan. erangan dan rintihan nikmat terdengar terus menerus dari mulutnya. Istriku benar-benar ingin mendapatkan kepuasan yang selama ini nggak pernah ia dapatkan.
Lambat tapi pasti, birahinya bergerak memuncak. Adegan erotik yang dilakukannya memberikan rasa penuh bara erotik. Kegatalan pada dinding-dinding vaginanya yang menyeruak menggiring menuju puncaknya. Mulai terasa ada yang akan hadir. Rasa pengin kencing mendesak seluruh otot-otot di seputar kemaluannya. Dengan energi yang sepertinya tak habis-habis istriku mempercepat naik turunnya bokong dan kemaluannya. Ketimun itu dia ayangkan menjadi kontol gede yang menusukinya. Pandangannya mengabur. Kesadarannya ikut mengabur. Rasa malu, sungkan, enggan pada tamunya tak tersisa lagi. Orgasmenya telah berada di ambang.
Dengan teriakan 'Aarrcchh.., hhuuzzhh, ..mmaazzhh, aakk..aakkuu kkelluuaarr..', 'Hoohh..hhoohh, hhoohh..hhoohh..hhoohh', 'Maass ..hhoohh .. kkelluuarr ..'. Lelaki itu iba hati. Tetapi dia juga terpancing, kontolnya sempat tegak sesaat melihat adegan erotik itu. Tapi langsung redup. Istriku telah mendapat yang dia inginkan. Dia terduduk di lantai basah. Tangannya menggelayut pada paha lelaki itu. 'Maaf, ya maasszz.. aku jadi nafsu terus niihh sejak ketemu masnyaa..'.
Beberapa saat kemudian mereka telah kembali ke ruang makan. Istriku sarapan. Semua yang tersedia dia makan habis. Tenaga yang terkuras itu memerlukan kembali energinya.
Beberapa saat kemudian ..
*****
Pukul 08.18, Rabu
'Mbakk.., saya mesti pulang nihh', penjual madu mulai angkat bicara.
'Iyaa, ntar aku beli madunya. 5 botol saja yaa', sambut istriku.
'Wah, terima kasih banget', jawabnya lega.
Tapinya, ada syarat lho', istriku senyum-senyum penuh arti, 'Mas mesti kasih hadiah aku', sambil alisnya sedikit diangkat dan beranjak dari kursinya langsung minta dipangku.
'Aku minta sekali lagi. Boleh yaa..', lelaki itu paham. Perempuan satu ini memang nafsunya gede banget. Tangannya merangkul leher lelaki itu dan bibirnya langsung mencium.
Lelaki itu membalas dengan tak kalah hangat. Dia sendiri juga memiliki tenaga dan semangat yang berlimpah. Ciuman istriku disambut dengan lumatan. Kembali bertukar lidah dan ludah.
Tangannya mulai meremas-remas susu istriku. Jari-jarinya memilin-milin pentilnya. Istriku kembali memperdengarkan desahnya. Pagutan semakin lekat seakan tak terpisahkan. Geliat istriku sebagai bentuk respon gelitik jari-jari lelaki pada pentilnya membuat duduk lelaki itu sedikit oleng. Sadar kursi di ruang makan itu nggak kuat untuk duduk berdua istriku bangkit. Dibimbingnya lelaki itu ke meja dapur yang kokoh. 'Mas, kaya di kamar mandi lagi, yuuk', pinta istriku.
Tanpa menunggu jawaban dia plorotkan celananya hingga tinggal celana dalamnya. Demikian pula sang tamunya. Dia buka kancing celana dan resluitingnya. Celananya dia buang ke lantai. Kontolnya belum ngaceng benar, tetapi dorongan nafsunya sudah mengembang.
Dari arah belakang dirogohkannya tangannya ke blus istriku dan kembali tangannya meremasi buah dadanya. Istriku menempatkan dirinya. Tangannya ertumpu pada meja dapur hingga tubuhnya menjadi sedikit nungging. Lelaki itu menggosok-gosokkan kemaluannya ke pantat istriku. Nampak kemaluan istriku sudah ranum menunggu sodokkan. Tetapi kontol lelaki itu belum sepenuhnya siap untuk menembusinya.
Istriku tahu, dia harus aktip merangsanganya. Pertama-tama dicobanya menggerakkan pantatnya menyambut gosokkan kontol itu. Dan desahannya mulai dijadikan jurus perangsang nafsu lelaki. 'Mass, akkuu mau terus-terusan ngentot sama Mas lhoo', rangsang istriku dengan kata-kata kotornya. 'Aku mau lhoo jilatin pantat mass..', jurus berikutnya.
Lelaki itu belum menunjukkan sepenuhnya untuk ngentot istriku. Sesudah 6 kali menguras sperma selama hampir 17 jam, libidonya menurun. Masih memerlukan waktu untuk mengangkatnya kembali.
'Sebaiknya aku nggak paksakan. Tunggu beberapa saat lagi', demikian kesimpulan istriku. Mesti diciptakan suasana yang bisa membangkitkan rasa dan memancing birahi. 'Mass, aduuhh.., masih perih nihh..', istriku melempar masalah sambil tangan kanannya menahan tubuh dan genjotan lelaki tamunya itu. 'Adduhh..', lelaki itu mendengarnya dan gembira dalam hati. Ah, untunglahh.., 'Yaahh.., nggak pa pa, kita duduk-duduk dulu yok, di ruang tamu..', dia mengajak pindah ke depan.
'Ok, aku bikin minuman. Kita dengerin musik. Mas tunggu yaa..'. Istriku sigap, menyiapkan minuman dan kemudian ke ruang depan ngutak-utik sound system. Tak lama kemudian terdengar lantunan lagi-lagu romantis yang langsung membuat suasana berubah.
Nampaknya tamunya menikmati banget suasana ini. Badannya disenderkan ke sofa, dan kakinya pelan berdendang. Mungkin pikirannya mulai hanyut.
Pukul 08.35, Rabu
Beberapa menit istriku masuk ke kamar. Dia ganti baju. Dia pakai baju yang dia rasa terbaik. Terbaik saat itu adalah yang paling mempesona birahi para lelaki. Blus tipis tanpa BH dengan ketiak yang terbuka dan 'rok kulot' hingga diatas lutut. Dengan pakaian macam itu artinya dia siap menerima jamahan tangan-tangan kasar lelaki asing itu. Dia siap menerima perlakuan kasar atau penghinaan dari pemilik kontol gede itu. Dia siap jadi budak nafsunya. Wwwoo, dia langsung terbakar oleh bayangannya. Kembali jari-jarinya memainkan pentilnya sendiri. Dia bergelinjang.
Tak lupa parfum. Di pahanya, ketiaknya, memeknya, lehernya. Parfum ini sangat terkenal. Suaminya membelikan sepulang dari Eropah. Baunya sangat lembut tetapi sungguh tak terlupakan. Bau itu akan lekat se-akan selamanya. Bau itu akan selalu dikenang oleh lelaki itu. Bau yang lembut itu akan langsung mendongkrak birahinya.
Dalam alunan musik stereo yang romantis, istriku keluar kamar menuju ruang tamu. Lelaki asing itu masih menaruh kepalanya di sandaran sofa. Matanya setengah meram, tapi bukan ngantuk. Pikirannya sedang melayang dibawa alunan musik romantis itu.
Saat istriku tampil keluar dengan pakaiannya yang sungguh mempesona, kemudian hidungnya disergap oleh parfum yang sangat menghanyutkan, lengkaplah susana romantis di ruang tamu ini.
'Mass, aku kangen terus ssiihh..', suara itu langsung disambung dengan rebahnya tubuh istriku di pangkuannya. Secara otomatis tangn-tangan kekarnya meraih tubuh cantik itu. Dan yang kemudian langsung nyambung dengan dekapan dan pagutan. Sungguh mereka berdua ini sangat hewani, nafsu birahinya nggak habis-habis walaupun selama 18 jam terakhir mereka telah melakukan lebih dari 9 kali hubungan badan.
Dengan posisi memunggungi sang tamu, istriku rebah di pangkuannya dengan tangan-tangannya meraih leher lelaki itu. Dengan posisi macam itu hal yang paling gampang dilakukan sang tamu adalah merogoh blus, merangkulnya sambil tangan-tangannya memerasi susu putih lembut istriku.
Duduk berpangkuan macam itu memang tidak untuk diam, tenang. Duduk macam itu menuntut tubuh selalu bergerak merubah posisi agar keseimbangan tubuh terjaga. Istriku selalu menggeser pantatnya ke kanan atau kekiri atau maju atau mundur. Situasi macam itu, ditambah aroma parfum yang mengalirkan imajinasi erotis dari tubuh halus mulus, tangan yang menikmati empuknya buah dada perempuan haus, musik romantis sungguh menjadi katrol yang paling efektif untuk mendongkrak nafsu birahi si tukang madu. Dia menciumi ketiak istriku. Tangannya bergerak turun dan meremasi bibir vaginanya yang rasanya semakin mengencang.
Kontol lelaki itu tak bisa di tahan lagi. Celana pendeknya yang membuat terasa menjadi sempit dan menyakitkan dilepaskan kancing dan resluitingnya, sehingga barangnya langsung mencuat keluar menantang langit-langit ruang tamu. Istriku memang menantikan semua ini. Dia sigap turun dari pangkuan. Dia rebahkan tubuhnya untuk menjangkau dada lelaki itu. Bibirnya langsung menciumi dan menggigiti daging-daging gempalnya. Puting susunya disedoti dan jilat hingga kuyup oleh ludahnya. Lelaki itu mengerang-erang. Istriku semakin liar. Jilatannya naik ke ketiaknya. Hidungnya yang menyergap bau ketiak dia benamkan dalam cekungan berbulu milik sang tamu. Tak pelak lagi desah dan rintihan tukang madu bersahutan dengan desah dan suara-suara clup, clup, clup dari kecupan bibir istriku.
Mereka sudah memasuki ambang kenikmatan. Tangan kiri istriku memegang tongkat panas di selangkangan tukang madu dan mengocoknya. Daging panjang dan keras ini telah menjadi obsesi istriku yang mampu membuang kesetiaan pada suaminya yang telah dia pertahankan sepanjang lebih 20 tahun. Tetapi sekaligus yang juga membuktikan bisa memberikan kepuasan hingga menghadirkan 8 kali orgasme sejak 18 jam terakhir. Kali ini dia harapkan meraihnya kembali sebelum tukang madu ini pergi meninggalkannya.
Ya, 20 tahun dan 18 jam, sungguh tak bisa diperbandingkan. Selama ini orgasme baginya hanyalah semacam dongeng dari negeri tetangga, negeri teman gosip. Dia nggak mengimpikan untuk benar-benar meraihnya, mewujudkannya. Tetapi 18 jam terakhir ini .., sofa ini menjadi saksi, kamar mandi, dapur, kamar tidur, pakaian suaminya, makanan dari lemari es dan lainnya yang ada di dalam rumah ini bisa menjadi saksi. Orgasme itu bukan lagi impian. Orgasme itu telah menjadi kenyataan. Sekarang perselingkuhan istriku dengan tukang madu memasuki 19 jam. Mungkin dia akan meraihnya lagi hingga mencapai 10, 11 atau 12 kali sampai saatnya sang tamu pulang nanti.
Kali ini sang tamu sudah nggak bisa sabar. Dan inilah dambaan istriku, "lelaki yang menyerang". Diangkatnya tubuh istriku kepangkuannya menghadap punggungnya. Kulotnya yang telah lepas sejak tadi memudahkan lelaki ini menemelkan kepala kontolnya langsung ke lubang vagina istriku. Dan tidak terlampau sulit, bless.., kontol yang panjang itu langsung membenam. Dan istriku langsung merasakan adanya daging panas menembusi kemaluannya yang langsung saraf-saraf birahi dalam dinding vaginanya mencengkeram. Rasa kegatalan menjalar pada seluruh dinding itu. Dan saraf-saraf itu setiap kali memperketat cengkeramannya hingga sang tukang madu merasakan kontolnya seperti ditarik-tarik disedoti. Wwaadduuhh.., enak bangeett.., begitu yang dia desahkan.
Semua yang sedang berlangsung mendesak sang tamu untuk menyodoki kemaluan itu. Dari arah samping nyata banget bagaimana pantatnya berirama naik turun mengangkat beban pantat bahenol istriku yang juga demikian keenakkan hingga desahan dan rintihannya tak terbendung.
Genjotan yang terus menerus dan makin cepat mengocok dinding birahi dalam vagina membuat orgasme istriku hadir kembali untuk yang kesekian kali. Teriakkannya nggak bisa dicegah. Dengan wajah seperti kemasukkan setan, rambut yang awut-awutan dan tubuh yang terus menaik dan turunkan pantatnya mulutnya tak henti-henti meracau meneriakkan enaknya kontol lelaki itu.
Tapi kali ini sang tamu nggak lagi memberikan ampun. Pada kesempatan menjelang dia mesti keluar dari rumah ini dan kembali ke jalanan menjajakan madunya, dia justru mendapatkan dorongan nafsunya menggelora bagai gelombang tsunami yang menyerang pantai-pantai indah di lautan Teduh. Kontolnya terus dirangsang kegatalan yang amat. Dia masih jauh dari orgasmenya. Suara-suara istriku tidak menggoda untuk secepatnya menumpahkan air maninya. Dia terus memompa. Bahkan saat istriku meneriakkan tumpahnya cairannya, lelaki ini dengan cepat merubah posisi. Dia bangkit, istriku di tengkurepkan ke sofa kemudian ditindihnya. Tangannya langsung meraba kemaluan istriku untuk mengarahkan kontolnya kelubangnya. Dan kena. Kemudian kembali dia memompa. Cepat, makin cepat. Seluruh tubuh istriku bergoncang. Sofa itu juga bergoncang. Teriakan aduh-aduh istriku dia abaikan. Dialah sekarang yang kemasukkan setan.
Perilaku lelaki asing penjual madu ini sangat menyakitkan lubang vagina istriku. Tetapi aneh, pada kondisi macam itu tiba-tiba orgasme berikutnya datang. Dan menjelang kedatangannya itu, rasa pengin kencing yang mendesak telah menghapus semua rasa perih di dinding vagina. Kembali kenikmatan dia songsong dengan kembali menunjukkan goyangnya pada pantat dan pinggulnya. Kemudian dia cengkeram kuat-kuat kulit jok sofa. Orgasme itu meledak. Vaginanya membanjir. Bibir-bibir vaginanya berbusa oleh cairan yang terpompa keluar mengikuti keluar masuknya kontol lelaki itu. Diantara keringat yang membanjir dan sodokkan yang belum juga reda, istriku masih bisa mengingat, ini adalah orgasmenya yang ke sepuluh.
Tahu bahwa istriku kembali mendapatkan orgasmenya, sementara dia masih jauh dari kemungkinan menyemprotkan spermanya, diangkatnya pantat istriku.
Kini istriku nungging. Kepalanya bersandar pada bantalan sofa. Jari-jarinya berpegangan pada tepi jok dimana terletak lipatan jahitan kulit yang cukup tebal untuk dicengkeram. Terlintas ada kecemasan pada wajah istriku. Posisi macam ini tadi sewaktu bangun pagi sudah dilakukannya. Pada posisi begini hampir dia kehilangan kesadaran karena menahan kesakitan. Kini lelaki ini kembali menarik pantatnya agar dia nungging seperti tadi pagi.
Sepintas lelaki itu menjilati anusnya. Kemudian meludah. Diludahinya anus itu. Tak pelak lagi, dia akan menembusi duburku lagi, begitu batin istriku. Dia berusaha menolaknya, berontak dan menggeliat-geliat, keluar suara ketakutannya yang disertai permohonan untuk tidak melakukan pada lubang itu. Tapi mana mau dengar ..
Dijambak dan tariknya rambut istriku seperti menarik tali kekang kuda. Dan kata-kata itu meluncur; 'Diam anjing! Diam pelacur, perempuan murahan!!', sambil menarik lebih kuat lagi rambut istriku hingga lehernya mendongak persis anjing kampung yang kena jerat hansip. 'Kamu khan mau rasakan kontol gedeku, nih!', sambungnya. Dan dia lakukan itu. Nggak pakai gerakkan lambat lagi. Kali ini seperti menumjamkan pedang, kontol gede panjang itu langsung menembus dubur istriku.
Rasanya, istriku benar-benar kelengar. Mungkin hanya sekitar 3 detik. Saat duburnya menerima tusukkan kontolnya, rasanya seperti besi panas membara yang menembus pada lubang itu. Sepertinya ada suara trocos, trocos, trocos pada dinding analnya. Itu kemungkinan putusnya saraf-saraf lembut pada dinding peka itu.
Selanjutnya dia rasakan besi panas itu memompa menusuki anusnya. Dengan rambut yang menjadi tali kekang, lelaki itu ngentotin pantat istriku penuh kenikmatan. Suaranya terus mencaci dan mengumbar kata-kata kotor dan menghinakan. Dalam posis itu istriku masih bisa berfikir. Bukankah dia mau yang seperti ini?! Bukankah saat dia berdandan tadi hal seperti ini justru yang dia harapkan, dambakan. Dan sekarang sedang dia alami. Dihina, dicaci, dientot pantatnya. uuhh.. panasnya, pedihnya, pedasnya. Tapi saat-saat mendengar ucapan-ucapan kotor lelaki itu, ada yang dia merasa tidak mau dikalahkan. Dia merasa tidak mudah dikalahkan. Bukankah dulu dia biasa menghadapi tantangan?! Bukankah dia memang memiliki jiwa yang suka tantangan? Jiwa petualangan? Mana jiwa itu?
Ahh, yang berkembang berikutnya justru aneh. Cacian, hinaan dan rasa sakit pada dubur itu pelan-pelan dia terima. Dia terima sebagai tantangan. Dia terima sebagai hal yang seharusnya bisa dinikmati. Tiba-tiba adrenalinnya mengalir. Rasa takut dan sakitnya berubah menjadi semacam syarat yang memang sudah disiapkan sebelumnya untuk mencapai nafsu petualangannya. Kali petualangan seksual, penyelewengan dan pengkhianatan pada hal-hal yang selama ini dia cintai dan hormati sempurna sudah. Pada dasarnya dia melawan dirinya sendiri. Dan yang kemudian terjadi adalah sama sekali diluar jangkauan nalarnya. 'Ooo, amppunn..', lenguhnya hampir nggak terdengar. Dia mendapatkan orgasmenya yang ke sebelas. Kemudian menjatuhkan seluruh tubuhnya ke sofa saat lepas dari pegangan lelaki itu hingga tubuhnya merosot ke lantai.
Istriku benar-benar lemas sesudah orgasmenya yang terakhir ini. Dia betul-betul pasrah. Antara rasa kalah dan menang itulah adanya. Yang tersisa adalah lubang pantat yang tetap perih dan pandangan matanya seperti ngantuk yang berat sekali. Segalanya samar-samar. Terasa ada keringat yang mengalir dari dahinya, turun ke mata, kehidung, kemulut, dia jilat sedikit, kemudian tidak ingat lagi. Semuanya gelap, tenggelam dalam ketidak sadaran. Kantuk karena kelelahan dan kesakitan yang amat sangat menyerangnya membuat istriku langsung tertidur.
Ada tangan yang meraih wajahnya, dan suara itu, 'Ayoo, mbaakk, telann.. Minum pejuhku.., makan spermaku.., ayoo', terasa ada tangan yang menampari pipinya dan kemudian ada daging keras membulat yang mendorong-dorong ke bibirnya. Heran pada saat-saat seperti itu mulut itu masih siap menganga. Dalam keadaan setengah sadar itu istriku masih dikuasai obsesinya untuk menelan sebanyak mungkin sperma yang keluar dari lelaki tukang madu. Kecuali rasa hangat-hangat panas, mulutnya tidak lagi menangkap rasa lainnya. Dalam keadaan setengah sadar itu pula, lidahnya masih menari-nari menjilati ceceran sperma disekitar mulutnya dengan rakus. Bukankah setiap hal yang keluar dari tubuh pemilik kontol gede selalu bisa dinikmati, begitu samar-samar keyakinan dalam pikiran istriku saat itu. Sesudahnya, tangan-tangan yang meraih wajahnya tadi melepas begitu saja, hingga tubuh cantik itu rubuh ke lantai. Istriku kembali tertidur.
*****
Pukul 09.35, Rabu
Nggak tahu berapa lama ia merasa seperti tertidur dengan kelahan yang amat sangat. Masih menggeletak di lantai saat seseorang menggoyang-goyangkan tubuhnya, 'Mbak, mbaakk.., bangun makk.., saya mesti pulangg..'.
Dengan kelopak yang tetap memberat istriku bangun, melayang, dan samar-samar melihat tukang madu itu telah berpakaian lengkap. Dan itu adalah pakaiannya saat dia datang kemarin. Baju kotak-kotak dengan celana khakinya.
Dia jadi ingat semuanya. Pikirannya cepat kembali utuh. Dia bangkit pelan-pelan sambil yangannya bertumpu ke meja sofa, 'Ahh, sorry mass, aku ketiduran .., bentar ya mas..'.
Nampak terseok, istriku bangun dan bergegas ke belakang. Kekamar mandi untuk sekedar mengusap mukanya agar mendapatkan kesegaran dan matanya melek, kemudian ke kamar tidurnya.
Dia ambil beberapa lembaran uang dari dompetnya. Mencari amplop dari laci meja kerjaku dan memasukkan uang tadi kedalamnya. Kedepan menemuai tamunya, menyodorkan amplop itu. 'Ini mas, tinggal saja 5 botol untuk persediaan saya', 'Terima kasih ya, mau nemenin disini.. Mudah-mudahan madunya laris'. Begitulah istriku, pada saat seperti itu dia bisa saja tiba-tiba menjadi orang asing banget bagi siapapun. Dengarkan omongannya tadi. Tanpa emosi, tanpa basa-basi. Seakan nggak pernah terjadi apa-apa di antara mereka. Kering.
Untung tukang madu inipun cepat menyesuaikan diri. Dia juga sudah siap kembali ke dunia nyatanya. Diterima amplop itu, dihitungnya, uuhh.., ternyata jauh lebih dari harga yang semestinya, 5 lembar 100 ribuan. Tetapi dia ingin jujur saja, 'Bu, ini lebih.., cuma 100 ribu saja koq?!', 'Iyaa, nggak pa pa, buat nambahin ongkos jalan'. Sempat geli juga istriku, lelaki ini ternyata cepat kembali ke statusnya, dia kembali memanggil 'bu'. Dan pikirannya melintas sesaat, '19 jam kami saling menggumuli, nggak terlintas sedikitpun untuk saling tanya nama. Keasyikkan syahwat ternyata lebih merampas pikiran mereka. Tenggelam dalam nafsu birahi macam hewan, liar dan tak terkendali jauh lebih nikmat dari nama-nama. Perasaan tetap asing antara mereka sadar atau tanpa sadar mereka rawat. Dan kondisi macam itulah yang memberikan kekuatan mereka untuk berpacu dalam impian erotik tanpa batas.
Istriku sebentar menengok jalanan dari kaca jendela, sepi. Orang-orang pada ke kantor, para istri di dapur. 'Ok, mas, selamat jalan.., mumpung sepi nihh..!'. Tukang madu itu paham, bergegas, diraihnya botol madu sisanya, keluar, kejalanan. Sebentar dia tengok ke kaca jendela. Dia nggak bisa lihat ke dalam silau. Kemudian dia melihat ke depan. Pikirannya langsung kembali, rumah berikutnya mana yang mau ditawarin madu hari ini?! Ahh, sebaiknya dia cari makan dulu. Kerja keras sejak kemarin belum diimbangi makan yang cukup. Makanan orang gedongan nggak membuatnya kenyang.
*****
Pukul 09.45, Rabu
Dan istriku dengan langkah-langkah terseok menuju ke kamar tidur dan langsung melemparkan tubuhnya ke kasur. Berharap rasa pedih pada vagina dan duburnya sudah sembuh saat bangun nanti. Masih sempat berhitung sebelum terlena, edan, 20 tahun nggak bias kuraih dari suami, 19 jam dengan lelaki tak kukenal kudapatkan 11 kali orgasmeku. Wajah lembut itu pipinya menyentuh bantal lembut, dari bibirnya menyungging senyum memasuki mimpinya.
Dan istriku, nggak tahu kenapa, dia tidak begitu mendengarkan omongannya tapi justru memperhatikan sosok lelaki tersebut. Tampak olehnya lelaki dibalut kulit kehitaman, alisnya tebal. Dan matanya yang tajam itu begitu terasa menusuki matanya. Dan anehnya jantungnya langsung deg-degan. Dia merasakan ada pesona membakar yang langsung melanda hatinya, perasaannya. Lelaki itu setengah baya, kira-kira 35 tahunan. Dengan baju kotak-kotak dan celana khakinya yang walaupun nampak agak kasar dan kumuh, lelaki itu begitu jantan. Dan itulah yang memuat jantung istriku deg-degan berdebar.
Tak pernah perasaan macam itu hadir di hati istriku. Sepanjang ini dia merupakan type istri yang sangat setia. Sebagai seorang perempuan tak pernah selintaspun hadir dalam hati dan pikirannya mengenai lelaki lain kecuali suaminya yang sangat dicintai dan hormatinya.
Tetapi kenapa sekarang ini tiba-tiba ada perasaan lain menghadapi lelaki ini. Pandangan mata lelaki itu, kenapa membuat jantungnya berdebar. Dan ahh .., lantas saat itu hadir kerinduannya pada sang suami. Bayangan belaian suami yang menelusuri tubuhnya. Hendusan nafasnya yang meniupi telinganya hingga bergidik birahinya bangkit bergetar.
'Bu, koq ibu nampak pucat, sakit ..??', tiba-tiba istriku tersedar, ' ..e ..ng..ngg..gak, nggak .. pa pa .. Ah maaf, silahkan masukk .., mari sini, silahkan duduk .. ', jawab istriku dengan gugup dan serta merta menyilahkan lelaki asing itu untuk memasuki rumahnya, yang kemudian langsung disusul perasaan menyesal, kenapa dia persilahkan orang asing memasuki kerumah dan bahkan mempersilahkan duduk. Rupanya istriku menjadi salah tingkah. Sesaat dia ingin menahan, '..eehh ..', terpikir untuk mencabut ajakan masuk rumah tadi, tetapi ..perasaannya nggak enak setelah lelaki dengan botol-botol madunya itu masuk menaruh bawaannya dan duduk di sofa panjang ruang tamu. Sekali lagi dia ingat suaminya. Suaminya yang sering duduk di sofa tersebut sambil membaca koran atau majalah. Pada saat-saat seperti itu dia biasanya mendekat, menaruh tangannya dipangkuannya yang langsung disambut oleh suaminya dengan begitu mesra, dirangkulnya dan diciuminya. Terkadang ah .. belaian mesra kemudian berlanjut menjadi asyik masuk sebagaimana lelaki dan perempuan yang suami istri.
Dan lelaki asing itu sekarang duduk di sofa yang sama. Sesaat timbul rasa takut, siapa tahu dia mempunyai maksud-maksud jahat. Tetapi matanya itu, walaupun sosoknya agak kasar dari matanya itu nampaknya lelaki asing ini baik. Istriku merasa tidak perlu menampakkan cemas menghadapinya. 'Duduk dulu ya mas, ..mau minum apa??' eehh ..bahkan selanjutnya dia juga menawarkan minum. Dan tanpa menunggu jawabannya istriku langsung ke dapur membuatkan minuman.
Saat hendak menyuguhkan, nalurinya mengingatkan untuk sedikit dandan, menata rambutnya, bajunya. Dia menuju ke kamar, kedepan kaca dan meja rias. Dipenghujung usianya yang 42 th. dirinya masih cantik, sebagaimana komentar banyak orang. Dia menyisir, menggunakan bando, memantas-mantaskan roknya, blusnya. Dan tidak lupa ..crot crot, sedikit minyak wangi di tubuhnya. Selintas terpikir ..mau apaa ini ..adakah jiwa petualangan di hatinya?? Mau ngapain kamu jengg ..?? Begitu pikirnya ..
'Ah, ibu jadi repot nih ..', begitu basa-basi lelaki asing itu. 'Nggaak ..ada koq, silahkan minum..', dia sepertinya sengaja melemparkan senyuman, kemudian dia balik ke dapur mengembalikan nampan. Saat hendak balik menemui tamunya, terpikir ingin iseng sedikit. Dia masuk ke kamar. Ada celah kecil dari kamar dimana dia bisa mengintip lelaki itu.
Nampak olehnya lelaki itu mengambil cangkir teh dan menyeruput isinya .. Jelas kini. Kekumuhannya, mungkin karena menjadi orang jalanan, tidak mempengaruhi tampilannya yang sangat jantan. Wajahnya tidak cakep tetapi nampak wajah yang tegas dengan sedikit guratan kesungguhan pada dahinya dan kelopak bawah matanya. Dan pandangan matanya itu lhoo .. Aahh .., kenapa lelaki seperti itu cuma kerja jadi pedagang keliling jual madu .. Tetapi yah, ..siapa tahu .. Jakarta yang keras macam ini membuat sesorang harus berjuang untuk hidupnya ..dan melakukan apa saja yang suka atau tidak suka harus dilakukan untuk mempertahankan hidup.
Kini nampak dia itu duduk sedikit santai. Bersandar di jok sofa, kakinya selonjor kelantai dengan sedikit merenggangkan pahanya. Ahh .. Istriku kembali ingat suaminya ..begitulah duduknya sesaat pulang dari kantor. Debar jantung istriku bangkit kembali. Dia perhatikan celana khaki yang agaknya dekil itu. Tepat di daerah selangkangannya, nampak tonjolan menggunung. Dan yang membuat istriku semakin penasaran adalah, dengan tangannya yang nampak berotot, sesekali lelaki itu mengelusi tonjolan tersebut sambil matanya setengah meram seakan menikmati.
Uhh ..kenapa lelaki itu berbuat demikian..ah ..mungkin hanyalah kebiasaan. Tetapi bagi istriku hal tersebut membuat darahnya terpacu ke atas. Wajahnya menjadi nanar, matanya pasti memerah dan tanpa sengaja, lidahnya menjilati bibirnya dan kemudian menggigitnya. Dia menahan suatu gejolak ..gejolak birahi.. Perasaan yang sama seperti saat suaminya membelai kemudian mengendusi lehernya, hadir dari belakang celah sempit di kamarnya saat dia mengintip lelaki asing itu. Eehh .. kenapa sih aku ini ..? Setengah heran masih bertanya pada diri ..
Tiba-tiba terlintas olehnya akan ulah ngintipnya itu. Sejak SMP diantara teman-temannya dia sering disebut sebagai petualang. Memang, walaupun anak perempuan dia senang sekali dengan hal-hal petualangan. Dia naik gunung, jalan menyelusuri sungai, panjat tebing dsb. Bahkan di kotanya dia diangkat menjadi salah satu pengurus klub pecinta alam. Sudah begitu lama itu berlalu. Sejak berumah tangga kesenangan petualangan itu pupus sendiri. Sudah lupa. Dan kini, saat ngintip tamu asingnya itu dia ingat jiwa petualangan itu lagi. 'Masih adakah jiwa itu padaku?', setengah bertanya dalam hatinya.
Dan jawabannya adalah hati yang gemetar dan jantung yang degupnya sangat keras hingga seakan tubuhnya bergoyang. Dia ingat saat-saat ber-ada di suatu peristiwa panjat tebing. Saat itu dia harus menembus satu celah sulit, dan berhasil. Saat seperti itu ketegangan yang amat dirasakan memacu adrenalinnya. Dan ketegangan semacam itu saat ini dia rasakan kembali. Kerinduan akan petualangan masa muda tiba-tiba menyeruak dan menembusi relung-relung hati dan pikirannya. Kerinduan yang kembali memacu adrenalinnya.
Dan dia nggak bisa menolak kerinduan petualangan itu. Dia pengin. Pengin merasakan lagi, setidak-tidaknya untuk kali ini saja. Dia pengin kembali bertualang, merasakan adrenalinnya terpacu kembali. Tapi kali ini tantangannya beda. Bukan karang terjal. Bukan pucuk-pucuk gunung. Bukan pula jeram riam sungai-sungai. Kali ini adalah lelaki asing di lobang pengintaian itulah sasarannya. Dan inilah kesempatannya, mumpung suami sedang keluar kota dan pelayan kecilnya sedang menginap liburan di tempat kakaknya. Dan lelaki itu alangkah seksinya untuk begitu saja dilewatkan. Dari bulu alisnya yang hitam tebal dia bayangkan bagian-bagian tubuh lelaki itu juga akan menghitam dan tebal penuh bulu. Uhh ..bayangan itu .., fantasinya.., khayalannya macam itu .. sepertinya bukan baru sekarang munculnya.
Jauh didalam lubuk hatinya, selama ini sesungguhnyalah dia merindukan lelaki lain di luar suaminya. Lelaki lain yang lebih jantan, mungkin juga lebih kasar, lelaki yang lebih seksi yang bisa membangkitkan nafsu seksualnya ..yang lebih memahami gejolak birahinya. Dengan suaminya .. dia rasakan selama ini nggak pernah benar-benar mendapatkan sesuatu yang selalu ditunggu setiap perempuan, orgasme. Kepuasan puncak dalam hubungan seksual.
Sayang, walaupun tidak berarti kurang cinta dan hormatnya, suaminya tidak menunjukkan perhatiannya secara sungguh untuk hal ini. Dia kelewat sibuk dengan urusannya. Dia pikir perempuan hanya butuh materi, uang, perhiasan atau mobil, sebagaimana yang dia selalu penuhi untuk membahagiakan istrinya.
Begitulah kalau birahi menyerang seseorang. Segala hambatan dan rintangan berusaha ditembusi. Setiap yang salah dicari kambing hitamnya untuk mendapatkan pembenaran tingkah dirinya sendiri. Nafsu birahi hampir selalu egoistik. Dan kini, ketetapan istriku telah penuh. Kembali bertualang. Harus dapat. Dan sekarang. Inilah saat yang tepat dan untuk sasaran yang juga tepat. Masalahnya tinggal bagaimana cara melaksanakannya. Bagaimana dengan perasaan suaminya, seandainya suatu saat dia mengetahui .. aah .. 'Jangan lagi bimbang', Begitulah keputusannya. Dorongan nafsu yang sangat kuat membuat dia enggan untuk menghindar. Semua lainnya dia abaikan. Biarlah nalurinya nanti yang akan mencari jawaban. Dengan kepercayaan pada nalurinya itu, istriku menjadi lebih santai. Pelan-pelan disusupkannya tangannya ke dalam blusnya. Dia mainkan puting susunya. Dia bayangkan lelaki asing itu sesaat lagi akan mengisapnya. Lidahnya akan menjilati dan giginya akan menggigitinya. Ooohh, ampuunn ..nikmaatt ..
Khawatir berlama-lama sendirian, istriku beranjak keluar kamar untuk menemui tamunya. Tetapi sebelum keluar, naluri petualangannya mulai memberikan sinyal. Dia melangkah menuju lemari bajunya. Diambilnya rok model 'midi kulot' dengan sedikit belahan pada ujung bawahnya yang mudah terlepas dari pinggulnya dan siap telanjang. Dengan sekali menarik resluitingnya dijamin rok itu akan langsung lepas ke lantai. Dan untuk atasannya, dia pilih blus dengan kain halus yang tipis. Kain itu akan mudah menampakkan kontur tubuhnya, buah dada dan bahunya yang bidang. 'Kamu sangat seksi dengan baju itu, jeng', begitu pujian suaminya suatu kesempatan.
*****
Pukul 14.12, Selasa
Berapa harga madunya, Mas ..?', dia membuka omongan. Dan membuat lelaki tamu asingnya itu mendongak serta memperhatikan kehadirannya yang telah berganti pakaian untuk tamunya. Nampak keterperanjatan sesaat di matanya sebelum dia menjawab, ..'Hmm ..terserah ibu sajalah ..',
'Lhoo, koq terserah .., n'tar Mas rugi lhoo ..', sambil mendekat hingga sangat dekat, kemudian meraih salah satu botol madu, dengan maksud lain, yaitu menebarkan aroma parfum merangsangnya sebelum kemudian mengasongkan bokongnya ke kursi di depan tamunya. 'Ahh nggaakk.. bbuat ibu sih nggak pa pa ..khan sya uu.. dah dissu.. ssuu..guhin minum segala ..'. Sahut penjual madu itu. Nah ..kelihatan sudah, suaranya nampak tergetar, walaupun dia berusaha untuk berkesan akrab dan menguasai diri. Dan ..matanya tidak lagi mampu lepas dari tubuh istriku. Memang kuakui, walaupun sudah cukup umur istriku masih amat seksi di mata para lelaki. Aku sendiri tak puas-puasnya selalu memandanginya, sampai dia suka merasa malu. Apa lagi kalau udah pakai baju lembut tipis dengan kulot sebagaimana yang nampak saat ini.
Istriku menyadari bahwa lelaki ini memperhatikan penampilannya. Aroma minyak wangi yang cukup semerbak pasti membuat tamu asingnya ini kelimpungan. Pasti dia memahami tingkah perempuan. Lelaki dengan tampilan macam dia pasti banyak perempuan yang memburunya. Dia pasti memiliki pengalaman dan memahami, kalau seorang perempuan yang saat pertemuan pertama tadi masih amburadul, kemudian sesaat masuk ke kamarnya dan keluar lagi menjadi rapi dan wangi, biasanya mempunyai kemauan dan harapan khusus. Hal macam ini pasti tidak asing bagi dia, lelaki jantan yang perempuan manapun melihat langsung terdongkrak birahinya.
'Apa sih khasiatnya madu ..??', istriku bergaya genit manja setengah bertanya se-akan tidak tahu, memancing dan berharap bisa terjadinya dialog yang ..sebagaimana kalau bicara khasiat madu di antara para lelaki. 'Banyak bu, .. Secara umum ini bagus untuk kesehatan .., dari anak-anak sampai dewasa baik minum ini ..'. 'Secara khusus? ..apa?', 'Ah, ibu ..khan suami ibu juga tahu ..ini termasuk jamu sehat dan kuat buat bapak-bapak'.
Whoo ..pancingan omongan telah dilemparkan dan nampaknya umpan mulai dimakan. Bicara kekuatan lelaki. 'Tapi, saya nggak pernah lihat buktinya, tuh ..!', sanggah pura-pura istriku dengan umpan yang lebih kuat. 'Tapi madu ini lain bu, .. Ini diambil khusus dari hutan. Ini yang namanya madu hutan. Lebahnya bisa menyerang siapapun yang mendekat. Para pengambil madu ini harus memilik keberanian dan pengalaman'.
Wahh .. bagaimana caranya menggiring buruan ini .., istriku berfikir keras. Dengan pura-pura serius mendengarkan, dia mulai bermain, melenggokkan bahu dan sesaat kemudian merenggangkan pahanya. Sementara tukang madu tadi mencuri pandang ke mata istriku, salah tingkah. Kemudian tangannya yang memegang botol madunya mengelus-elus leher botolnya, macam seseorang mengelus-elus alat vital. Tingkah tersebut nampak sangat erotis di mata istriku. Dan tukang madu itu rupanya juga sadar ..menggiring pembicaraan dan suaranya mulai terdengar parau, sementara tangannya terus mengelusi leher botol itu. 'Bbb..bbu, ini buat bapak .. Bapak mana Bu ..?', tiba-tiba dia menanyai suaminya .., setengah berbisik .., 'Bapak sedang tugas ke Medan sampai hari Minggu nanti ..', suara istriku juga ikut parau ..dan hatinya bergetar bersorak .., dia sudah yakin mangsanya masuk dalam jeratannya.
'Ehhmm, .. jadi ibu sendirian nih, ..', '.. eehh.. ada pelayan ..tt..ttetappii..sedang sedang menginap di tempat kakaknya', '..di mana ..?', '..ddii..nggak jauh..'. '..ntarr..?! ,..', '.. jangan khawatir, nggak balik hari ini, dia nginep 2 hari, pulang lusa ..'. aahh ..ternyata kemajuan mengalir begitu deras. Omong-omong kecil dalam bisikan ini mendorong tangkapannya langsung menuju sasaran. Kemudian yang terjadi adalah saling pandang penuh arti.
'Begini bu, kalau suami dengan teratur minum madu, istrinya pasti senang karena selalu bisa dipuaskan setiap kali kumpul suami istri'. 'Saya nggak ngerti, ..saya nggak pernah tahu ..', hati istriku menjadi menderu-deru. Disilangkan pahanya, menunjukkan mulusnya. Sementara mata tukang madu melirik, nampak mulutnya sedikit menganga dan jakunnya naik turun. '..bagaimana bisaa .., khan hanya madu ..??', istriku masih juga menggoda ..
'Begini saja bu, ..', nampaknya tukang madu mulai berperan aktip, '..saya udah ngebuktiin, .. Istri saya bilang jangan saya berhenti minum madu, biar selalu kuat, keras dan tahan lama ..', 'A..aa..panya mas, yang ku..att ..?', suara parau istriku yang gemetar dan menahan birahi sambil matanya memandang mata lelaki itu. Dan ketemu. Lagi-lagi saling pandang penuh arti.
Dan ..tiba-tiba, tukang madu ini menggeser duduknya, mendekati istriku dan meraih tangannya, langsung di rabakan ke arah selangkangannya. '..b..bbuu.., i..innii buktinya..'.
Walaupun sudah membaca yang akan terjadi, tapi peristiwa ini langsung menyergap mukanya. Wajahnya berasa sembab menahan getar dan jantungnya terpacu cepat. Suara dug dug dug menggoyang dadanya sendiri. Yaa .. dia mulai merasakan adrenalin yang sekian lama sudah tidak dia rasakan lagi. Kali ini terpacu dengan petualangan baru. Petualangan dalam nafsu dan birahi. 'Jj ..jang..an .. Mass ..jangan.. saya takk..uutt, ..mm..aass', sementara tak terhindarkan tangan itu telah di elus-eluskan ke tonjolan di selangkangan tukang madu, '.. ini..madunyaa..m..mbakk..', omongannya tidak lengkap, dan tiba-tiba panggilannya berubah menjadi 'mbak'. Rupanya lelaki ini yang juga sudah demikian menahan birahi .. dengan tangannya yang kasar dan berotot itu terus memegangi tangan lembut istriku dan menggosok-gosokkannya pada gunungan itu.
Dan pucuk dicinta ulam tiba. Yang dengan penuh harap telah ditunggu istriku kini datang. Se-akan menolak, tetapi enggan menariknya. Saat tangannya merasakan sentuhan hangat pada tonjolan di selangkangan tamu asingnya. Seperti terkena stroom ribuan watt, wajahnya memerah, matanya langsung memelototi tonjolan itu. Sesaat ingin ditariknya tapi enggan, birahinya yang datang menyergap membuat dia menikmatinya elusan tangannya pada tonjolan itu. Sementara sikapnya yang masih gengsi dan malu-malu mengerem sesaat untuk tidak terlampau aktip. Dan jantungnya semakin berdegup kuat, menahan gelora birahi dari petualangan yang baru baginya. Petualangan culas menyeleweng dan khianat terhadap suaminya yang sedang pergi menjalankan tugas dengan cara berhubungan dengan lelaki lain, asing dan sama sekali tidak dikenalnya.
Wwoo.., ada yang menderu dalam dadanya. Dia merasa sedang berjalan memasuki gurun yang sangat panas, tetapi jiwa tualangnya sama sekali enggan untuk menghindar. Ooohh.. maafin Mas Bardii, akuu nggak tahann nniihh.., aku pengin merasakan kepuasan seks, orgasme, yang selama ini belum pernah aku dapatkan walaupun telah lebih dari 20 tahun kawin denganmu .., maafin ya masszz .., begitu bunyi suara hatinya.
Sementara itu si lelaki asing terus berusaha memaksakan tangan istriku agar mencengkeram tonjolan itu. 'Mass..jaa..ngan.., nanti ada orangg ..', terdengar semakin parau dan gemetar suaranya. Adrenalinnya langsung melonjak. Sungguh ketegangan yang nikmatnya luar biasa. Jiwa petualangannya kini telah kembali.
*****
Pukul 14.32, Selasa
Dan ketika cengkeraman tangannya merasakan ada batangan yang besar dan hangat, hati istriku membulat. Dia buang segala malu. Dan .. dengan berdesah pelan ..mulailah tangan itu meremas. Terasa oleh telapaknya bulatan panjang yang berdenyut-denyut dan hangat.
Tentu saja lelaki asing itu sangat gembira. Dia perlihatkan senyumannya. Senyum kemenangan dia pikir. Istriku membalas senyuman itu dan ..'..mas ..aku kunci dulu pintunya ..', berbisik seraya langsung beranjak menuju pintu depan, sebentar melongok keluar, barangkali ada orang yang diam-diam mengamatinya, dan ketika yakin aman dia tutup pintu itu dan kunci. Clek, klek.
Saat kembali, dia langsung duduk menempel tamunya dan .. saling pandang sesaat kemudian langsung saling menerkam dan berpelukan. Tercium bau matahari pada tubuh lelaki itu, tapi justru menjadi rangsangan besar untuk birahinya. Istriku mencari bibir tamunya, ketemu, dan langsung berpagut dan saling melumat. Tangan-tangan kasar ber-otot lelaki itu lantas memeluk dengan kuatnya.
Lama sekali posisi saling berpeluk dan melumat itu. Sepertinya melepaskan kerinduan pada apa yang selama ini saling mereka rindukan. Dan nampak istriku makin memanas. Lumatan itu disertai pula dengan saling gigit lidah serta bertukar ludah. Suara desis dan lenguh mulai terdengar dari keduanya. Tangan-tangan mereka saling memeluk, kemudian meraba. Bahkan istriku lebih berani, dia raih baju belakang tamunya dan tarik dari ikatan celananya, kemudian dia masukkan tangannya, ingin merasakan langsung hangatnya tubuh lelaki asing itu. Dan sang lelaki juga tidak kalah tangkas, tangannya memasuki blus istriku dan memeluki sesaat, tapi kemudian beralih langsung ke buah dada istriku, meremas-remasinya. Puting susunya di pelintir-pelintir. Kegelian tak terkirakan menjalar di tubuh istriku. Dari jeritan kecilnya nampak istriku menggelinjang. Nafsu birahinya kini tak lagi bisa terbendung.
Istriku dan lelaki asing itu benar-benar memasuki wilayah nikmat tak terhingga. Keduanya telah siap menapaki puncak kenikmatan. Lelaki itu membuka sendiri ikat pinggangnya, melorotkan resluitingnya, merogoh kontolnya keluar dan meraih tangan istriku untuk menggenggamnya.
Pukul 14.46, Selasa
Merasakan daging panas yang besar dan panjang, dengus dan suara parau istriku kembali terdengar, suara pengakuan ..yang didorong desakan birahi, '..maazz.., uuhh.. gede banget zzihh.., uuhhmm..', sambil bergerak melepaskan rangkulan dan menunduk untuk melihat barang nikmat ditangannya itu. Lelaki asing itu melepasnya. Biarlah perempuan binal itu melihati kontolnya. Biarlah dia memuaskan libidonya. Dia puas .. Untuk sementara dia lupakan dagangan madunya yang terserak di lantai. Hari ini dia merasa mendapatkan sesuatu yang bukan main ..
Dan saat nampak batangan milik tamu asingnya ini, saat nampak jamur besar merah hitam di ujung batangnya nampak begitu mengkilat dengan belahan lubang kencing yang menganga, istriku terpana. Suara paraunya kembali terdengar '..uuhhzz ..gedenyaa..uuzzhh, gedenyaa..uuhhmm', dan tanpa didorong lagi mulutnya mendekat ke kontol itu. Bau khas kemaluan lelaki langsung menerpa hidung istriku. Dan tanpa bisa lagi menahan, bibir istriku langsung menciumi batang gede dan panjang itu. Sementara tangannya tetap menahan untuk mengarahkan kebibirnya. Ini aneh sekali bagi istriku. 'Wwwoo, sangat eksaiting .. pada suamiku aku belum pernah begini niihh..'. Selama ini untuk suaminya nggak pernah ia berikan ciuman pada kontolnya. Entah desakkan macam bagaimana, tiba-tiba saja, dan tanpa ragu dan banyak pertimbangan, tahu-tahu lidahnya, mulutnya, hidungnya langsung melahap kontol tamu asing ini. Itukah yang disebut gairah birahi ..? Atau naluri hewaniah yang baru mendapatkan kesempatan tersalur, karena memang obyeknya sangat mempesona??
Dia ciumin, jilatin dan sedot batang itu sepuasnya. Naik, turun, naik, berputar, kebawah, bijih pelernya. Uuhh ..gedenyaa ..nikmatnya.. uuhhzz. Lupa sudah sang suami. Kenikmatan tak bertara sedang berlangsung. Kesetiaannya pada suami selama ini kemana ..?? Kenapa layanan macam ini kamu berikan pada orang lain, orang asing, bahkan belum tahu namanya, sementara itu nggak pernah kamu berikan layanan sejenis pada suamimu..??uuhzz geddeenyaa..
Lelaki itu merasakan mendapatkan kenikmatan luar biasa, rasanya jarang ada perempuan Indonesia yang mau menciumi kontol. Tapi perempuan ini, istri orang gedongan lagi, dia rasakan bibirnya dan lidahnya melumati kontolnya. Dia melenguh panjang. Kemudian dengan setengah bangkit dia perosotkan kebawah celananya agar istriku bisa lebih leluasa melumati kontolnya. Dan pada kesempatan itu nampak benar lebatnya jembut dan rambut-rambut di seputar kemaluan dan selangkangan sang tamu asing.
Tentu akibatnya adalah istriku makin semangat untuk terus menjilat, menyedot dan setengah menggigit kontol si tamu yang membengkak itu. Pada kesempatan sesaat, dia melihat setitik bening di ujung lubang kencing kontol itu. Itulah precum, cairan birahi awal dari lelaki saat kenikmatan kelaminnya mulai hadir. Istriku langsung menjilatnya. Asin. Uuhh, nikmatnya.. Dan terus menjilatinya serta berharap bisa meraih cairan lebih banyak. Kemudian mulai mengkulum dan dengan halus memompa. Sungguh, inilah pertama kali dalam hidupnya menghisap kontol. Dan bukan milik suaminya tetapi milik lelaki yang adalah tamu asingnya ini. Keinginan macam itu sesungguhnya telah lama timbul, sejak dia melihat adegan persetubuhan dari VCD yang diam-diam disimpan suaminya dan tanpa sengaja dia putar saat suaminya pergi. Tetapi untuk memulai pada suaminya dia takut dicurigai dari mana kemajuan macam itu diperoleh.
Kali ini dia merasa mendapatkan kesempatan yang nggak akan dilewatkan. Dengan jiwa petualangan dan nafsu birahi yang membara dia lakoni obsesi erotis yang selama ini ditunggu-tunggunya. Mulutnya terasa penuh. Kontol seukuran pisang tanduk hanya bisa masuk di ujungnya saja. Kepala istriku memutar-mutar. Lidahnya menari-nari dijamur merekah itu. Dia jilati sepuasnya lubang kencing tamunya. Nampak rakus dan lahap mulut cantik itu ingin menelan batangan kontol gede panjang tamunya.
*****
Pukul 15.12, Selasa
Merasa belum puas berciuman, lelaki itu mengangkat tubuh istriku dan langsung kembali dipagutnya lehernya. Istriku menggelinjang dan mendesah-desah. Tangan kirinya tidak melepaskan cengkeraman pada kontol tamunya. Jari-jarinya mencengkeram sambil memijit-mijit atau mengurut yang membuat nikmat luar biasa pada sang tamu. Ciuman mereka meliar. Dari leher bibir lelaki asing itu menyusuri ke bawah lagi. Kini terasa blus istriku menghambat. Dia usel saja itu blus. Bau parfum yang sangat merangsang bercampur keringat lelaki dari jalanan menciptakan erotis pada keduanya. Istriku menggeliat-geliat. Kemudian mereka dengan buru-buru mencopot masing-masing bajunya. Blus istriku dan kemeja lelaki itu lepas. Dan kembali mereka berpagut dengan telanjang dada. Buah dada istriku menekan dada sang lelaki.
Tangan sang tamu terus merabai dan meremasi buah dada itu. Dan tangan istriku dengan penuh semangat terus meremasi kontol sang tamu yang semakin nampak tegang, panjang, besar dan mengkilat. Urat-urat darah melingkar-lingkat di sepanjang batang itu. Masing-masih saling berdesah, mengaduh dan merintih bersahutan.
Kemudian tampak istriku melepas kulotnya. Dengan sekali tarik resluiting kecil, melorotlah kulot itu. Nampak celana dalam oranye yang membungkus pantat bahenol serta kemaluan istriku. Ditariknya salah satu tangan sang tamu untuk merabai kemaluan itu. Tanpa hambatan, tangan itu langsung meremasi vagina istriku. Gelinjang yang sangat nikmat. Uhh ..gatalnyaa.. Istriku menggeliat-geliat bak cacing kepanasan. Desahannya makin tak terkendali. Bibir dan lidahnya meliar. Dijilatinya bahu lelaki itu, digigitnya lehernya, diciumi wajah bawahnya yang nampak kasar oleh bulu-bulu jenggot yang tercukur, kasar seperti amplas. Itu sangat menggelitik lidah istriku, dia nggak mau melepaskannya.
Saat tangan tamu memilin-milin kelentitnya, kemudian dengan jari-jarinya yang terasa kasar juga menembusi bibir vaginanya dan terus mengaduk-aduk hingga menyentuh saraf-saraf pekanya, istriku mengaduh. Nikmat yang diterimanya sangat luar biasa. Pantatnya langsung gelisah, meliuk, menggoyang. Ternyata sentuhan lelaki lain, lelaki pedagang madu, tamu asing yang sama sekali nggak dikenalnya, menimbulkan gelombang birahi dan kenikmatan tak bertara. Mencuri kesempatan, menyeleweng dengan tamunya ini, oohh .. akan sangat dikenangnya ..maasszz, .. tolongg.. aku hauss.., desisnya. Tenggorokannya terasa kering dan nafasnya terus memburu. Dan kocokkan tangan kiri pada kontol tamu makin kencang. Pijitannya semakin berdenyut. Pantat tamu itu juga meliuk-liuk dan menggoyang.
Sekarang keduanya benar-benar lepas. Masing-masing menampakkan naluri birahinya. Saling pijit, saling jilat dan gigit. Semuanya mengerang, mengaduh-aduh dan mendesah-desah. 'Mbakk ..', si lelaki berbisik, ' .. Aa..kkuu, ..mau keluarr ..mbaakk', ..' ..keluarin dehh .. Keluarin saja ..', jawaban bisik istriku sembari meningkatkan remasan dan kocokkan pada kontol sang tamu. Dan tanpa dicegah lagi pantat lelaki itu makin cepat menggoyang ..terus ..terus ..teruuss ..
Dan ..disertai dengan teriakan histeris nikmat yang panjang, 'aarrkkhh..', keluarlah cairan lendir bening dari kontol tamu. Semua itu langsung disaksikan oleh matanya. Sperma atau air mani lelaki itu muncrat tinggi. Kemudian muncrat lagi, muncrat lagi, muncrat lagi, muncrat lagi, lagi, lagi, lagi. Rasanya ada sekitar 8 kali puncratan. Sebagian tertangkap tangan istriku, dan sebagaian lainnya di jembut dan celana sang tamu dan kemudian pula jatuh tercecer ke lantai. Pasti itu merupakan ledakkan sperma besar yang disebabkan sangat tingginya birahi lelaki ..
Entah kenapa, melihat cairan yang tercecer di mana-mana itu nafsu istriku melonjak. Diamat-amatinya liquid kental di tangannya. Meleleh di jari-jarinya. Dia dekatkan ke hidungnya, coba membaui. Matanya melirik sesaat ke sang lelaki sambil tersenyum. 'Wangi!', dia bilang. 'Ehh .. enak itu lhoo', kata si lelaki, 'banyak vitaminnya ..', bisik lelaki asing, 'coba jilat deh ..', dia mendorong. Dan darah istriku naik ke wajahnya. Gelegak nafsunya mendengar kata-kata lelaki asing itu. 'Coba saja ..nggak pa pa .., jilat, jilatin..ayoo..'.
Dia lihat lagi tuh sperma yang meleleh. Ah, belum pernah dia merasai sperma. Milik suaminyapun nggak pernah. Tapi kali ini ada godaan yang sangat kuat. Nafsu liar dan jiwa petualangannya mendesak-desak. 'Ayoo, coba ..'. Dan, dijulurkanlah lidahnya. Dijilatnya sedikit sperma itu. Dirasainya. Dia ingat rasa kelapa muda. Dia jilat lagi lebih banyak, dikenyam-kenyam kemudian ditelan. Ah, seperti kelapa muda. Dia jilati terus hingga jari-jarinya bersih. Kemudian sperma di telapak tangannya yang nampak bergumpal kental dilahapnya pula.
Dulu saat petualangan di hutan, dia juga menghadapi keraguan saat pelatihnya menyuruh makan daging ular mentah-mentah. Dan hal itu akhirnya bisa dia lakukan dengan baik. Dan sekarang, setelah didorong oleh nafsu birahinya dan tamunya, '..ayo mmbbak, aku pengin liatin ..', agar dia menjilati spermanya, dia juga lakukan. Dorongan erotiknyalah yang membuat sperma itu menjadi demikian nikmat. Kini dengan makin bernafsu dia jilatin semuanya, sperma di kepala jamur dan lubang kencing, yang meleleh di seputar batang kontol, yang tercecer di jembut dan selangkangan, di celana, di ujung-ujung kaki, di sofa, bahkan juga yang di lantai. Dia nampak seperti anjing yang sedang menjilati sisa-sisa makanannya. Penuh nafsu, penuh birahi sambil terus mengerang dan mendesah setiap kali lidahnya menjilat dan menarik sperma ke mulutnya. Jadilah dia menjadi perempuan pemakan sperma.
Lelaki asing itu melihat dengan penuh pesona. Saat istriku nungging di lantai menjilati spermanya dia lihat bagaimana menariknya pemandangan itu. Pantat yang bahenol putih yang masih terbungkus celana dalam oranye. Ah, sungguh pemandangan yang sangat erotik. Sementara kontolnya yang dilingkari urat-urat belum kunjung lelah. Kontol itu masih tegang mengacu mengkilat-kilat kepalanya. Dia kembali bersender ke sofa sambil menyaksikan istriku, mengelus-elus sendiri kontolnya. Dia menikmati kegatalan yang belum kunjung usai.
Istriku masih asyik menjilati semua sperma yang tercecer, sementara libidonya masih belum sepenuhnya tersalurkan. Kontol itu seharusnya menembusi kemaluannya. Ingat kebiasaan suaminya yang selalu lemas sesudah ejakulasi, dia buru-buru bangkit dari lantai dan cepat meraih kontol lelaki itu. Dia takjub. Ternyata ejakulasinya tidak membuat kontol itu surut lemah. Masih seperti semula, bahkan nampak lebih besar dan panjang dimatanya. Tanpa 'ba bi bu' serta merta tangannya meraih sisa celana khaki berikut celana dalam lelaki itu, ditariknya keluar hingga langsung telanjang dan mencuatlah kontol itu.
*****
Pukul 15.37, Selasa
Dengan sigap pula dia copot celana dalamnya sendiri dan langsung naik ke sofa. Lelaki itu ditumpakinya. Tangan kirinya meraih kontolnya, diarahkan langsung ke lubang vaginanya. Dia belum pernah bersanggama dengan suaminya di sofa ini. Tetapi beberapa kali dia pernah lihat gambar porno, pasangan yang bersanggama di sofa macam ini. Dia coba tirukan. Sementara sang lelaki menyambut dengan pelukan di pinggang sambil menempatkan ke arah yang tepat.
Ujung kontol itu telah menyentuh bibir vagina istriku. Kegatalan amat sangat datang pada kemaluannya. Pantatnya menggoyang yang langsung diimbangi oleh pantat sang lelaki. Yang satu menekan-nekan yang lain mendorong-dorong. Gelombang kegatalan vagina dan kepala kontol dari kemaluan masing-masing menderas. Masing-masing mau cepat menembusi dan melahap. Uhh ..kontol ini kelewat besar, begitu batin istriku, sementara ahh.. vagina ini demikian sempitnya, begitu pikiran sang lelaki. Tentu saja benar. Yang selama ini menembusi adalah kontol suaminya yang ukurannya paling cuma setengahnya. Belum pernah vagina ini menerima kontol sebesar itu. Istriku berteriak histeris. Ada sedikt rasa sakit yang menyertai nikmat luar biasa ini. Tapi sang lelaki sudah tak akan pernah mundur lagi. Dengan tambahan dorongan dari bawah akhirnya kontolnya terbenam. Seluruh batangan besar dan panjang itu bulat-bulat telah ditelan oleh kemaluan istriku.
Sekarang istriku merasai, betapa setiap mili dinding dalam kemaluannya mencengkeram erat batangan bulat panjang itu. Rasanya nggak ada celah longgar. Setiap saraf-saraf vaginanya merasakan sentuhan batang itu, yang menyebabkan reaksi bergelombang datang. Setiap sarafnya seakan ingin melumat batang itu.
Dan yang dirasakan lelaki itu adalah vagina istriku mengempot-empot. Seakan menghisap-hisap dan memerasi kontolnya yang menimbulkan kenikmatan luar biasa. Dan reaksinya langsung mencaplok susu istriku dengan sepenuh nafsu. Menggigiti putingnya dengan buas, sebelah kanan dan kiri ber-ganti-ganti.
Paduan gelitik kontol pada vaginanya dan gigitan bibir lelaki asing itu pada susunya sungguh merupakan sensasi kenikmatan yang luar biasa. Istriku kini menjerit-jerit kenikmatan. Tak ada lagi rasa kawatir didengar orang. Nafasnya demikian memburu. Pantatnya meliuk mengebor-ebor. Dan sang tamu tidak lagi mau menahan dengan diam. Diangkatnya pantat istriku naik, kemudian diturunkan, naik lagi, kemudian turun. Demikian ber-kali-kali. Gesekkan antara kontol dan vagina saat naik turun itu membuat keduanya semakin histeris. Dan berikutnya dengan tenaganya sendiri istriku mempercepat naik turun pantatnya disebabkan kegatalan vaginanya yang nggak lagi tertahan. Dan nampaklah istriku yang menunggangi lelaki asing tamunya, melakukan kocokkan kontol tamu dengan vaginanya seperti berpacu. Makin cepat, makin cepat, makin cepat. Suara teriakkan kenikmatan istriku diseling desahan sang lelaki menjadi simponi erotik yang pasti akan merangsang siapapun yang mendengarnya.
*****
Pukul 16.00, Selasa
Pada kesempatan inilah, untuk yang pertama kali istriku mengalami apa yang sering dia dengar, orgasme. Saat-saat menjelang orgasmenya datang, sebagai sesuatu yang baru pertama kali dia rasakan seumur hidupnya dia merasakan rangsangan gatal yang amat sangat yang disusul perasaan se-akan mau kencing pada vaginanya akibat dari gosokkan dengan kontol besar itu. Rasa itu sungguh tak terperikan. Perasaan macam itu membuat fisiknya demikian kuat. Kocokkan pompa yang menguras tenaga itu dia lakukan dengan kecepatan yang semakin tinggi.
Disertai hentakkan pada saat kemaluannya menelan kontol besar tamu asing itu agar ujungnya lebih mentok ke mulut rahimnya, yang dibarengi dengan teriakan nikmat yang histeris di-ulang-ulang hingga .. akhirnya.. sampailah. Bendungan itu jebol. Orgasme itu datang. Seperti air bah yang lepas. Ketegangan yang semula berada di puncak yang sangat tinggi langsung turun hingga ke dasarnya. Seperti beban berat yang berhasil dilepasnya. Kocokkannya memelan, memelan dan berhenti. Pelukannya melemas. Kucuran keringatnya membasahi tubuhnya dan tubuh sang tamu. Kepalanya disenderkan pada bahu lelaki itu.
Sang tamu ini sungguh lelaki yang memahami. Dia terima kelelahan istriku. Dia ikut berhenti. Dia beri kesempatan. Dia sabar. Dielusnya kepala istriku, diciuminya lehernya dengan lembut. Dijilatinya keringat istriku. Sementara kontolnya dibiarkan terbenam dalam vagina istriku. 'Oohh ..', terdengar lenguh istriku sambil sedikit menggeser wajahnya tenggelam keleher lelakinya. Nampaknya istrikupun ingin kontol gede itu tetap di dalam vaginanya. Keadaan menjadi hening, tanpa desahan atau rintihan kecuali nafas-nafas panjang dengan sebentar ter-engah. Dunia sekelilingnya juga seakan ingin diam sesaat..
*****
Pukul 16.14, Selasa
'Mass ..', 'heehh..?!', '..ennaakk.. puass ..?', '..Hheehh..', '..Oocchh..', terdengar bisikan-bisikan tanpa diikuti gerakan-gerakan.
'Aku belum pernah lho, seperti ini .., ..aku heran sendiri ..', istriku ngomong. '..hhee..eehh', sahut lelaki itu masih enggan-enggan. ' Baru sekarang aku merasai orgasme'.
'Bener lho, mas. Aku koq bisa mengulum kontol, menjilati spermamu ..hhoocchh .., kalau suamiku tahu ..'..'Ternyata nikmat banget .. Hhoocchh ..hheecchh ..', terdengar tarikan nafas panjang.
'Mass .., mmaass .., capai yaa ..?!, '.. Nggaakk .. belumm, khan aku belum keluar lagi ..', ' ..koq kuat banget sih .., nihh masih gede dan kaku dalam nonokku ..', 'Khan madduu ..', tentu kelakar, 'Iyaa bener-benerr ..', masih dalam saling berbisik. Istriku mencium gregetan leher lelaki itu. '..uuhh ..', entah lenguh siapa lagi .. Diam, hening lagi untuk beberapa saat..
'Belum keluar ya mass, .. Mau dikeluarin ..??, dimana ..??', istriku bertanya. Pertanyaan itu memancing kerut dahi tamunya sesaat ..tetapi dia bisa menjawab ..,'Bagaimana kalau di mulut kamu ..?', bisik-bisik, 'woo, mauu ..', tanpa pikir lama-lama pelan-pelan istriku bangkit, kemaluannya melepas kontol sang tamu yang masih tetap tegak ngaceng dan mengkilat-kilat basah hingga batangnya yang disebabkan cairan yang keluar dari vagina istriku. Dia ingin memberikan layanan terbaik bagi tamunya ini .., dia ingin mendengar dan melihat bagaimana tamunya ini merintih dan mengerang-erang merasakan kenikmatan dan mendapatkan kepuasan puncaknya.
Sang tamu mengambil posisi berdiri dengan kontolnya yang ngaceng menantang ke depan, disusul istriku jongkok pada lututnya dan langsung meraih kontol itu untuk di-emotnya.
Kali ini istriku tidak nampak ber-emosi, mungkin sedang surut sesudah orgasmenya tadi. Tetapi sang tamu dengan mendongakkan kepalanya kini mengerang. Tangannya meraih kepala istriku, direngkuhnya kemudian didorong kedepan agar kontolnya lebih dalam lagi dikuluman mulut istriku. Dan istriku mengikuti. Gerakan memompa. Lelaki itu memaju-mundurkan bokongnya, mengerang sambil makin keras meremasi rambut istriku. Tentu terasa pedas bagi istriku. Tetapi suara erangan lelaki itu membuat istriku pelan-pelan timbul kembali ke-asyikannya. Dia mainkan mulutnya. Terkadang dia lepas kulumannya dan menjilat-jilat batangnya. Juga dia isepin buah zakarnya. Di titik ini nampak kelemahan lelaki itu. Setiap jilatan di zakarnya dia se-akan memohon dan mengemis, 'Terus .. tolong, terruss..oohh mmbbaakk.. enakk bangett ..terruuss..'.
Zakar tamunya ini terus dia isepin dan jilatin. Dan benar .., tak begitu lama lelaki asing ini mengeluarkan teriakan histeris yang ditunggunya ..'..mau keluarr.. oohh mau keluarr ..keluarr, mbbaakk.. Isepp.. kontolku..isepp', sembari menjambak rambut istriku diarahkan ujung kontolnya ke mulutnya dan ..sserr..crot..crot..crott ..muncratlah sperma segar panas langsung ke mulut istriku.
Dan mulut istriku yang sudah menganga sejak tadi siap menerima semua puncratan sperma tamunya. Tak ada setetespun yang lepas dari mulutnya. Masih dalam keadaan crot crot, mulut istriku sudah mencaplok ujung kontolnya untuk memastikan bahwa tak setetespun akan tersia-sia ke tempat lain. Wajahnya yang merem melek nampak menikmati cairan hangat di mulutnya itu. Nampak pula dia mulai mengecap-ecap kemudian menelan berliter cairan yang keluar dari kontol lelaki asing itu.
Selepas itu baru dua insan ini merasakan kelelahannya. Keduanya terduduk. Sang tamu bersender kembali ke sofa, dan istriku tidak bangun dari lantai menyandarkan tubuh dan kepalanya pada kaki-kaki lelaki itu.
*****
Pukul 16.26, Selasa
Sesudah beberapa saat istriku bangkit. 'Tak bikinkan kopi ya, .. Capuchino mau ..?', 'Apa tuh ..'. Rupanya tamu ini benar-benar dari klas kumuh, dia nggak ngerti nama minuman tadi. Tetapi istriku tak lagi menghiraukan, dia ambil celana dalam dan kulotnya, dia pakai dan beranjak ke-dapur.
Di dapur kini istriku merasakan bibir kemaluannya agak pedih-pedih. Tentu karena kontol yang kelewat gede dari tamu asingnya itu. Sendirian dia tersenyum. Puas. Petualangan yang baru dilewati sungguh 'eksaiting'. Sambil mengambil cangkir dan kopi dia mikir, biar kutahan lelaki itu. Biar dia nginep. Pulang esok sore, begitu pikirnya. Mumpung. Aku mau lagi, lebih lagi. Aku pengin telanjang bulat semua. Biar kuajak saja ke kamar tidurku. Di kamar dimana aku dan suamiku tidur. Rasanya penyelewengan dan pengkhianatan yang makin tinggi kwalitasnya akan semakin nikmat. Masih adakah cinta pada suaminya.., sesudah penyelewengan ini ..? Jangan tanya cinta .., itu hal yang lain. Urusan cinta suami tak perlu diragukan. Ini tidak lebih dari urusan libido. Urusan orgasme yang memang dengan suami nggak pernah bisa diraih. Ahh ..dia benar..
Ahh.., pikiran ini jadi nglantur. Penyelewengannya tidak perlu menjadikan keraguan cintanya pada suami. Dasar jiwa petualang. Selalu ada jalan keluar untuk meng-sahkan tingkah lakunya.
Dia keluarkan kopinya. Menebar senyum sesaat kemudian dengan nampannya dia balik ke-dapur. Saat itu terpikir sebaiknya mandi-mandi dulu. Sudah jam empat sore. eehh .., biar kupinjami pakaian suamiku, begitu pikirnya. Kemudian dia masuk ke kamar tidur, membuka lemari pakaian, diambilnya kemeja dan celana pendek suaminya. Tak lupa handuk yang juga biasa aku pakai.
'Mas, pulang besok saja ya.., soalnya aku nggak ada yang nemenin ..ini baju suamiku. Mas biar mandi dulu biar segar ..', sambil menyorongkan handuk besar dan lembut.
Lelaki asing itu terpana, dia nggak siap dengan konsep macam itu, ' ..tapi mmb..bakk.., saya ..', 'Udahlah ..ini khan udah sore .. Pulangnya kemana sihh .., telpon aja kalau ada pekerjaan yang perlu lemburr ..', istriku menyergah.
Benar juga, begitu pikir lelaki ini, dia khan bujang, kost lagi. Nggak ada yang mengkhawatirkan.
'Aku belum puas lho, situ khan yang mulai tadi .., jangan biarkan aku kelimpungan sendiri .., atau mungkin nggak puas yaa dengan aku ..? Ayoo'. Dan '..yaa.. saya juga masih pengin..mauu lhoo..', begitulah akhirnya. Diterima handuk dan pakaian milikku itu ..
Seusai lelaki itu mandi, istriku ganti mandi. Dia bersihkan tubuhnya. Rambutnya pakai shampo wangi. Ketiak-ketiaknya dibuat wangi. Seusai mandi dia dandan. Dia pakai saja yang gampang-gampang dilepas. Dia keringkan rambut. Tidak lupa parfum. Sembari dandan ini dia mulai berpikir lagi. Dia ingin lidahnya menjelajahi tubuh lelaki itu. Woo.. pasti selangit. Libidonya langsung bangkit. Pedih di lubang vaginanya sudah lupa. Yang terakhir adalah menyemprotkan wewangian untuk kamar.
Dia hitung, kalau itu tamu pulang jam sembilan pagi besok, berarti dia akan bercumbu sembilan belas jam sejak percumbuan pertama jam dua siang tadi. Berapa kali lagi dia akan meraih orgasmenya. Dia mau setidak-tidaknya sepuluh kali, atau dua belas atau empat belas, entahlah. Pokoknya banyaklah. Kemudian dia rogoh blusnya dan elus pentilnya. Uuhh.. nikmatnya.., nampak bayangan bibir lelaki itu mencium dan menjilatinya.
Ahh .., aku mau nungging, aku mau dia entot aku seperti anjing.., ditempat tidur ini.., sambil melirik tempat tidur di mana biasanya hanya dia dan suaminya yang meniduri. Uhh.. betapa..
Kemudian dia menjatuhkan tubuhnya kekasur, berguling sesaat, nungging, memeluki bantal .., menampakkan nafsunya yang tak pernah henti menggebu.
Biar dia juga menjilati nonokku, bahkan mungkin juga analku .. Dan akuu ..akankah aku akan menjilati analnya ..? Hii.. macam apa ..rasanya.. Aku pikir penuh bulu juga .. Tetapi aku punya perasaan ..lelaki, kalau kontolnya gede.. semuanya enak dilahap, enak dijilati, diciumi. Uhh.. bener-bener pikiran nglanturku ini .. Dan memang, sepertinya pikiran-pikiran istriku ini pelan-pelan menggiring dan membangkitkan kembali birahinya.
Tanpa kewatir, sesal, takut dan cemas sedikitpun, istriku mengkhayal dan merencanakan 16 jam ke depan.
Sementara itu, lelaki asing, penjual madu dan tamu yang sedikit kasar dan nampak sangat jantan dan seksi yang saat ini duduk di sofa ruang tamu masing bengong memikirkan apa yang telah berlangsung bersama istriku sejak jam dua siang tadi. Dia nggak mbayangkan kerja hari ini akan menemukan kenikmatan seks yang selama ini tidak mudah dia dapatkan. Gratis lagi. Nyonya rumah ini, kayaknya usianya sudah lebih ampat puluh tahun, tetapi nafsunya ..woo, aku bisa kewalahan nihh.. Dia mengeluarkan rokok dari sakunya, .. beraninya merokok tanpa seijin pemilik rumah. Tapi dia acuh saja. Toh udah gua entot ini, pikirnya. Emangnya cuma dia yang pengin merokok, merokok kontolku he he he, geli hatinya.. Diraihnya cangkir kopi, diteguknya, hhmm .. sedapp. Kenyang ngentot dapat kopi. Gratis.
Pukul 16.50, Selasa
Klek-klek.. klek, terdengar handle, pintu dibuka sedikit. Cukup untuk istriku menongolkan sedikit kepalanya. Kemudian kelihatan tangannya melambai, 'Sini mass..', lelaki itu langsung tahu. Disamperinnya. Pintu dilebarkan lagi dan istriku, '..mass tiduran sinii.., capai khan?!', 'Iyaa sih ..'. Istriku naik ke kasur dan seperti kerbau dicocok hidungnya, dia menyusul dan bersama merebahkan diri berdampingan di kasur itu.
Kali ini istriku aktip banget, mungkin berkat khayalan-khayalannya tadi. Dipeluknya tamu asing itu. Dan tak lama merekapun tenggelam saling berpagut. Menikmati lidah dan ludah saling bersedotan, menggigit bibir dan bertukar ludah. Suara lenguh dan erang nikmat mulai bersahutan. Kemudian sang lelaki mendorong, mereka berguling tanpa melepas pagutan. Istriku ditindihnya. Lumatan itu benar-benar mereka nikmati. Ber-menit-menit sebelum tangan istriku mulai menggerayangi tubuh kekar tamu asingnya. Tangannya memeluk mencari kehangatan tubuh lelaki itu.
Lumatan bibir mulai dilepas, mulut sang tamu turun ke leher istriku. Langsung terdengar desah mengaduh. Kenikmatan birahi mulai hadir. Kembali mereka berguling. Pagutan dileher istriku tidak lepas. Berguling lagi. Pagutan lelaki itu turun ke bahu dan tangannya mengangkat tangan kiri istriku hingga ketiaknya terbuka. Dengan serta merta wajah lelaki itu tenggelam dalam lekukan ketiak istriku. Dia menjilat, mencium dan menyedoti ketiak istriku itu. uuhh, wanginya semakin merangsang libidonya. Dengan kenikmatan yang diterimanya, istriku bersikap menyerah, membiarkan lelaki itu memuaskan dirinya menikmati jilatan-jilatan lidah di ketiaknya itu. Yang terdengar hanyalah rintihan nikmat sambil matanya merem melek. Hitam matanya naik ke atas seperti orang kesurupan.
Kemudian dia lakukan pula pada ketiak yang lain. Dan istriku berinisiatip. Dibuka blusnya. Dengan dada yang telanjang memberikan lelaki itu leluasa untuk menjilat ketiaknya yang kemudian juga turun ke dadanya. Benar-benar pesta nafsu dan birahi. Masing-masing sedang menengguk keberuntungannya. Lelaki asing itu melahap tubuh istriku dengan rakusnya. Nampak bagaimana dengan nafsunya menghisap, menjilat, menyedot dan menggigiti susu dan puting-puting istriku. Dan yang nggak kalah merasa beruntung adalah istriku sendiri. Dia menggelinjang. Tubuhnya serasa terlempar ke kanan ke kiri menahan kenikmatan tak bertara yang saat ini melanda dia. Aku akui bahwa dia nggak pernah menerima kenikmatan macam itu. Dan aku memang rasanya nggak mampu memberikannya. Aku bisa menerima apabila merasa sangat kehausan libido macam ini. Dan hanya macam lelaki asing itulah yang bisa memberikan kepuasan padanya.
Lelaki itu sangat menikmati entah disebut apa.., rintihan, erangan atau teriakan.., yang jelas suara-suara macam itu memang sangat mendongkrak libido siapapun yang mendengarnya. Dan sekali lagi lelaki itu benar-benar menikmatinya. Sebentar-bentar matanya melirik wajah istriku, bagaimana rintihannya ditampakkan pada wajahnya. Bagaimana istriku menyeringai sambil mengaduk-aduk rambutnya. Ah ..nikmatnyaa.. Dan memang, pelampiasan macam apa lagi dalam menanggung kenikmatan macam itu kecuali merintih, menjambaki rambut lawannya, sesekali berteriak histeris.
Sesudah puas menjilati leher dan dada secara lumat, wajah lelaki itu nampak mulai turun ke perut istriku. Dijilatnya perut itu. Sesekali giginya sedikit menyakiti. Sakit yang nikmat tentunya. Dan istriku nampak bergumul. Bergumul dengan kenikmatan yang tak bertara. Merasakan pusernya disentuh lidah kasar dari tamu asingnya, kemudian lidah itu se-akan ngebor kedalam pusarnya, sungguh tak terperikan. Dia angkat-angkat pantatnya menahan derita itu. 'Oohh, ..ampun.. tolongg ..masszz, aampunn.., maass, nikmmaatt ..teruuss', ah sepertinya suara itu ..
Nah, ini yang membuat penasaran istriku. Wajah yang terus turun itu, tidak menjilat secara runtun langsung di bawah perutnya tetapi loncat langsung ke bawah. Dan sakitnya lagi, lelaki itu turun dari tempat tidur dan diam sesaat. Sungguh strategi yang sangat jitu. Istriku sangat tersiksa, dia langsung protes ..kecewa..,'Kenapa..??', tetapi lelaki itu menempelkan telunjukknya kebibir, 'Ssett..!', .. kemudian pelan-pelan dia raih kaki istriku, dia tarik ketepi kasur, hingga kedua kaki itu terjuntai ke tanah. Dan seakan melata, lelaki asing ini berbaring telentang di lantai, kemudian kembali meraih kaki istriku. Inilah yang benar-benar istriku terkejut dan langsung kelimpungan. Telapak kakinya diciuminya, dijilatinya, digigitinya. Nampaknya se-akan-akan dikunyah-kunyahnya. Tentu saja istriku tak mampu lagi untuk tak berteriak-teriak mengaduh.
Nggak pernah nyangka sebelumnya, karena suaminya nggak pernah pula melakukan macam ini, bahwa kaki yang diciumi, jilati dan gigiti juga sangat memberikan sensasi birahi yang dahsyat. Dan kedahsyatannya itu dibuktikan dengan apa yang langsung istriku alami.
Tanpa atau belum disentuh sedikitpun oleh lelaki itu, vaginanya langsung menyembur-nyembur. Cairan orgasmenya datang lagi ..kali ini serasa terkuras ber-liter-liter. Ahh .., inilah orgasme yang ke-tiga hanya dalam waktu kurang dari ampat jam. Lelaki ini sungguh luar biasa. Dia sangat paham seninya persetubuhan. Istriku sangat memujanya. Peristiwa itu sungguh tak pernah terlupakan lagi. Lhoo, koq bisaa.. Aku sendiri juga heran.., aku tahu bahwa hal itu juga dilakukan oleh orang lain, tetapi aku mungkin tidak memiliki upaya sejauh itu.
Lelaki asing itu tahu persis apa yang telah terjadi. Tahu persis istriku nggak mampu membendung datangnya orgasme itu. Tahu persis, saat ini dialah yang mengendalikan. Dan dia nggak berhenti ..Jilatan di telapak kaki itu diteruskan, lidahnya menari-nari diantara jari-jari kakinya. Dikulumnya satu-satu, dari jari kaki kanan kemudian ke kaki kiri. Demikian tenang cara melakukannya. Reaksi liar perempuan di atasnya tidak mempengaruhi apa yang sedang dia lakukan. Gigitan dan jilatan terus menghujani kaki-kaki istriku.
Kemudian dia sedikit bangkit, duduk di lantai. Betis istriku kini jadi sasaran. Nampak gergetan melihat betis mulus istriku, lidahnya menyapu-nyapu kulit halus di kanan dan kiri betisnya. Di tempat ini istriku merasakan bagaimana lidah tamunya ini seperti amplas kasar. Saraf-saraf yang peka di sekujur betis itu memberikan reaksi bukan main. Nggak lagi memberikan tempo, orgasme yang baru saja terjadi tidak menjadi halangan untuk membangkitkan libidonya lagi. Hati istriku terus merasa heran, hari ini begitu banyak surprise yang dia temui. Dia telah merasakan orgasme yang beruntun. Sekarang betis-betisnya sedang merasakan nikmatnya lidah amplas tamunya. Segala kelelahan orgasme sebelumnya langsung terhapus. Birahinya langsung bangkit kembali. Badannya tidak bisa lagi dikendalikan dari gelinjang yang sangat.
Menggeliat-geliat dengan disertai aduh-aduh dari bibirnya. Oohh..oohh.. suaranya kini sudah serak.. Dengan terus menerus tak mampu mengendalikan desahan dan rintihan, angginanya tak lagi terjaga, suaranya menjadi serak bahkan parau .. Tapi bagaimana dia bisa berhenti mengerang.
Lidah, bibir dan gigitan lelaki asing ini seperti senjata tak terelakkan. Seluruh bagian yang dilewati nggak ada yang tidak dijilat dan gigit. Pasti besoknya akan nampak bekas sedotan-sedotan itu. Apalagi karena kulitnya yang putih bersih itu. Pasti suaminya juga akan yahu. Ahh.., bagaimana nantilah ..
Kini jilatan dan gigitannya naik ke dengkul dan lipatan kakinya. Mukanya berputar-putar untuk merasai bagian rinci dari dengkul dan lipatan kakinya. Kadang-kadang nampak tengadah, kemudian mengahadap ke bawah. Dan tak terhindar lagi, di daerah ini istriku benar-benar tak tertahan. Sangat geli rasanya sehingga kakinya setengah menendang mendorong kepala tamunya. Hampir terjengkang. Tetapi lelaki ini tidak menyerah. Dia tahu betul ini juga merupakan daerah yang paling peka terhadap jilatan dan gigitan. Kali ini di pegang erat-erat kaki istriku. Saat dia menjilati salah satu kakinya, ia tindihkan tubuhnya kesalah satu tungkai kaki lainnya, istriku tak berkutik. Jilatan dan gigitan yang terus menyerang dengkul dan lipatan kaki ini hanya bisa dia tahan dengan cara menggeliat dan berusaha berguling.
*****
Pukul 17.08, Selasa
Tapi mana bisa. Pegangan erat lelaki yang jauh lebih kuat itu nggak bisa dia lawan. Dan akibatnya menjadi sangat bukan main. Ketidak berdayaan ternyata bisa berubah secara sensasional menjadi kenikmatan. Kenikmatan karena dipaksa, karena disakiti, kenikmatan karena kalah kuat. Itulah yang dia rasakan kini dan akibatnya untuk kali yang ke-empat, hanya sekitar lima menit dari peristiwa yang sama, orgasmenya datang lagi. 'Acchhrr.. hhuuzz.. aacchhrr..', suara paraunya terdengar sangat mengenaskan sekaligus sangat membirahikan. 'Aku orgasmm lagi..masszz.. ammpuunn.., aku orgasmee lagii, maasszz, ampuunn ..', ternyata yang terdengar mengenaskan dari mulutnya itu lain pula yang nampak di wajahnya. Wajah kepuasan yang sekaligus kelelahan yang sangat. Ratapan memelas dengan hitam matanya yang seakan terbalik berubah saat suara, 'hhoocchh .. maazzhh..' sambil menarik nafas panjang bibirnya menyeringai dengan senyum kepuasan.. '..sudaahh.. sudahh duluu.. akkuu lemess, bangett lemess. Oaahh.. ammpunn.. berhenti dulu mass'.
Untuk kesekian kalinya tamu istriku mengalah. Dia lepaskan semua pegangan. Dia kemudian naik ke kasur, telentang dan ikut istirahat. Nafas istriku ngos-ngosan melepas kelelahan, tapi dia juga tidak ingin mengecewakan tamunya, 'Bagaimana kalau kita makan dulu, lapar banget .., sejak siang lho belum makan mass..', istriku menawarkan kompensasi yang langsung dapat anggukan dari lelaki itu tanda setuju. 'Yaa, aku juga sangat lapar.. hhoo..'.
Mereka beranjak dari tempat tidur. Ketika sang tamu meraih celananya hendak dikenakan, istriktu menahan, 'Yoo, kita bertelanjang aja semalaman ini, bebas dan hewani, seperti Adam dan Hawa, bagaimana?', usul istriku sambil ketawa kecil geli. Boleh juga nih, pikir sang lelaki, kemudian ditaruhnya kembali celananya dan mereka bertelanjang bulat menuju ruang makan.
Lelaki ini ketawa ngakak melihat istriku telanjang membawa makanan dari lemari es ke meja makan. Dia baru melihat dan mengalami pengalaman lucu macam ini. Demikian pula saat sang tamu berdiri untuk mengambil minumannya, istriku mentertawakan kontol gedenya yang bergelantungan macam bandulan itu.
Mereka makan sebagai orang bercinta. Istriku memulai menyuapkan sesendok nasi kemulut tamunya yang langsung mengunyahnya kemudian berciuman dan membagi kunyahan itu ke mulut istriku. Kembali tertawa cekikikan. Saat hendak minum istriku mengambil air gula, 'malas ah mengamil sendok, pinjam ini yan buat ngaduk ..', sambil menunjuk kontol gede panjang lelaki itu. 'Ambill ..', dan jadilah, kontol gede itu mencelup ke muk air teh dan gula menggantikan sendok sebagai adukan. Kemudian dia teguk air gula itu hingga tandas, '..hhuu.. nikmaatt..'.
eehh, kontol lelaki itu ngaceng .., maklum pada permainan di kamar tidur tadi hanya istriku yang merasakan kepuasan dengan dua kali orgasme, sementara tamunya ini sama sekali belum keluar spermanya. Pelampiasan birahinya tertunda. Dan ketika dapat senggolan tangan istriku kontolnya langsung saja ngaceng. Uhh, memang luar biasa gede dan panjangnya. Istriku beranjak ke meja tulisku mengambil mistar plastik yang selalu di meja itu, kembali dan membuat ukuran penis lelaki ini. Panjangnya 22 cm, dengan garis tengah batangnya 4 cm atau seperti pipa besi se-ukuran 1.5 inchi. 'Berapa mbakk, ..', tanya lelaki asing itu. Istriku menunjukkan panjangnya di mistar, dan menyebutkan garis tengah batangnya.
Pada kesempatan ini istriku lebih leluasa memperhatikan tubuh tamu asingnya. Dari tempat duduknya dia perhatikan dada tamu itu hitam dengan sedikit mengkilat karena dipadati oleh daging, nampak sangat sehat. Sebagai lelaki pentilnya nampak cukup besar. Ahh.. aku belum sempat mengisap puting itu. Pasti sedap mendengar rintihan tamunya saat dia melumati puting itu, dia mengkhayal lagi. Kemudian dia perhatikan pula bahunya yang bidang, bagian mana yang menampakkan kejantanan dan kegagahan pria ini. Dan turun ke lengannya, nampak sepintas bulu ketiaknya. 'Mass, ..tolong ambilin itu dong, cangkir merah di rak atas', dia dapat akal untuk lebih banyak melihat ketiaknya. Dan, bukan main, bulu-bulu ketiaknya sangat rimbun. Baru sekarang dia sepenuhnya menyadari, pada saat-saat tidak sibuk menggumuli atau di gumulinya.
Ahh, sebentar dia akan menenggelamkan diri pada wilayah-wilayah berbulu itu. Walaupun telah empat kali mengalami orgasme, dan membuat tenaganya terperas tetapi pemandangan bulu-bulu tadi cepat menyegarkan kembali semangatnya. Sementara sang lelaki asing nggak perlu dikhawatirkan. Kontolnya jelas-jelas masih kehausan untuk permainan macam apapun.
Dia teruskan makan malamnya. Dia ambil susu dari lemari es, dia tegak sepenuh gelas. Dia ambil sebatang coklat, berbagi dengan sang tamu dalam adu bibir. Mereka juga bertukar minum dalam satu mulut.
Selingan makan ini tidak memutus kesinambungan birahi mereka. Mereka memiliki banyak kreasi untuk merawat semangat dan nafsu libidonya. Terutama karena istriku memang perempuan yang pandai. Dia selalu punya jalan keluar.
Sebagai penutup hidangan, sekali lagi istriku menawarkan kopi. Mereka kembali ke sofa depan sambil memawa kopi masing-masing. Duduk saling menempel. Tangan saling menggerayang. Kemudian disusul pagutan, saling bertukar lidah dan ludah. Mereka melakukan pemanasan lagi.
*****
Pukul 17.35, Selasa
Alangkah nikmatnya berciuman. Saling mengulum menikmati ludah yang hangat. Sesekali terdengar 'clup' ketika bibir-bibir itu lepas sesaat. Irama wajah-wajah saat bibir mencari posisi untuk menyedoti nikmatnya. Mencari-cari tepian bibir dan saling menggigit. Uuhh .., libido langsung terdongkrak. Tangan istriku langsung merabai perut lelaki asing itu, turun meremasi jembutnya yang tebal. Digosok-gosokkan telapak tangannya untuk merasakan kekakuan yang nikmat dari setiap helai rambut kemaluan tamunya.
Kemudian merabai selangkangan. Digosokkan pada celahnya, naik, turun, melakukan dengan lembut. Diserempetkannya punggung tangannya ke batang kontol yang sedari tadi sudah dengan tegaknya mengacung, menunjukkan kepalanya yang seperti jamur, mengkilat dengan sobekkan menganga pada lubang kencingnya.
Kemudian dimainkannya bijih pelernya dengan remasan lembut, membuat lelaki itu mengeluarkan desisan sambil sedikit mengangkat pinggulnya. Dia ingin tangan-tangan istriku selekasnya menangkap dan mengelusi kontolnya.
Tetapi istriku tidak mau tergesa. Mungkin itu naluri betina, menggoda pejantan hingga karena nafsunya hadir menggelegak. Yang istriku lakukan justru melepas bibirnya dari bibirnya untuk meluncur ke bawah, keleher lelaki itu. Disini dia membuat lelaki itu mendongak sehingga dia bebas menyedoti batang lehernya, kekanan, kekiri, keatas dan bawah. Bau ludahnya melumati pori-pori leher lelaki itu semakin membuatnya terbakar. Dan jilatannya kembali meluncur turun.
Betapa istriku ingin melumati dada lelaki ini. Dada gempal sehat berotot itu demikian kenyal dalam gigitan. Disertai erangan dan rintihan lelaki asingnya, bibir dan lidahku melumati seluruh permukaan dadanya. Putting susunya dia sedotin, dia gigitin. Daging bawah susunya yang gempal dia gigitin. Berputar-putar disekeliling iga lelaki itu. Tentu saja sang lelaki menjadi kesetanan. Menggelinjang dan mengaduh, menahan gejolak birahi yang terus memuncak.
Dari dada bibir dan lidahku meluncur ketepian ketiak. Hidungnya menangkap aroma jantan sang lelaki yang menyebar dari ketiaknya. Uhh.. sangat nikmatnya. Dia ingin menjilati ketiak yang penuh bulu. Dia isyaratkan agar tamunya mengangkat lengannya. Dia ingin dengan terbuka dan leluasa bisa menjilati ketiak-ketiaknya. Dan sang tamu dengan senang hati bersender, melipat tangannya keatas untuk bertumpu pada kepalanya sehingga kedua ketiaknya yang penuh bulu terpampang. Istriku mengamati sejenak postur itu, oohh ..bukan main, seksi sekali.. Lihat, seorang pria asing, telanjang penuh bulu, kasar berotot, bersandar di sofa dengan sepasang ketiak berbulu yang menantang. Sementara kakinya selonjor kelantai setengah terbuka hingga nampak tegar kontolnya yang tegak ngaceng mencuat dari rimbunan jembutnya. uuhh ..alangkah nikmatnya untuk di jelajahi.
Ah.. Dia ada gagasan, mirip gagasan lelaki saat di tempat tidur tadi. Dia berdiri sesaat berhadapan dengan postur pria telanjang tersender di sofa itu, kemudian berjongkok. Bukan, bukan jongkok. Lebih rendah lagi, dia setengah berguling dilantai. Tangan-tangannya meraih kaki-kaki lelaki itu. Dia melakukan seperti tamunya yang telah lakukan padanya. Dia, istriku, ya istriku, mulai menjilati ujung-ujung jari kaki lelaki asing itu.
Mula-mula menciumi, mengkulum-kulum setiap jari kaki, dari jempol hingga kelingkingnya. Lidahnya menari diantara celah-celahnya. Kemudian pinggiran telapaknya disedoti. Kemudian telapaknya diciumi, dijilati hingga menutupi wajahnya. Telapak bersepatu no. 43-an itu sangat lebar menutupi wajah istriku yang mungil.
Dia menikmati bau sepatu pada telapak lelaki itu. Sepatu butut dan murahan yang berbau sangat menyengat. Maklumlah lelaki ini jalan dari rumah kerumah sepanjang hari. Tapi dihidung istriku saat ini, bau itu justru sangat merangsangnya. Dia lumat-lumat telapak kakinya itu seakan akan mencuci habis untuk menyedot bersih bau itu.
Karuan saja sang tamu asing ini benar-benar melayang dalam kenikmatan tak bertara. Seakan ingin ditariknya kakinya karena tak tahan kegeliannya. Tetapi itu tak dilakukan. Ini pengalaman pertama bahwa seorang perempuan, gedongan lagi, menjilati kakinya. Mencuci dengan bibirnya, menyapu-nyapu dengan lidahnya. Wwoo ..sungguh .. bukan main ..perempuan satu ini.
Selanjutnya dengan bersandar pada sofa samping, istriku duduk dengan betis kanan lelaki itu dalam rangkulannya. Dia jilati pori-pori dan bulul-bulu betis itu. Hidungnya mencium-cium mencari bau ke-laki-lakian pada betis itu. Dia pusatkan pada betis kanan saja. Ketidak seimbangan naiknya saraf-saraf pada betis akan menyiksa nikmat pada pemiliknya. Dan benar. Lelaki asing itu meronta. Dijambaknya rambut istriku untuk menghentikan sejenak kegelian di kaki yang melandanya. Dia nggak tahan. 'Aduuhh ..mbbak, geli banget sihh ..', istriku tersenyum puas mendengarnya. 'Mbak ngerti banget kelemahan saya ..', pujian yang menyemangati birahi istriku. Lelaki itu menarik nafas sesaknya, kemudian melepas jambakan rambut istriku. Dan nafsu istriku yang sudah membara kembali meraih betis itu, tidak mengulang pada wilayah yang sama tetapi bibirnya kini naik ke dengkul.
Ada semacam target dari istriku. Dia ingin melihat kontol tamunya mencapai ngaceng yang paling. Dia berharap dengan permainannya itu nafsu lelaki asing ini benar-benar meledak. Dia lirikkan matanya ke tonggak mengkilat yang mencuat dari belantara keriting, jembut lelaki itu. Dia perhatikan benar jamur mengkilat di ujung itu merekah dengan belahan ranum yang menunggu jilatan dan isapan mulutnya. Uhh.. indahnya. Itu pasti desakkan darah nafsunya. Dan lebih jauh ke atas nampak wajah tamunya yang mengerang dan merintih, merana dalam kenikmatan tak bertara yang sedang melandanya.
Dengkul itu digigitinya sesaat. Tak lupa lidahnya menyapu pori-pori dengkulnya mencari aroma ke-laki-lakian disana. Dan bibir terus naik ke sasaran utama. Paha berbulu lelaki itu dikemot-kemotnya. Bulu-bulunya sangat merangsang saraf-saraf lidahnya. Dia sedoti rasa asin keringat paha lelaki itu. Sementara itu posisi vaginanya tepat nyenggol jari-jari kaki sang lelaki. Wuuhh .. nikmatnya. Kemudian sengaja digosok-gosokan ke liang vaginanya. Dia merasakan seperti ada kontol di sana. Jilatan paha kemudian naik ke arah selangkangan. Matanya setengan merem, menikmati semerbaknya aroma selangkangan tamunya. Dan tak sabar lagi mukanya kemudian dia benamkan pada selangkangan itu. Diantara bijih peler dan sudut paha itu dia menemukan aroma yang keras keringat selangkangan lelaki itu. Disedotnya. Lidahnya menari-nari. Kembali matanya melirik kontol lelaki itu yang benar-benar telah siap menembusi vaginanya.
Sementara itu, oleh kegatalan yang sangat di bawah sana, pantatnya diangkat-angkatnya, agar jari-jari kaki itu masuk lebih menembus lubang kemaluannya. Dan akibatnya bukan main. Gelinjang tak tertahankan menyerang istriku, dia sudah sangat kehausan, matanya sudah nanar, 'Mass.. Tolongg..aa..kkuu.., maass, tolongg..', '..entot akkuu mass..'.
Lelaki itu sigap. Kini saatnya dia ambil alih kendali. Diangkatnya tubuh istriku, didudukannya ke sofa. Dia berdiri di depannya dengan kontol tonggaknya yang siap menerjang kemaluan istriku. Dia raih kaki-kaki istriku dan dinaikkannya kepundaknya. Kemaluan istriku jadi persis berhadapan dengan kontol gede panjang yang telah siap menembusinya. Dan pelan-pelan dia asongkan tepat ke lubang vagina istriku yang sudah nampak berminyak menunggu batangan itu.
Inilah saatnya kenikmatan hadir. Dengan sedikit menekan, kontol gede itu menyibak lubang vagina istriku. Nampak tidak mudah. Dia usap-usapkan dulu ujungnya, mencari cairan pelumas. Kurang. Dia meludah di tangannya. Dia usapkan ludah itu ke ujung kontolnya, sebagai pelicin. Dia kembali mencoba, ujung kontol dipaskan ke lubang vagina dan dorong. Pelan tapi ..blleess.. Sesaat berhenti. Sedikit dia tarik untuk meratakan pelumas itu. Dan kembali bless.., lebih dalam lagi. Dia tarik lagi dan bless lagi. Begitu beberapa kali. Sehingga akhirnya seluruh batangan yang 22 cm itu tertelan masuk dalam liang vagina istriku.
Pukul 17.57, Selasa
Upaya kontol tamu asing yang menembusi vaginanya sungguh membuat istriku hampir kelengar. Kontol itu demikian sesaknya, walaupun ini untuk yang kedua kalinya sejak hampir lima jam terakhir. Hal itu mungkin disebabkan urat-urat cengkeram dalam vagina istriku juga mengencang, hingga membuat lubang itu sangat mencengkeram. Ada rasa pedih dicelah-celah nikmat yang didapat. Mungkin timbul goresan. Tetapi sesudah lelaki itu meludahi kontolnya, ada sedikit pelumas. Cara memasukkan yang sedikit-sedikit dan pelan, kemudian ditariknya dan didorongkan lagi hingga pelumasnya merata tadi sungguh saat-saat yang dipenuhi gelinjang dan mendongkrak libidonya.
Dengan posisi kepala bersender di sofa, kemudian badan setengah melengkung karena kedua kakinya ditarik ke atas numpang di atas pundak sang lelaki sehingga dia bisa melihat secara nyata saat-saat ujung kontol menyentuhi bibir kemaluannya ternyata membuat sensasi erotis yang luar biasa. Dia menyaksikan bagaimana klitorisnya tersibak memberikan ruang untuk batang berkepala jamur mengkilat itu menembusi vaginanya.
Pemandangan kontol gede panjang dan kaku berwarna coklat kehitaman yang menembusi vagina berwarna kulit kuning putih itu sungguh merupakan sensasi yang belum pernah ia saksikan selama ini.
Sesudah kontol itu tertelan kelubang vaginanya, mulailah lelaki itu memompa. Bokongnya digerakkan maju mundur. Setiap kontol itu didorong maju jutaan saraf-saraf vaginanya merasakan kegatalan yang tak terhingga, demikian pula saat ditariknya mundur. Tanpa berfikir panjang lagi dia menggoyang-goyang pantatnya untuk menggaruk rasa gatalnya itu. Dan terdengarlah suara slup, slup, slup dari pemompaan kontol pada kemaluan itu. Dan dari mulut istriku dan lelaki asing itu terus menerus terdengar lenguh, desah dan rintih nikmat yang berkepanjangan.
Kemudian terlihat kedua tangan lelaki itu meraih puting-puting susu, memelintir-pelintir dengan jari-jarinya. Waahh, bukan main, istriku menggelinjang dan langsung menggeliat-geliat. Kepalanya seperti orang kemasukkan setan. Dengan rambutnya yang langsung awut-awutan kepalanya digeleng-gelengkannya dengan cepat ke kanan dan kiri. Kegatalan pada dua titik, lubang vagina dan puting susu, benar-benar membuat istriku sangat histeris. Kemudian lelaki itu menunduk, menggantikan tangannya dengan mulutnya, puting-puting susu itu disedotinya dan digigitannya, sambil tanpa henti kontolnya terus memompa. Makin cepat, makin cepat. Slup. slup, slup. Dan .., 'aachh..', terdengar suara istriku merintih keras, '..maasszz, aa..kkuu.. nyampaii, orgasme lagii..', benar, cairan-cairannya kembali tumpah dalam lubang vaginanya.
Dan lelaki itu tidak menghentikan pompanya. Rupanya dia sendiri dalam keadaan kegilaan nikmat yang nggak akan menghentikan apapun yang terjadi. Gerakan maju mundurnya makin cepat. Nampak seperti lokomotip yang lari kencang dengan hidrolik yang memompa mesin dan membuat rodanya berputar, kontol lelaki itu memompa lebih kencang lagi. Dia tidak memperhatikan istriku yang megap-megap, juga tidak mengacuhkan bibir-bibir vagina istriku yang ber-busa-busa karena cairan birahinya tersedot keluar. Kenikmatan karena sempitnya vagina itu ternyata tidak berkurang oleh membanjirnya cairan-cairan itu.
Dalam keadaan setengah merem dan melek, istriku menyaksikan busa-busa itu. Kembali kesadaran petualangannya hadir. Walaupun sudah terasa ngilu dan pedih-pedih, saat melihat busa-busa yang keluar akibat gesekkan pompa pada kemaluannya, dia tidak berusaha menahan gerakan lelaki tamunya itu. Dia biarkan batangan 22 cm itu meneruskan pompanya. Dan dia tambah pula kecepatan goyangnya. Dia menikmati bagaimana wajah lelaki itu blingsatan kenikmatan, dan bibirnya yang berpeot-peot mengaduh-aduh. Sementara dari tubuhnya bercucuran keringatnya membasahi dada dan perut istriku.
Dan rupanya lelaki itu belum juga ingin menyelesaikan permainannya. Diturunkannya kaki istriku dan ditariknya membujur searah sofa. Kaki sebelah kanannya dia sampirkan ke sandaran sementara kaki kirinya dia biarkan jatuh ke lantai hingga kemaluan istriku lebih terbuka.
Kemudian kembali disodokkan batang 22 cmnya menembusi kemaluan itu. Kali ini lelaki itu sungguh mendapatkan kesenangan. Dengan bokongnya yang terus maju mundur, dia merebahkan tubuhnya ke atas tubuh istriku. Mulutnya langsung menerkami leher istriku, ketiaknya, susunya, puting-puting susunya dengan penuh kegilaan. Slup, slup, slup, slup. Entah untuk yang berapa ratus kali.
Dan akhirnya datang juga. Lelaki itu merasakan spermanya akan muncrat. Sejak awalnya dia ingin menyaksikan lagi spermanya langsung muncrat ke mulut istriku. Dia akan merasa puas melihat istriku gelagapan menerima limpahan berliter-liter spermanya. Dan dengan sigap dia cabut kontolnya dari kemaluan istriku, kemudian bergerak ke samping sofa. Tangan kirinya secara kasar menjambak rambut istriku dan menariknya, sementara tangan kanannya mengasongkan jamur kontolnya yang basah oleh cairan vagina itu ke mulut istriku. Dan walaupun ada rasa pedih disebabkan tarikan pada rambutnya, istriku secara reflek mengangakan mulutnya. Ada perasaan aneh yang tiba-tiba menjalar. Dia merasakan nikmat atas perlakuan kasar lelaki itu.
Perasaan itu sudah mulai hadir sejak kontol gede lelaki tamunya menembusi kemaluannya hingga menimbulkan rasa pedih, kemudian saat kontol itu mulai memompa dengan cukup kasar hingga busa-busa birahinya tersedot keluar meleleh di seputar bibir vaginanya, dan sekarang.. rasa pedas di kulit kepalanya karena jambakan kasar tangan lelaki itu. Dia membayangkan dirinya menjadi budak kenikmatan sang lelaki dan sedang dipaksa untuk menerima sperma itu muncrat ke mulutnya. Itulah yang mungkin disebut sebagai kenikmatan 'multi dimensi'.
Tangan lelaki itu mengocok-ocok batang kontolnya dengan cepat, mulutnya meracau, nafasnya terus memburu, sementara keringat dari dagunya, tubuhnya terus menetesi dada dan perut istriku. Kocokkan itu semakin cepat, pada saat segalanya akan hadir, lelaki itu mendongakkan wajahnya ke-langit-langit. Suara paraunya berteriak 'Aaccrrhh.. aarrcchh .., keluarr .., keluarr, ayoo telann sayangg, makan nihh kontolkuu, minumm nih pejuhku', dan .. crot, crot, crot.., muncrat-muncratlah ber-liter-liter air maninya.
Dengan teriakkan dan racauan panjang seolah melepas beban, laki-laki itu menumpahkan spermanya. Istriku merasakan ada sekitar tujuh kali semprotan panas mengisi rongga mulutnya. Dia terus menganga hingga semprotan itu reda. Sesudah itu dia merasai cairan itu. Mulutnya mengenyam-ngenyam. Kental dan pekat, ada asin, ada gurih, ada sepat dan ada pula pahitnya. Kemudian dia telan seluruhnya. Tenggorokannya ikut merasakan kehangatan air mani lelaki asing itu.
Dan selanjutnya seperti anjing yang selalu lapar, istriku menjilati pula yang tercecer di paha, jembut dan batang kontol lelaki itu. Batangnya masih diperas-peras pula khawatir masih ada yang tertinggal, dan lidahnya menjilat sisa-sisa sperma yang mengalir dari kepala jamur kontol itu. Lelaki itu tergolek dilantai bersandar sofa, lelah sesudah kerja tanpa henti tadi. Dan sesudah yakin nggak ada lagi sisa yang dijilatnya, istriku mengikuti duduk bersandar sofa disampingnya.
Suasana beku untuk beberapa saat. Hanya nafas-nafas panjang yang terdengar. Sementara di luar rumah mulai terdengar suara-suara lain. Klakson mobil, lonceng pedagang es krim, sesorang memanggil nama temannya dan hiruk pikuk lainnya saat hari berangkat malam ..
Pada saat itu, terlintas ingatan istriku pada suaminya. Dia bayangkan di sana suaminya sedang sibuk dengan pekerjaannya. Dasinya, handphonenya, laptopnya dan setumpuk dokumen tak pernah jauh dari dia. Sementara itu, dia, istrinya disini, telanjang terkapar kelelahan di lantai sesudah kemaluannya di entot habis oleh kontol gede panjang tamu asingnya. Ooohh, alangkah ironinya .. Kehidupan jagad terus berputar, di setiap sudut dunia lahir peristiwa-peristiwa. Harmoninya justru timbul dari berbagai ironi antara peristiwa yang satu dengan yang lainnya.
'Maass, rasanya kita perlu mandi-mandi lagi. Aku mau buat madu telor buat kesehatan kita berdua. Mas mandi dulu. Kita akan melewati malam yang woo .. Dan mesti segar dan sehat. Ok?', itulah rentetan mulutnya untuk menepis ingatan pada suaminya. Tamu asing itu mengangguk setuju. Untuk hal-hal semacam itu dia nggak mau terlampau mencampuri. Itu urusanmu, pikirnya. 'Okee ..', toh keluar juga jawabannya, untuk menyenangkan istriku tentunya. Kemudian mereka bangkit.
*****
Pukul 18.31, Selasa
Istriku membuat nasi goreng istimewa. Dia memang juga jago masak. Diatas nasi gorengnya yang dimasak bersama serpihan-serpihan daging sapi dia taruh telor mata sapi setengah matang dan tomat irisan. Dia juga suguhkan kopi susu. Dia bilang itu semua untuk memulihkan tenaga. Tamu asing itu makan dengan lahapnya. Pasti bagi dia itu merupakan makanan yang cukup mewah. Terkadang mereka saling menyuapi. Wwuu, .. kemesraan palsu yang nikmat.
*****
Pukul 19.00, Selasa
'Aku mikir lho mas, tadi siang saat aku buka pintu dan Mas nawarin jamu, aku nggak begitu dengerin, cuma perhatiin orangnya lho', istriku membuka omongan. 'Ooo, ya ..? Terus?', 'Ya aku pandangi tubuh mas, ngganteng, pikirku', 'Ma kasih? Terus?', 'Terus aku ngintip dari kamar', 'Ooo pantesan jadi galak, ha ha ha!', 'Iyaa, aku naksir berat..'. 'Kenapa sih kontolmu gede banget mas?', 'Khan udah dibilang karena madu, hi hi hi?', 'Iyaa deh, n'tar aku borong madunya'. 'Bener?', 'Benerr. Biar suamiku ketularan gede juga, hi hi hi hi?'.
Begitulah mengalirnya sebuah birahi penyelewengan. Pada bicaranya sudah selalu mengarah ke urusan libido. Kemudian mereka saling berpandangan. Tersenyum. Sesaat kemudian istriku mengasongkan tangannya yang langsung disambut oleh lelaki itu. Tangan-tangan itu saling meremas. Dan aliran listrik birahi mulai bangkit, menjalar. Sekali lagi ber-adu pandang. 'Mass .., aku nggak puas-puas lho. Aku selalu merindukan kontolmu', istriku menebar senyum. Pernyataan birahi. 'Samaa.., aku juga sangat kagum pada memekmu mbak. Enak banget. Legit'. 'Bener, niihh..'.
Istriku berdiri nyamperin tamunya secara manja. Dia langsung duduk di pangkuan lelaki itu. Tangannya merangkul kelehernya, 'Maass, ..uuhh..', wajahnya mendekat dan dia mulai mencium. Bibir disambut bibir. Kemudian saling melumat.
Wajah istriku dengan ritme yang penuh rasa berputar-putar diatas wajah lelaki itu. Bibirnya, lidahnya berusaha merasuki rongga mulut tamunya. Di-isapnya lidah tamunya. Disedotinya ludahnya. Sang tamu juga tak kalah berbalas. Dirangkulnya istriku. Dieratkannya ke tubuhnya. 'mm..', terdengar gumaman.
*****
Pukul 19.16, Selasa
Beberapa menit berlalu. Istriku nggak tahan lagi. 'Kita ke ranjang yook', dia bangun dari pangkuan dan lagi-lagi menuntun lelaki asing itu keranjang perkawinannya. Nggak nampak lagi keraguan nyeleweng dan mengabaikan suaminya pada tingkahnya itu. Dia benar-benar masuk ke wilayah petualangan tanpa hambatan. Dia menikmati banget.
Menjatuhkan diri ke kasur bareng-bareng, istriku langsung menerkam, wajahnya ngusel-usel. Diciuminya lelaki itu sambil desahnya tak henti-henti. Dia cium dan gigiti bibirnya, dagunya. Sesekali bibirnya turun ke lehernya. Lelaki itu pasrah saja. Dia mengimbangi apa mau istriku. Dia menikmati. Kedua tangannya jatuh ke bantal, hingga ketiaknya yang berbulu terbuka. Sepertinya dia ingin ciuman, jilatan dan gigitan istriku merambahi semua wilayah tubuhnya. Dan itu memang menjadi target istriku.
Melirik ketiak tamu asingnya yang penuh bulu, hhuu .., hatinya tergetar.. Dia menahan diri untuk tidak langsung merambahnya. Dia membuat urutan. Bibir dan lidah turun ke dadanya. Disini istriku menikmati aroma tubuh lelaki seutuhnya. Sambil menggigit kecil, hidungnya dilekatkan kepori-pori di dada untuk menghirup lebih banyak bau lelakinya. Begitulah betina yang kehausan. Lihat, tangannya yang memeluki tubuh lelaki telanjang yang telentang pasrah, sembari sesekali jari-jarinya merabai bagian-bagian peka atau geregetan sambil mencubit kecil, atau menusukkan ujung-ujung kukunya ketubuh liat tamunya itu. Semua hal yang berlangsung, baik dari istriku maupun reaksi tamunya, nampak mengalir dalam derasnya libido mereka yang terus membara.
Suara bibir istriku sesekali terdengar, timbul karena kecupan-kecupannya dan karena desah kenikmatan yang dilaluinya. Sesekali kepalanya bangkit menyibakkan rambutnya yang terurai.
Nampak kemudian tangan kanan sang tamu meraih rambut-rambut istriku, membantu agar rambutnya tidak merepotkan ciuman dan jilatannya ..
uuhh .., enak banget menggigiti pentilmu mas, istriku berkata dalam hatinya sambil tak puas-puasnya menggigit dan menjilati pentil itu. Kemudian juga bagian bawahnya, di arah tulang-tulang iganya. Dia dapatkan daging gempal yang sungguh nikmat jadi sasaran bibirnya. Tak pelak lagi, lelaki itu bergelinjangan menahan geli nikmat sambil mulutnya mendesah, ingin mengaduh tetapi berusaha menahannya. Yang hanyalah suara-suara eekkhh.. Menahan geli dengan menekan nafasnya.
Tangan istriku merubah posisi. Mulai mengelusi bahu bawah ketiaknya. Dengan lembut tangan itu merabai, naik turun, mengalir mengikuti ritme bibirnya yang terus menjilati buah dada lelaki itu. eekkhh.., eekkhh.. Untuk kesekian kali lelaki itu menyibakkan rambut istriku. Terkadang nampak tangannya juga meremasi dan menjambak rambut itu. Tingkah lakunya itu mendorong birahi istriku makin semangat. Kepalanya mengangguk-angguk kecil atau meliuk mengikuti lidahnya yang menyisir lekukan anatomi dada tamu asingnya.
Istriku merubah posisi. Tubuhnya bergeser kesamping kanan. Tangannya sedikit mendorong, yang langsung direspon lelaki itu, hingga tubuh lelaki itu miring ke kanan tanpa harus menurunkan tangannya sehingga ketiak berbulu lelaki itu tetap terbuka. Dengan posisi ini istriku semakin leluasa menggiring bibir dan lidahnya menjangkau wilayah ketiak itu. Lembut, bergerak terkendali, pelan tetapi jelas, gigitan kecil dan jilatan lidah itu menuju wilayah ketiak. Sekali lagi terdengar eekkhh.., lelaki itu menahan nafasnya, menahan gelinjangnya. 'Mmbaakk .. eekkhh'.
Nampak banget istriku menikmati reaksi emosi tamu asingnya. Semakin mendengar erangan, desahan atau gelinjang limbung lelaki itu, semakin dia getol, terus menjilat atau menggigit atau mengecupi. Itu semua merupakan bagian dari gejolak dalam simponi birahi. Aksi dan reaksi saling bersahutan melahirkan harmoni hubungan ranjang penyelewengan seorang istri dengan lelaki asing yang baru dikenalnya.'Ooocchh ..', terdengar istriku mulai mendesah. Nampak hitam matanya menghilang ke atas dan kukunya menancap seakan hendak melukai kulit liat lelaki itu.
Dia memasuki ambang impian kenikmatan yang sejak siang tadi menjadi obsesi utama dalam rangka menikmati malam panjang penyelewengannya. Hidungnya mulai mengendusi bau ketiak tamunya. Bau asem itu pada situasi macam ini sungguh menjadi dambaan birahi. Libido istriku langsung terdongkrak. Sekarang bukan lembut lagi. Lidahnya sudah sampai ke tepi-tepi wilayah nikmat. Hidungnya terus mengendusi. Sesaat kemudian wajah istriku sudah tenggelam dalam ketiak lelaki itu. Hidungnya terus mengendus-endus untuk meraih aroma ketiaknya sebanyak yang bisa diraih.
Dengan terus mengangguk-angguk kecil dan meliuk, wajah itu merambah ceruk-ceruk berbulu milik lelaki itu. Lidah istriku dengan cepat membuat bulu-bulu ketiak itu kuyup oleh ludahnya. Dia isap semua rasa. Asin atau manis atau asem yang membangkitkan gairah dan birahi yang terus memburunya. Desahannya berubah menjadi dengusan. Istriku kegilaan. Terkadang nampak geregetannya datang. Kepalanya digeleng-gelengkankan secara cepat hingga rambutnya nampak bergoyang ombak, seperti babi yang menekan moncongnya yang mengaduk lubang di tanah. Dan memang yang tersisa hanyalah sifat hewaniahnya. Dan dengan pantatnya yang saat ini sudah nungging, dengusan dan gelengannya itu membuat sang lelaki berbalik-balik, ke kanan, kekiri yang disertai dengan regangan kaki-kakinya menahan nikmat. Nampak otot-otot kakinya itu bertonjolan. Dan tak kalah sengitnya, kontolnyapun mencuat kaku. Mengkilat dengan jamur rekah di ujungnya, kontol itu dilingkari oleh jaringan urat-urat darah yang memompa daging kontolnya melesak keatas, tegak, seakan meriam yang mau meledakkan pelurunya.
Istriku melirik ke kontol itu. Tapi membiarkannya. Dia bergeser ke ketiak lainnya di sebelah kiri. Dia ulangi pula hal-hal sebagaimana telah ia lakukan pada ketiak kanan tadi. Kali ini tubuh istriku menindih lelaki itu. Buah dadanya lekat pada buah dada sang lelaki.
Lantas karena menahan amukan birahinya, sang lelaki menaik-naikkan pantatnya hingga kontolnya setiap kali menusuk-nusuk langit. Sekali lagi lirikan mata istriku dilepas. Dan kemudian tangan istriku bergerak turun, mulai mengelusi perut yang berambut menyambung ke jembutnya. Jari-jarinya menggapai dan meremas-remas. Sesekali kembali mengelus. Rasanya bisa diperkirakan. Wilayah itulah yang akan dirambah bibir istriku pada urutan berikutnya.
Kembali istriku mencari posisi yang pas. Dengan tetap nungging dengan tubuh telanjangnya istriku bergeser kanan sang lelaki. Tangannya terus meremas-remas penuh gereget. Bibirnya meluncur kebawah, mengulang jilatan dan gigitan sesaat pada dada, kemudian turun lagi.
Begitu bibirnya menyentuh bulu-bulu perut di bawah puser, langsung melumat-lumat. Tak pelak lagi perut berbulu sang tamu kuyup oleh ludahnya. Terdengar erang dan desis tamunya yang disertai seringai di wajahnya. Otot-otot perutnya mengencang menahan kegelian. Ber-menit-menit istriku terus menjilati perut penuh bulu, sebelum bergeser lebih bawah lagi.
Sekarang tangan istriku sudah merambah ke wilayah selangkangan. Dielus-elusnya selangkangan kanan kemudian kirinya. Dan akhirnya juga genggaman, pijatan dan remasan untuk bijih pelernya. Ooocchh.. suara desahan itu .., begitu nikmat ditelinga ini, demikian batin istriku mendengar gelinjang desahan lelaki asing itu.
Kini istriku sudah berada di antara paha lelaki itu. Dengan tetap nungging, istriku membenamkan mukanya ke rerimbunan jembut sang tamu. Bau lelaki dengan kuat menyergap hidungnya. Nafsu irahi istriku semakin meledak-ledak. Untuk cara-cara macam ini yang sama sekali belum pernah dia lakukan pada suaminya selama lebih 20 tahun mereka menikah.
Dengan genggaman tangan kanan yang mengelus naik turun batang kontol yang 22 cm itu, bibir, lidah dan gigitan istriku meratai batang dari pangkal, tengan hingga ujungnya. Dengan penuh rasa dan birahi kepala jamurnya dia jilat dan isap-isap. Ludahnya telah membasah di selangkangan lelaki itu. Bau lelaki dan ludahnya sendiri bercampur menjadi bau yang membuat vagina mengempot-empot minta di remasi.
Ketika semua sudut dan titik di selangkangan tamunya sudah nggak ada yang lewat dari jilatannya, secara reflek lelaki itu mengangkat kedua pahanya ke atas, hingga tubuhnya melipat sampai betisnya menyentuh kanan dan kiri telinganya. Dan akibatnya adalah wilayah pantat hingga anus lelaki itu seperti ditawarkan untuk dirambah pula oleh bibir dan lidah istriku.
Sesaat nampak istriku ter-jengak. Bagi dia pemandangan macam ini sama sekali nggak pernah ter-impikan. Paha yang juga dipenuhi bulu-bulu, bijih peler, pantat dan anusnya yang juga penuh bulu terpampang langsung di depan wajahnya. Tapi jengak itu langsung berubah menjadi kegilaan birahi. Dengan menggoyang kepalanya untuk menyibak rambutnya, istriku merebah tengkurap dari nunggingnya, tangannya diasongkan ke depan meraih pantat itu. Kemudian dengan penuh bara nafsu istriku kembali mengecup dan menjilat.
Dari gundukkan daging bawah peler, turun lagi hingga lubang anus dia lumati habis. Lidahnya menari-nari mendesaki anus lelaki itu dan merasai semen anus itu. Hidungnya berusaha menangkap aromanya. Wwwoo.., sungguh eksaiting. Bau dan semen anus itu membuat dia menjadi begitu binal. Wajahnya digoyang-goyangkan untuk lebih terbenam lagi menyeruak ke bokong dan anus tamu asingnya. Dan dari atas sana terdengar suara merintih dan sekaligus seperti mengemis, 'Terruuzz mmbakk , ttee..tteerruuzz, ayyoo mbakk, ..teruss.. jilatin yang banyakk.. oohh enakk..', suara itu tak pernah lagi berhenti, 'lidahnyaa.. maasszzuukkiinn.., tteerruuzz..oocchh.. aacchh'.
Dan tak terhindarkan lagi, kontol lelaki itu menyeruak dan mencuat menembaki langit-langit kamar pengantinnya. Nampak jamur dan lubang kencingnya yang merekah, mengkilat-kilat. Kontol itu sudah siap untuk menembusi memekku, demikian pikir istriku. Dan dengan kebinalan birahinya yang juga sudah berada dipuncaknya, istriku dengan sigap bangun, menurunkan kaki lelaki dari lipatannya kemudian menumpaki tamu asingnya ini. Dia duduk seperti naik kuda di perut lelaki itu dengan kaki-kakinya yang terlipat ke belakang sementara pantatnya, atau lebih tepat lubang kemaluannya dipernahkan ke arah kontol lelaki itu. Lantas sedikit menungging sambil tangan kirinya meraih batang 22 cm itu dan mengepaskan jamur merekahnya ke lubang vaginanya. Sesudah dirasakan pas ujung kontolnya menyentuh bibir-bibir kemaluannya, dia turun ke arah duduk mecoba mendesakkan kontol itu kelubang kemaluannya. Beberapa kali dia lakukan ulang-ulang sebelum kontol gede itu berhasil ditelan vaginanya.
Saking gedenya kontol itu saat melesak menembusi bibir-ibir memek istriku ikut tertekan melesak ke dalam. 'Aacchh.. Maasszz, enak bangett.. uuchh', terdengar desah istriku. Dia sesaat merasakan batang kontol itu dalam cengkeraman vaginanya. Dia rasakan setiap mili kontol tamunya menggosok saraf-saraf kemaluannya. Dia rasakan denyutan darah yang mengalir dalam batang gede panjang itu. uuhh.., nggak akan hal macam ini bisa dia dapatkan dari suaminya.
Kemudian pelan-pelan dia mulai tarik. Dia angkat pantatnya. Dia rasakan batang kontol itu menjalar keluar, dah uuhh.., gatalnya.. Kemudian dia masukkan lagi. Rasa semakin gatal menyerang vaginanya. Dia tarik lagi pantatnya. Masuk lagi. Keluar lagi. Masuk, keluar, masuk, keluar. Dan jadilah kocokkan. Yang satu batang menusuk, yang lain lubang menelan. Dan jantan betina di ranjang pengantin itu saling memompa. Terkadang bokong istriku nampak seperti mengulek. Pantatnya ditekan habis kemudian tubuhnya di tarik kedepan dan didorong kebelang berulang 2 atau 3 kali sebelum keduanya kembali saling pompa. Tempat tidur dan gambar di dinding ikut ber goyang-goyang. Riuh rendah desahan dan rintihan saling bersahut. Ruang sempit itu menyaksikan puncak-puncak penyelewengan istriku. Menyaksikan bagaimana dia tidak lagi mengabaikan suaminya. Bagaimana dia dengan lahap menjilati, mengisap-isap, mencium dan menggigiti bagian-bagian peka birahi tamu asingnya.
Saat-saat ledakkan kepuasan mendekat. Lelaki itu mempercepat kocokkan dengan pantatnya yang naik turun dan kontolnya yang menembusi kemaluan istriku terlihat seperti mesin hidrolik. Demikian kaku dan tegar. Basahnya batang kerana cairan birahi istriku membuat batang itu mengkilat dan menunjukkan lingkaran urat-uratnya.
'Mbbakk.. aku mau keluarr, mmbaakk akuu mau keluarr .. Terruusszz mbakk, eennakk, eennaakk .. Teruuss', yang dijawab dengan parau oleh istriku, 'Maass.. Aku jugaa, akuu mau keluarr.. Bareengg yaa. Keluarr barengg .. baarreengg.. aasszzhh..', dan tak terelakkan lagi simponi rintihan dan erang nikmat yang kemudian di akhiri teriakkan kemenangan dari jantan dan betina ini gegap gempita memenuhi ruang pengantin yang sempit itu. Keduanya bersama-sama meregang. Keduanya menumpahkan cairan-cairan dalam jumlah yang sangat banyak. Pemompaan yang belum kunjung berhenti itu membuat cairan-cairan keduanya terdesak keluar. Busa dan lelehan sperma muncrat akibat dari jepitan antara kontol dan dinding vagina di bibir kemaluan istriku. Cairan itu muncrat-muncrat saat kontol mendorong kedalam liang vagina. Bibir vagina terseret keluar bersama tarikan batang kontol membawa busa dan cairan yang langsung menebar ke kanan dan kiri bibir vagina. Kocokkan tak kunjung henti mengikuti kegaduhan yang keluar dari mulut istriku dan lelaki itu.
Ketika tiba saatnya reda, yang terdengar hanyalah tarikan nafas-nafas panjang. Istriku meletakkan kepala lelahnya di dada tamu asingnya. Dan lelaki itu membuka tangan dan kaki telanjangnya untuk mencari dingin. Keringat keduanya membasahi tempat tidur. Nampak spreinya basah dan berserak terangkat dari jepitan kasur. Bantal-bantalnya jatuh ke lantai. Kegaduhan lenyap diganti keheningan di antara nafas-nafas jantan betina itu. Mereka telah meraih puncak kepuasan birahi. Bagi istriku, itu merupakan puncak penyelewengannya yang paling memuaskan.
Pukul 20.20, Selasa
Keheningan itu berlalu panjang. Mereka yang lelah tertidur. Menjemput mimpi indahnya. Kadang-kadang salah satunya bergerak-gerak berubah posisi. Tenang.
Istriku tengkurap telanjang. Tangannya memeluki bantal. Sang lelaki ngangkang. Nafas-nafas mereka berhembus penuh damai dan kepuasan. Mungkin dingin malamlah yang membuat mereka terlena. Sesekali di luar anjing menggonggong. Suara kaleng yang dipukul tukang pijat buta lewat. Ada deru mobil di kejauhan. Atau tukang nasi goreng, siapa tahu ada yang kelaparan di malam hari. Lelaki itu memperdengarkan dengkur kecilnya. Mulutnya sedikit terbuka. Istriku bergerak telentang dengan tangan di dadanya. Nampak susunya masih ranum. Ada bercak-bercak merah, pasti karena sedotan nikmat dari lelaki di sampingnya itu.
*****
Pukul 02.08, Rabu
Istriku menggeliat terbangun. Lampu kamar yang terang nyalanya menyadarkan dia. Pertama yang dilihatnya adalah lelaki telanjang di sebelahnya. Dia diam sesaat mengumpulkan kesadaran sambil bberkedip-kedip matanya tidak melepaskan dari tubuh telanjang lelaki itu. Diingatnya bahwa sejak kemarin siang dia bercengkerama saling mengumbar birahi dengan lelaki ini.
Kemudian mukanya mencari-cari jam di dinding. Pukul 2 pagi lebih. Telah berapa jam dia ber-asyik masyuk dengan tamu asing ini? 12 jam. uuhh, sepanjang waktu itu rasanya hidupnya sangat memiliki arti. Hanya dalam waktu 12 jam dia telah mendapatkan orgasme 7 kali. Orgasme yang tidak pernah dia dapatkan dari hubungan kelaminnya dengan suami selama 20 tahun perkawinan mereka. 12 jam dibanding dengan 20 tahun. Wwwoo.
Istriku bergeser mendekat. Dia mendengar nafas lelaki itu. Dia lebih mendekat lagi. Dia perhatikan paras lelaki itu. Alisnya, dagunya dan oo.. bibirnya seksi sekali. Mulutnya yang setengah menganga membuat bibir lelaki itu sangat seksi. Dia pengin menciuminya, tetapi jangan, kasihan, capek sesudah beberapa jam menggenjot menyetubuhinya. Dia perhatikan lebih dekat lagi. Dari wajah turun ke dadanya. Dada gelap dan gempal lelaki tamunya ini sungguh mempesona istriku. Bukit-bukit susunya dihiasi dengan puting ditengah lingkaran hitam, ukurannya cukup besar untuk jadi sasaran gigitan, nampak naik turun yang disebabkan nafasnya.
Kemudian turun ke perut dan pusernya. Bulu-bulunya melebat di seputar pusernya mengawali rimbunan bulu jembut di bawahnya lagi. Entah berapa gigitan dan kecupan yang telah ia berikan di daerah ini. Dan pandangannya tergoda untuk terus ke bawah. Dia perhatikan seakan belalai yang terkulai. Bukan main.
Kontolnya yang sedang dalam posisi terkulaipun ukurannya sudah lebih gede dari milik suaminya. Woo.. fantasinya datang. Bagaimana dia bisa pelan-pelan menyaksikan bagaimana kontol ini bergerak tumbuh hingga tegang ngaceng ke langit-langit.
Dia jadi melek total, gairahnya membangkit. Dia bangun turun dari kasur untuk kembali naik dari arah selangkangan lelaki asingnya hingga wajahnya tepat menghadap ke selangkangannya. Tangannya sedeku kekasur. Aroma kemaluan lelaki mulai menyergap hidungnya. uuhh.., kini baru nampak jelas. Ternyata kontol itu tidak sunat. Ujungnya meruncing. Daging tipis menjadi kulup yang membungkus jamur besar yang selama ini menjadi sasaran lumatan bibir dan lidahnya.
Dia baru sadar dan melihat bagaimana kontol orang dewasa yang nggak disunat. Godaan besar datang. Tangannya nggak tahan untuk diam. Pelan-pelan kontol yang terkulai itu dielus-elusinya. Diangkat dari rimbunan jembut kemudian jari-jarinya menarik kebawah kulup itu hingga terbit ujung.. dan kemudian nampak utuh jamur itu. Lelaki asing ini nampaknya nggak terganggu tidurnya. Istriku asyik mengamati kontol itu, bahkan tak lama kemudian sudah mendekatkan lagi wajahnya, mencium kontol itu, kemudian menjilat, menjilat-jilat, menjilat-jilat, menjilat-jilat ..
Aneh, kontol itu lama-lama berdiri tanpa membuat bangun pemiliknya. Makin lama menegang dan istriku makin asyik menjilati. Saat berdiri menegang, kulupnya kedesak jamurnya, seperti bunga yang tumbuh dari kuncupnya, jamur gede itu merekah. Istriku makin semangat dan birahinya makin meninggi. Dia memutar-mutar kepalanya untuk meraih jilatan lebih banyak hingga ke batang-batang dan pangkal kontol yang saat ini ada dalam genggaman tangan kirinya. Terdengar desah kecil dari lelaki tidur itu, mungkin mimpi nikmat. Sementara istriku sudah demikian semangat. Sesudah melumati selangkangan yang juga penuh bulu, kembali istriku mengemot-emot batangan gede panjang yang saat ini sudah benar-benar mendekati ukuran sempurnanya.
Istriku kepingin kontol itu memuncratkan spermanya. Dia menjilati kepalanya, ternyata dia sudah merasakan precum di ujung jamur itu. Precum itu dia jilatin dan kemudian melutnya menganga memasukkan menelan kontol itu, dia mulai memompa. Batangan besar panjang itu menembusi mulutnya hingga mentok ke pintu tenggorokkan. Lelaki itu mendesis pelan. Nampaknya dia merasakan ada kenikmatan di bawah sana, tetapi kantuknya membuat enggan untuk bangun. Dia biarkan saja apa yang terjadi dan merasakan kenikmatan melayang dalam setengah tidur ..
Tampak muka istriku menggeleng ke kanan dan ke kiri untuk mendapatkan ritme pompa yang nikmat. Tangan kirinya menahan batangan kontol itu agar tidak lepas dari mulutnya, sementara tangan kanannya merabai pinggul kemudian pantat, menikmati bulu-bulu yang tersebar pada wilayah itu. Suara desah istriku terus beruntun seirama dengan pemompaan. Dan ..makin cepat, makin cepat, makin cepat. Istriku semakin tidak sabar untuk menyedoti sperma lelaki ini yang walaupun setengah tertidur kontolnya tetap meregang maksimal sempurna.
Rupanya usaha istriku membuahkan hasil. Pantat lelaki itu kini bergerak naik turun menikmati pompa istriku. Kontolnya yang kaku tegak, makin cepat menembusi mulut istriku. Tangannya turun meraih kepala dan meremasi rambut istriku. Desahnya mengeras, makin keras, makin keras .. hingga..crot crot crot.. saluran sperma di sepanjang kontol itu nampak berdenyut keras. Spermanya terpompa. Delapan kali denyutan besar menumpahkan delapan puncratan besar. Istriku menjadi gelagapan. Mulutnya berusaha menangkap semua yang tumpah, jangan ada setetespun yang terbuang. Walau tak terhindari, dari mulutnya nampak meleleh sebagian sperma itu karena nggak lagi tertampung dalam mulut mungil itu. Syaraf-syaraf rasa dalam rongga mulutnya sibuk merasai sperma yang tumpah bertubi. Dikenyam-kenyamnya dan ditelannya. Sebanyak yang bisa ditelannya, tenggorokkannya menikmati basah teraliri cairan hangat itu. Diusapnya keringatnya yang sempat mengucur di pagi dini yang dingin itu.
Sesaat kemudian tubuh telanjang istriku jatuh kelelahan. Wajahnya terbenam di selangkangan sang lelaki asing. Tangannya terkulai lemas, merangkul pahanya. Nafasnya terdengar ngos-ngosan. Dia puass.. Kini dia pengin istirahat. Dia tidak merubah posisi. Keadaannya sudah nyaman. Dia pengin tidur lagi.
Sementara itu, bagi sang tamu, lelaki asing itu, walaupun dalam setengah ngantuk, dia menikmati pengalaman yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Saat lelap tidur di malam hari, ada perempuan cantik yang mempermainkan kontolnya, menjilati kemudian mengisapinya hingga spermanya keluar tak terbendung. Ahh.., dia akan kenang panjang. Dia sendiri tetap enggan bangun. Kantuknya masih menyerang. Dia biarkan perempuan itu tidur di selangkangannya. Dan tak lama kemudian dia kembali lelap.
*****
Pukul 06.02, Rabu
Tukang bubur ayam membangunkan tidur sang jantan dan betina dari ranjang pengantinnya. Teriakan dan deru motornya membuat anjing tetangga menyalak-nyalak walaupun suara itu saban pagi hadir. Dasar anjing.
Pertama istriku yang menggeliat bangun. Kemudian lelaki itu. 'Masszz.., koq ini ikut bangun', istriku membuka suara sembari tangannya langsung mengelusi kontol yang terlihat sejak sebelum pemiliknya bangun, kontol itu sudah lebih dahulu bangun menegang keras.
'mm ..mbakk, uuhh tidurku 'bleg zeg' banget. Nggak ngimpi, nggak bangun, jam berapa ini'. Istriku tidak menyahut, tangannya terus mengelusi kontol lelaki itu. 'Tadi malam sedap nggak masszz..?', dia coba mengingatkan, 'Ooo, yaa.., aku ngimpi ada bidadari cantik mengenyot-enyot ini..', sembari menunjuk batangnya. Kemudian mereka bersama tersenyum.
Inilah sarapan mereka. Sambil tengkurap disamping lelakinya yang tergolek disampingnya istriku terus mengelusi kontol ngaceng itu. Dia permainkan lubang kencingnya dengan ujung-ujung jarinya. Nikmat di pagi hari, begitu batin sang lelaki sambil menggeser tubuhnya lebih melekat ke istriku. Tangannya dipelukkan ke pinggul dan mengusap-usap pinggul serta bokong istriku. Kedua-duanya saling asyik mengusap. Sesekali istriku mengecup pentil tamunya.
Tangan lelaki ini mulai menggerayang lebih ke bawah. Tangannya menguak belahan pantat istriku dan jari-jarinya mengusap daerah peka di pantat, yaitu lubang anus istriku. Jari-jari itu terkadang menusuk sedikit, berusaha menembusi anus. Istriku merasakan adanya sensasi erotis. Saat jari-jari mengusap dan menyentuh cincin analnya, woo.., koq nikmat banget .. Istriku sedikit mendesah sebagai tanda dia mendapatkan kenikmatan dari ulah lelaki itu.
Sang lelaki, begitu mendengar desah istriku langsung bersemangat. Dengan cara membasahi ujung jarinya dengan ludahnya terlebih dahulu, dia berusaha menembusi anal itu lebih masuk. Dan tak pelak lagi istriku mengaduh, kesakitan tapi nikmatnya sangat sensasional, dia tidak menghindar. Sang lelaki berusaha lebih lembut lagi hingga istriku tidak lagi merasakan sakit kecuali nikmat yang ..' Mass.. enak banget ssiihh..'.
Kemudian si tukang madu pindah kebelakang punggung istriku. Tangannya mengangkat kaki kiri istriku jauh ke atas hingga dalam posisi miring selangkangan dan kemaluan istriku terpampang. Dari arah belakang lelaki ini menyorongkan kemaluannya yang panjang itu ke arah memek istriku. Nggak ada masalah, karena ukuran panjangnya dengan mudah menjangkaku bibir vaginanya. Istriku yang sudah mulai kehausan langsung meraih kontol di selangkangannya dituntun untuk menembusi gerbang vaginanya. 'Ooocchh.., aacchh..', begitu desah dan rintihnya saat dari arah punggungnya lelaki itu menyebadani dia.
Dan desah rintihan itu semakin sering dan keras ketika kontol panjang gede itu mulai memompa dengan intensip. Suara lelaki itu, 'huh, huh, huh, huh..', setiap kali mendorong batangnya menembusi vagina istriku. Inilah sarapan mereka, seorang istri yang telah membuktikan kesetiaannya selama lebih dari 20 tahun, runtuh saat melihat dan merasakan sentuhan kontol gede panjang, entah milik siapa itu, tukang madu yang sama sekali tidak dikenalnya.
'Mbbaakk, mau nggak nungging.., kaya anjing gitu lho..', lelaki itu berbisik, kata 'kaya anjing' itu memiliki kekuatan erotis. Semacam kata yang merendahkan, menghina. Tetapi kali ini dia merasakan kenikmatan ketika kata itu diucapkan untuk dia. Dia bahkan merasa ingin ada kata-kata lain lagi yang lebih hina lagi, misalnya 'pelacur, budakku, anjingku' atau lainnya. Dia merasakan nikmat yang menjalar dalam jauh di lubuk hatinya, nikmat birahi karena dihina, karena direndahkan. Dan dia toh pantas mendapatkannya sesudah dengan jelas dia menyeleweng dari suaminya sekarang ini.
Dia bangun untuk nungging. Kepalanya dia taruh di atas bantal yang dipeluknya, pantatnya diangkat ke atas sehingga menantang wajah lelaki itu.
Dan tak dipungkrinya lagi, pantat dan lubang dubur istriku yang sangat bersih mulus itu sungguh sangat merangsang lelaki itu. Sebelum dia memasukkan kembali kontolnya ke lebang vagina istriku, bibirnya mampir untuk menjilati dan menciumi pantat dan lubangnya itu. Istriku menjadi histeris. Dengan suaranya yang parau dia menjerit dan mengaduh. Tangannya meremasi bantal, bahkan kemudian susunya sendiri, pentilnya dipelintirin menahan kenikmatan jilatan lelaki itu.
Ketika anal istriku sudah kuyup oleh ludahnya, lelaki itu bangun seperti anjing jantan mau kawin sama anjing betina. Dari arah belakang kontolnya didorong menembusi memek istriku dan terus memompa. Istriku langsung kelimpungan. Dia gerak-gerakkan pantatnya menyambut setiap doronngan kontol menembusi kemaluannya. Ada rasa pedih, tetapi nikmatnya lebih besar. Pada kesempatan itu istriku mendapatkan orgasmenya yang ke delapan. Dia dengan nyaring mengaduh dan merintih nikmat.
Tahu istriku sudah mendapatkan orgasme, dia cabut kontolnya. Nafsu lelaki ini justru baru mulai. Kontolnya yang tegang kaku itu dia pindahkan sasarannya, anus istriku. Diludahinya kontolnya sebagai pelicin. Kemudian diludahinya pula lubang anal istriku. Dan sesudah yakin kepala kontolnya berada yepat di lubang anus, dia mendorong kontolnya untuk menembusi.
Istriku sudah menebak sebelumnya. Saat tangan lelaki tadi menusuk-nusuk pantatnya, dia tahu keinginan tamunya ini. Dan dia sendiri, sesudah merasakan tusukan jari pada lubangnya tadi, timbul keinginanya untuk melakukan persetubuhan dengan lelaki asing ini seperti anjing di musim pancaroba. Dia tidak menolak.
Ternyata timbul rasa sakit tak terhingga. 'Maass.. Sakkiitt.., ammpunn.. Jangann mass, sakiitt, uuhh jangann..', sambil tangannya berusaha meraih kontol itu yang dengan sigap ditepis sang lelaki. Bahkan saat istriku mau bangkit menghindar, lelaki itu cepat menangkapnya dan memeluknya erat-erat dari belakang sambil pantatnya tetap maju mundur mendorong kontolnya terus menembus anal istriku.
Tak dipungkirinya. Kontol gede panjang itu sangat menyakitkan pantatnya. Tetapi pegangan lelaki itu sungguh sangat kuat. Kekuatan dia tidak bisa melawan kekuatan lelaki itu. Dan tusukkan itu tak mampu dia hindari. Dia merasa diperkosa. Dipaksa untuk melayani nafsu lelaki tamu asingnya ini.
Rasa sakit itu tetap berlangsung setiap kali kontol lelaki itu menusuk ke dalam. Permainan tusuk tarik ini berlangsung demikian lama. Rasanya istriku mau pingsan. Dia belum mendapatkan rasa nikmat dari pantatnya. Dia hanya mengeluarkan air mata menahan rasa panas dan pedas di duburnya. Blup, blup, blup, blup, demikian suara dari paduan kontol dan anal itu. 'Maass, aammpunn.. saakkiitt, mmaass, sakiitt.., ssakkitt', ternyata erang dan tangis istriku itu justru menjadi pemacu nafsunya. Dengan semangat yang paling tinggi lelaki itu mempercepat tusukkan. Ditariknya jauh-jauh kemudian ditusukkannya dalam. Kontol itu benar-benar seperti tomak yang menusuk korbannya. Makin cepat, makin cepat.
Dan saat istriku merasakan bahwa lelaki ini sudah tidak lagi bisa dikendalikan, matanya berkunang-kunang. Rasanya dia menghadapi pingsan. Dan pada detik berikutnya samar-samar suara teriakan kemenangan seorang pejantan, 'aarrcchh.., hah, hah, hah..aachh', dan jauh di lubang pantatnya dirasakan ada cairan hangat yang menyemprot-nyemprot. Di samar-samar tahu lelaki itu sudah mencapai orgasmenya. Dan yang lebih penting, kontol pedih itu tidak lagi menusuk, bahkan cairan hangat itu sedemikian memberikan kenikmatan, pantatnya tidak lagi pedas. Cairan itu seketika menyembuhkan seperti obat semprot. Pedihnya langsung surut. Dan.. samar-samar pula, dia merasakan nikmat. Kontol gede yang masih tertanam dalam vaginanya, rasa legit licin hangat yang ditumpahkan kontol itu ternyata memberikan akhir siksaan pedih yang nikmat sekali. Dia telah merasa seperti anjing sesungguhnya.
Kehinaan yang dilontarkan lelaki tadi menjadi lengkap dan tuntas dengan tumpahnya sperma sang tamu dalam anusnya. Dia nggak menyesal. Rasa sakit yang baru saja dilewatinya, bahkan hampir membuatnya pingsan telah berubah menjadi kepuasan seksual. Bahkan sudah tersirat, suatu saat dia akan minta macam ini lagi. Dia akan merindukan sakit yang nikmat ini.
Sementara sang tamu mandi, istriku membuat makanan. Dengan bahan yang tersedia dia buat bubur sereal, telor setengah matang campur simpanan madunya sendiri, yang ini asli madu Kuwait yang aku beli seharga 100 dollar per botol, woo.., kopi susu dan orange. Rupanya nggak kalah dengan American breakfastnya Hilton. Dia tata di meja untuk berdua.
Pagi itu istriku nampak sangat cantik dan bugar. Nampaknya orgasmenyalah yang membuatnya segar dan ceria. Walaupun belum mandi, dengan celana pendek mini bertbahan jeans dan blus Armani yang halus lembut, sungguh dia nampak 15 tahun lebih muda. Orang bilang wanita nampak cantik saat bangun tidur, itulah istriku kali ini.
Selesai mandi istriku memberikan celana pendek juga bersama T.shirt pada tamunya. Melihat tampilan cantik istriku, lelaki asing itu terpesona. Sejak kemarin dia belum sempat benar-benar memperhatikan tampilan istriku ini. Pagi ini, sesudah mandi dan segar pula, lelaki asing itu nggak segan-segan memuji kecantikan istriku. Dibetotnya pantatnya, kemudian dia tarik kepangkuannya di kursi meja makan. 'Mbakk.., kamu cantik sekali..', dan mulutnya langsung membungkam mulut istriku. Mereka berpagut dan melumat sesaat. 'Aku mandi dulu ya maass..', istriku bangkit dan lelaki itu melepasnya. 'Silahkan mulai makan saja, nanti aku nyusul', demikian omong istriku sambil meraih handuk menuju kamar mandi.
*****
Pukul 07.35, Rabu
Selama sarapan lelaki itu berkesempatan memikirkan kembali bagaimana pagi ini dia berada disini. Jauh dari tempat pondokkannya. Jauh dari lingkungan miskinnya. Dia merasa seperti orang kaya yang sebentar lagi akan berangkat kerja ke kantornya. Dia merasa seperti seorang direktur dengan istrinya yang cantik di sampingnya. Dia bukan tukang madu, bukan tanpa alamat tetap, bukan pengangguran yang terpaksa mengasongkan botol madu dari rumah kerumah. Ahh, mungkinkah aku menjangkau hidup macam ini? Tetapi lamunan itu dibantahnya sendiri. Sekolahmu itu apa? Kalau hanya jebolan SMP bisa jadi apa kamu? Aahh, udahlah .. Dia nggak mau berfantasi lebih panjang. Sekarang pikirin saja, bagaimana nanti nyonya ini mau memborong madunya.
'Mass..', terdengar istriku memanggil dari kamar mandi, 'Yaa..', 'Masuk sajaa..', saat masuk istriku masih telanjang. 'Sini mass, aku pengin dicium di sini, hi, hi, hi..'. Lelaki itu cepat paham, dipeluknya tubuh basah istriku dan langsung berpagut. Dan tangan istriku langsung mencet bagian depan celana lelaki itu. Dia pencet-pencet hingga dengan cepat daging dalam celana itu membengkak memanjang. Kemudian dengan cekatannya tangan-tangan halusnya membuka kancing celana dan menarik resluiting lelaki itu. Dan lepaslah. Belalai panjang besar dan kehitaman setengah menggelantung keluar dari sarangnya. Istriku langsung jongkok pada lututnya. Diraihnya kontol itu dan diisapnya. Dia jilati dan kulum. Kemudian kepalanya nergerak maju mundur, bibirnya memompa.
Sang tamu memberi respon dengan cepat. Berasa gatal nikmat pada kontolnya, dipegangnya kepala istriku, dimaju mundurkan. Dan dia gerakkan pula maju mundur pantatnya untuk mendorong dan menarik kontolnya sesuai dengan irama dan kuluman istriku. Desahan istriku membangkitkan gairah bersama. Tangan kiri lelaki itu mulai meraih puting susu istriku dan jari-jarinya membuat plintiran yang sungguh merangsang birahi istriku. Pemompaan semakin cepat. Istriku pengin minum sperma lelaki itu untuk yang kesekian kalinya. Lelaki itu tahu, tetapi dia merasa tidak akan semudah yang diharapkan istriku. Sesudah sekian kali sperma terkuras sebelumnya, butuh waktu leih panjang untuk mengurasnya kembali.
Tetapi untuk memenuhi harapan istriku ada jalan. Diraihnya tubuh istriku bangkit. Dia balik ke arah bibir kolam. Diangkatnya satu kaki istriku dan ditahan oleh tangan kirinya. Secara otomatis istriku berpegangan pada bibir kolam. Dan dia arahkan kontolnya menuju kemaluan istriku. Dan jadilah. Istriku disebadani sambil berdiri di kamar mandi. Dia pompa kemaluan istriku. Gerakkan keluar masuk bertubi-tubi kontolnya yang terjepit vagina istriku membuatnya birahinya terkatrol. Dengan cara itu dia akan mampu memeras keluar lagi spermanya.
Dan memang, sesudah beberapa menit berlangsung, terasa oleh lelaki itu bahwa tak lama lagi akan ejakulasi. Pompanya dipercepat. Istriku merintih dan mengerang. Lelaki itupun mendesah-desah. Makin cepat, makin cepat ..dan..,'Mmbaakk aku mau keluarr.. isepin yaa, isep yaa, isepp..', dia copot kontolnya dari vagina istriku, kemudian dia pegang kepala istriku dan tekan agar dia jongkok kembali. Istriku yang memang haus sperma itu langsung jongkok dan mendongakkan wajahnya ke selangkangan lelaki itu. Sementara itu tangan kanan lelaki itu sibuk mengocok-ocok kontolnya yang ujungnya tepat mengarah ke muka istriku. Reaksi istriku adalah menganga, membuka mulut serta menjulurkan lidahnya bersiap untuk menangkap puncratan sperma dari kontol itu. 'Telan nihh.., telan niihh, makan yaa mbbakk, makan pejuhku ya mbbakk.. telann yaa..', gumamnya yang diikuti kocokkan yang semakin cepat.
Gumam-gumam itu benar-benar membuat istriku semakin bernafsu. Mulutnya dibuka lebih lebar lagi dan lidahnya dijulurkannya lebih panjang. Dia asongkan lebih ke depan lagi mulutnya hingga ujung kontol itu persis di antara dua bibirnya. Dan tak lama ..
Dari kontol lelaki itu muncrat-muncrat sperma panas dan segar langsung masuk ke rongga mulutnya. Nampak juga lelehan jatuh ke lidahnya. Istriku tetap menganga hingga puncratan itu reda. Sekitar 7 kali puncratan air mani kental milik lelaki itu. Istriku mengenyam-enyamnya. Nampak seakan nggak dibiarkan untuk tertelan. Ingin rongga mulut itu menikmatinya lebih lama. Ingin agar saraf perasa di mulutnya merasakan asin, pahit dan gurihnya air mani ini lebih lama sebelum pada gilirannya tenggorokannya basah dialirinya.
Usai itu, kontol lelaki itu roboh terkulai. Istriku menjilati sisa-sisa sperma di ujung kulupnya. Pasti dia masih dirundung nafsu birahi. Peristiwa barusan yang mendongkrak libidonya perlu diakhiri dengan orgasmenya. Dia berbisik kepada tamunya, 'Maass, boleh nggak kalau aku nyiumin ini sampai aku puas..?', lelaki itu kurang ngerti maksud istriku, tetapi dia mengangguk saja. Saat melihat istriku mengambil ketimun jepang, yang ternyata telah disiapkannya sejak mula, lelaki itu mulai paham. Dilihatnya dengan tangan kirinya istriku berusaha memasukkan ujung ketimun tadi ke kemaluannya, sementara tangan kanannya meraih kontolnya untuk di ciumi dan lumat-lumat. uuhh.. nafsunya perempuan ini, demikian dalam pikiran lelaki itu.
Dan yang nampak kemudian adalah tangan kiri yang siuk menahan ketimun sementara pantanya naik turun mendorong kemaluannya melahap ketimun itu, dan di atas sini bibirnya mengecupi, mencium dan menjilat-jilat kontol, ujungnya, bijih pelernya dengan penuh nafsu dan kerakusan. Desahan. erangan dan rintihan nikmat terdengar terus menerus dari mulutnya. Istriku benar-benar ingin mendapatkan kepuasan yang selama ini nggak pernah ia dapatkan.
Lambat tapi pasti, birahinya bergerak memuncak. Adegan erotik yang dilakukannya memberikan rasa penuh bara erotik. Kegatalan pada dinding-dinding vaginanya yang menyeruak menggiring menuju puncaknya. Mulai terasa ada yang akan hadir. Rasa pengin kencing mendesak seluruh otot-otot di seputar kemaluannya. Dengan energi yang sepertinya tak habis-habis istriku mempercepat naik turunnya bokong dan kemaluannya. Ketimun itu dia ayangkan menjadi kontol gede yang menusukinya. Pandangannya mengabur. Kesadarannya ikut mengabur. Rasa malu, sungkan, enggan pada tamunya tak tersisa lagi. Orgasmenya telah berada di ambang.
Dengan teriakan 'Aarrcchh.., hhuuzzhh, ..mmaazzhh, aakk..aakkuu kkelluuaarr..', 'Hoohh..hhoohh, hhoohh..hhoohh..hhoohh', 'Maass ..hhoohh .. kkelluuarr ..'. Lelaki itu iba hati. Tetapi dia juga terpancing, kontolnya sempat tegak sesaat melihat adegan erotik itu. Tapi langsung redup. Istriku telah mendapat yang dia inginkan. Dia terduduk di lantai basah. Tangannya menggelayut pada paha lelaki itu. 'Maaf, ya maasszz.. aku jadi nafsu terus niihh sejak ketemu masnyaa..'.
Beberapa saat kemudian mereka telah kembali ke ruang makan. Istriku sarapan. Semua yang tersedia dia makan habis. Tenaga yang terkuras itu memerlukan kembali energinya.
Beberapa saat kemudian ..
*****
Pukul 08.18, Rabu
'Mbakk.., saya mesti pulang nihh', penjual madu mulai angkat bicara.
'Iyaa, ntar aku beli madunya. 5 botol saja yaa', sambut istriku.
'Wah, terima kasih banget', jawabnya lega.
Tapinya, ada syarat lho', istriku senyum-senyum penuh arti, 'Mas mesti kasih hadiah aku', sambil alisnya sedikit diangkat dan beranjak dari kursinya langsung minta dipangku.
'Aku minta sekali lagi. Boleh yaa..', lelaki itu paham. Perempuan satu ini memang nafsunya gede banget. Tangannya merangkul leher lelaki itu dan bibirnya langsung mencium.
Lelaki itu membalas dengan tak kalah hangat. Dia sendiri juga memiliki tenaga dan semangat yang berlimpah. Ciuman istriku disambut dengan lumatan. Kembali bertukar lidah dan ludah.
Tangannya mulai meremas-remas susu istriku. Jari-jarinya memilin-milin pentilnya. Istriku kembali memperdengarkan desahnya. Pagutan semakin lekat seakan tak terpisahkan. Geliat istriku sebagai bentuk respon gelitik jari-jari lelaki pada pentilnya membuat duduk lelaki itu sedikit oleng. Sadar kursi di ruang makan itu nggak kuat untuk duduk berdua istriku bangkit. Dibimbingnya lelaki itu ke meja dapur yang kokoh. 'Mas, kaya di kamar mandi lagi, yuuk', pinta istriku.
Tanpa menunggu jawaban dia plorotkan celananya hingga tinggal celana dalamnya. Demikian pula sang tamunya. Dia buka kancing celana dan resluitingnya. Celananya dia buang ke lantai. Kontolnya belum ngaceng benar, tetapi dorongan nafsunya sudah mengembang.
Dari arah belakang dirogohkannya tangannya ke blus istriku dan kembali tangannya meremasi buah dadanya. Istriku menempatkan dirinya. Tangannya ertumpu pada meja dapur hingga tubuhnya menjadi sedikit nungging. Lelaki itu menggosok-gosokkan kemaluannya ke pantat istriku. Nampak kemaluan istriku sudah ranum menunggu sodokkan. Tetapi kontol lelaki itu belum sepenuhnya siap untuk menembusinya.
Istriku tahu, dia harus aktip merangsanganya. Pertama-tama dicobanya menggerakkan pantatnya menyambut gosokkan kontol itu. Dan desahannya mulai dijadikan jurus perangsang nafsu lelaki. 'Mass, akkuu mau terus-terusan ngentot sama Mas lhoo', rangsang istriku dengan kata-kata kotornya. 'Aku mau lhoo jilatin pantat mass..', jurus berikutnya.
Lelaki itu belum menunjukkan sepenuhnya untuk ngentot istriku. Sesudah 6 kali menguras sperma selama hampir 17 jam, libidonya menurun. Masih memerlukan waktu untuk mengangkatnya kembali.
'Sebaiknya aku nggak paksakan. Tunggu beberapa saat lagi', demikian kesimpulan istriku. Mesti diciptakan suasana yang bisa membangkitkan rasa dan memancing birahi. 'Mass, aduuhh.., masih perih nihh..', istriku melempar masalah sambil tangan kanannya menahan tubuh dan genjotan lelaki tamunya itu. 'Adduhh..', lelaki itu mendengarnya dan gembira dalam hati. Ah, untunglahh.., 'Yaahh.., nggak pa pa, kita duduk-duduk dulu yok, di ruang tamu..', dia mengajak pindah ke depan.
'Ok, aku bikin minuman. Kita dengerin musik. Mas tunggu yaa..'. Istriku sigap, menyiapkan minuman dan kemudian ke ruang depan ngutak-utik sound system. Tak lama kemudian terdengar lantunan lagi-lagu romantis yang langsung membuat suasana berubah.
Nampaknya tamunya menikmati banget suasana ini. Badannya disenderkan ke sofa, dan kakinya pelan berdendang. Mungkin pikirannya mulai hanyut.
Pukul 08.35, Rabu
Beberapa menit istriku masuk ke kamar. Dia ganti baju. Dia pakai baju yang dia rasa terbaik. Terbaik saat itu adalah yang paling mempesona birahi para lelaki. Blus tipis tanpa BH dengan ketiak yang terbuka dan 'rok kulot' hingga diatas lutut. Dengan pakaian macam itu artinya dia siap menerima jamahan tangan-tangan kasar lelaki asing itu. Dia siap menerima perlakuan kasar atau penghinaan dari pemilik kontol gede itu. Dia siap jadi budak nafsunya. Wwwoo, dia langsung terbakar oleh bayangannya. Kembali jari-jarinya memainkan pentilnya sendiri. Dia bergelinjang.
Tak lupa parfum. Di pahanya, ketiaknya, memeknya, lehernya. Parfum ini sangat terkenal. Suaminya membelikan sepulang dari Eropah. Baunya sangat lembut tetapi sungguh tak terlupakan. Bau itu akan lekat se-akan selamanya. Bau itu akan selalu dikenang oleh lelaki itu. Bau yang lembut itu akan langsung mendongkrak birahinya.
Dalam alunan musik stereo yang romantis, istriku keluar kamar menuju ruang tamu. Lelaki asing itu masih menaruh kepalanya di sandaran sofa. Matanya setengah meram, tapi bukan ngantuk. Pikirannya sedang melayang dibawa alunan musik romantis itu.
Saat istriku tampil keluar dengan pakaiannya yang sungguh mempesona, kemudian hidungnya disergap oleh parfum yang sangat menghanyutkan, lengkaplah susana romantis di ruang tamu ini.
'Mass, aku kangen terus ssiihh..', suara itu langsung disambung dengan rebahnya tubuh istriku di pangkuannya. Secara otomatis tangn-tangan kekarnya meraih tubuh cantik itu. Dan yang kemudian langsung nyambung dengan dekapan dan pagutan. Sungguh mereka berdua ini sangat hewani, nafsu birahinya nggak habis-habis walaupun selama 18 jam terakhir mereka telah melakukan lebih dari 9 kali hubungan badan.
Dengan posisi memunggungi sang tamu, istriku rebah di pangkuannya dengan tangan-tangannya meraih leher lelaki itu. Dengan posisi macam itu hal yang paling gampang dilakukan sang tamu adalah merogoh blus, merangkulnya sambil tangan-tangannya memerasi susu putih lembut istriku.
Duduk berpangkuan macam itu memang tidak untuk diam, tenang. Duduk macam itu menuntut tubuh selalu bergerak merubah posisi agar keseimbangan tubuh terjaga. Istriku selalu menggeser pantatnya ke kanan atau kekiri atau maju atau mundur. Situasi macam itu, ditambah aroma parfum yang mengalirkan imajinasi erotis dari tubuh halus mulus, tangan yang menikmati empuknya buah dada perempuan haus, musik romantis sungguh menjadi katrol yang paling efektif untuk mendongkrak nafsu birahi si tukang madu. Dia menciumi ketiak istriku. Tangannya bergerak turun dan meremasi bibir vaginanya yang rasanya semakin mengencang.
Kontol lelaki itu tak bisa di tahan lagi. Celana pendeknya yang membuat terasa menjadi sempit dan menyakitkan dilepaskan kancing dan resluitingnya, sehingga barangnya langsung mencuat keluar menantang langit-langit ruang tamu. Istriku memang menantikan semua ini. Dia sigap turun dari pangkuan. Dia rebahkan tubuhnya untuk menjangkau dada lelaki itu. Bibirnya langsung menciumi dan menggigiti daging-daging gempalnya. Puting susunya disedoti dan jilat hingga kuyup oleh ludahnya. Lelaki itu mengerang-erang. Istriku semakin liar. Jilatannya naik ke ketiaknya. Hidungnya yang menyergap bau ketiak dia benamkan dalam cekungan berbulu milik sang tamu. Tak pelak lagi desah dan rintihan tukang madu bersahutan dengan desah dan suara-suara clup, clup, clup dari kecupan bibir istriku.
Mereka sudah memasuki ambang kenikmatan. Tangan kiri istriku memegang tongkat panas di selangkangan tukang madu dan mengocoknya. Daging panjang dan keras ini telah menjadi obsesi istriku yang mampu membuang kesetiaan pada suaminya yang telah dia pertahankan sepanjang lebih 20 tahun. Tetapi sekaligus yang juga membuktikan bisa memberikan kepuasan hingga menghadirkan 8 kali orgasme sejak 18 jam terakhir. Kali ini dia harapkan meraihnya kembali sebelum tukang madu ini pergi meninggalkannya.
Ya, 20 tahun dan 18 jam, sungguh tak bisa diperbandingkan. Selama ini orgasme baginya hanyalah semacam dongeng dari negeri tetangga, negeri teman gosip. Dia nggak mengimpikan untuk benar-benar meraihnya, mewujudkannya. Tetapi 18 jam terakhir ini .., sofa ini menjadi saksi, kamar mandi, dapur, kamar tidur, pakaian suaminya, makanan dari lemari es dan lainnya yang ada di dalam rumah ini bisa menjadi saksi. Orgasme itu bukan lagi impian. Orgasme itu telah menjadi kenyataan. Sekarang perselingkuhan istriku dengan tukang madu memasuki 19 jam. Mungkin dia akan meraihnya lagi hingga mencapai 10, 11 atau 12 kali sampai saatnya sang tamu pulang nanti.
Kali ini sang tamu sudah nggak bisa sabar. Dan inilah dambaan istriku, "lelaki yang menyerang". Diangkatnya tubuh istriku kepangkuannya menghadap punggungnya. Kulotnya yang telah lepas sejak tadi memudahkan lelaki ini menemelkan kepala kontolnya langsung ke lubang vagina istriku. Dan tidak terlampau sulit, bless.., kontol yang panjang itu langsung membenam. Dan istriku langsung merasakan adanya daging panas menembusi kemaluannya yang langsung saraf-saraf birahi dalam dinding vaginanya mencengkeram. Rasa kegatalan menjalar pada seluruh dinding itu. Dan saraf-saraf itu setiap kali memperketat cengkeramannya hingga sang tukang madu merasakan kontolnya seperti ditarik-tarik disedoti. Wwaadduuhh.., enak bangeett.., begitu yang dia desahkan.
Semua yang sedang berlangsung mendesak sang tamu untuk menyodoki kemaluan itu. Dari arah samping nyata banget bagaimana pantatnya berirama naik turun mengangkat beban pantat bahenol istriku yang juga demikian keenakkan hingga desahan dan rintihannya tak terbendung.
Genjotan yang terus menerus dan makin cepat mengocok dinding birahi dalam vagina membuat orgasme istriku hadir kembali untuk yang kesekian kali. Teriakkannya nggak bisa dicegah. Dengan wajah seperti kemasukkan setan, rambut yang awut-awutan dan tubuh yang terus menaik dan turunkan pantatnya mulutnya tak henti-henti meracau meneriakkan enaknya kontol lelaki itu.
Tapi kali ini sang tamu nggak lagi memberikan ampun. Pada kesempatan menjelang dia mesti keluar dari rumah ini dan kembali ke jalanan menjajakan madunya, dia justru mendapatkan dorongan nafsunya menggelora bagai gelombang tsunami yang menyerang pantai-pantai indah di lautan Teduh. Kontolnya terus dirangsang kegatalan yang amat. Dia masih jauh dari orgasmenya. Suara-suara istriku tidak menggoda untuk secepatnya menumpahkan air maninya. Dia terus memompa. Bahkan saat istriku meneriakkan tumpahnya cairannya, lelaki ini dengan cepat merubah posisi. Dia bangkit, istriku di tengkurepkan ke sofa kemudian ditindihnya. Tangannya langsung meraba kemaluan istriku untuk mengarahkan kontolnya kelubangnya. Dan kena. Kemudian kembali dia memompa. Cepat, makin cepat. Seluruh tubuh istriku bergoncang. Sofa itu juga bergoncang. Teriakan aduh-aduh istriku dia abaikan. Dialah sekarang yang kemasukkan setan.
Perilaku lelaki asing penjual madu ini sangat menyakitkan lubang vagina istriku. Tetapi aneh, pada kondisi macam itu tiba-tiba orgasme berikutnya datang. Dan menjelang kedatangannya itu, rasa pengin kencing yang mendesak telah menghapus semua rasa perih di dinding vagina. Kembali kenikmatan dia songsong dengan kembali menunjukkan goyangnya pada pantat dan pinggulnya. Kemudian dia cengkeram kuat-kuat kulit jok sofa. Orgasme itu meledak. Vaginanya membanjir. Bibir-bibir vaginanya berbusa oleh cairan yang terpompa keluar mengikuti keluar masuknya kontol lelaki itu. Diantara keringat yang membanjir dan sodokkan yang belum juga reda, istriku masih bisa mengingat, ini adalah orgasmenya yang ke sepuluh.
Tahu bahwa istriku kembali mendapatkan orgasmenya, sementara dia masih jauh dari kemungkinan menyemprotkan spermanya, diangkatnya pantat istriku.
Kini istriku nungging. Kepalanya bersandar pada bantalan sofa. Jari-jarinya berpegangan pada tepi jok dimana terletak lipatan jahitan kulit yang cukup tebal untuk dicengkeram. Terlintas ada kecemasan pada wajah istriku. Posisi macam ini tadi sewaktu bangun pagi sudah dilakukannya. Pada posisi begini hampir dia kehilangan kesadaran karena menahan kesakitan. Kini lelaki ini kembali menarik pantatnya agar dia nungging seperti tadi pagi.
Sepintas lelaki itu menjilati anusnya. Kemudian meludah. Diludahinya anus itu. Tak pelak lagi, dia akan menembusi duburku lagi, begitu batin istriku. Dia berusaha menolaknya, berontak dan menggeliat-geliat, keluar suara ketakutannya yang disertai permohonan untuk tidak melakukan pada lubang itu. Tapi mana mau dengar ..
Dijambak dan tariknya rambut istriku seperti menarik tali kekang kuda. Dan kata-kata itu meluncur; 'Diam anjing! Diam pelacur, perempuan murahan!!', sambil menarik lebih kuat lagi rambut istriku hingga lehernya mendongak persis anjing kampung yang kena jerat hansip. 'Kamu khan mau rasakan kontol gedeku, nih!', sambungnya. Dan dia lakukan itu. Nggak pakai gerakkan lambat lagi. Kali ini seperti menumjamkan pedang, kontol gede panjang itu langsung menembus dubur istriku.
Rasanya, istriku benar-benar kelengar. Mungkin hanya sekitar 3 detik. Saat duburnya menerima tusukkan kontolnya, rasanya seperti besi panas membara yang menembus pada lubang itu. Sepertinya ada suara trocos, trocos, trocos pada dinding analnya. Itu kemungkinan putusnya saraf-saraf lembut pada dinding peka itu.
Selanjutnya dia rasakan besi panas itu memompa menusuki anusnya. Dengan rambut yang menjadi tali kekang, lelaki itu ngentotin pantat istriku penuh kenikmatan. Suaranya terus mencaci dan mengumbar kata-kata kotor dan menghinakan. Dalam posis itu istriku masih bisa berfikir. Bukankah dia mau yang seperti ini?! Bukankah saat dia berdandan tadi hal seperti ini justru yang dia harapkan, dambakan. Dan sekarang sedang dia alami. Dihina, dicaci, dientot pantatnya. uuhh.. panasnya, pedihnya, pedasnya. Tapi saat-saat mendengar ucapan-ucapan kotor lelaki itu, ada yang dia merasa tidak mau dikalahkan. Dia merasa tidak mudah dikalahkan. Bukankah dulu dia biasa menghadapi tantangan?! Bukankah dia memang memiliki jiwa yang suka tantangan? Jiwa petualangan? Mana jiwa itu?
Ahh, yang berkembang berikutnya justru aneh. Cacian, hinaan dan rasa sakit pada dubur itu pelan-pelan dia terima. Dia terima sebagai tantangan. Dia terima sebagai hal yang seharusnya bisa dinikmati. Tiba-tiba adrenalinnya mengalir. Rasa takut dan sakitnya berubah menjadi semacam syarat yang memang sudah disiapkan sebelumnya untuk mencapai nafsu petualangannya. Kali petualangan seksual, penyelewengan dan pengkhianatan pada hal-hal yang selama ini dia cintai dan hormati sempurna sudah. Pada dasarnya dia melawan dirinya sendiri. Dan yang kemudian terjadi adalah sama sekali diluar jangkauan nalarnya. 'Ooo, amppunn..', lenguhnya hampir nggak terdengar. Dia mendapatkan orgasmenya yang ke sebelas. Kemudian menjatuhkan seluruh tubuhnya ke sofa saat lepas dari pegangan lelaki itu hingga tubuhnya merosot ke lantai.
Istriku benar-benar lemas sesudah orgasmenya yang terakhir ini. Dia betul-betul pasrah. Antara rasa kalah dan menang itulah adanya. Yang tersisa adalah lubang pantat yang tetap perih dan pandangan matanya seperti ngantuk yang berat sekali. Segalanya samar-samar. Terasa ada keringat yang mengalir dari dahinya, turun ke mata, kehidung, kemulut, dia jilat sedikit, kemudian tidak ingat lagi. Semuanya gelap, tenggelam dalam ketidak sadaran. Kantuk karena kelelahan dan kesakitan yang amat sangat menyerangnya membuat istriku langsung tertidur.
Ada tangan yang meraih wajahnya, dan suara itu, 'Ayoo, mbaakk, telann.. Minum pejuhku.., makan spermaku.., ayoo', terasa ada tangan yang menampari pipinya dan kemudian ada daging keras membulat yang mendorong-dorong ke bibirnya. Heran pada saat-saat seperti itu mulut itu masih siap menganga. Dalam keadaan setengah sadar itu istriku masih dikuasai obsesinya untuk menelan sebanyak mungkin sperma yang keluar dari lelaki tukang madu. Kecuali rasa hangat-hangat panas, mulutnya tidak lagi menangkap rasa lainnya. Dalam keadaan setengah sadar itu pula, lidahnya masih menari-nari menjilati ceceran sperma disekitar mulutnya dengan rakus. Bukankah setiap hal yang keluar dari tubuh pemilik kontol gede selalu bisa dinikmati, begitu samar-samar keyakinan dalam pikiran istriku saat itu. Sesudahnya, tangan-tangan yang meraih wajahnya tadi melepas begitu saja, hingga tubuh cantik itu rubuh ke lantai. Istriku kembali tertidur.
*****
Pukul 09.35, Rabu
Nggak tahu berapa lama ia merasa seperti tertidur dengan kelahan yang amat sangat. Masih menggeletak di lantai saat seseorang menggoyang-goyangkan tubuhnya, 'Mbak, mbaakk.., bangun makk.., saya mesti pulangg..'.
Dengan kelopak yang tetap memberat istriku bangun, melayang, dan samar-samar melihat tukang madu itu telah berpakaian lengkap. Dan itu adalah pakaiannya saat dia datang kemarin. Baju kotak-kotak dengan celana khakinya.
Dia jadi ingat semuanya. Pikirannya cepat kembali utuh. Dia bangkit pelan-pelan sambil yangannya bertumpu ke meja sofa, 'Ahh, sorry mass, aku ketiduran .., bentar ya mas..'.
Nampak terseok, istriku bangun dan bergegas ke belakang. Kekamar mandi untuk sekedar mengusap mukanya agar mendapatkan kesegaran dan matanya melek, kemudian ke kamar tidurnya.
Dia ambil beberapa lembaran uang dari dompetnya. Mencari amplop dari laci meja kerjaku dan memasukkan uang tadi kedalamnya. Kedepan menemuai tamunya, menyodorkan amplop itu. 'Ini mas, tinggal saja 5 botol untuk persediaan saya', 'Terima kasih ya, mau nemenin disini.. Mudah-mudahan madunya laris'. Begitulah istriku, pada saat seperti itu dia bisa saja tiba-tiba menjadi orang asing banget bagi siapapun. Dengarkan omongannya tadi. Tanpa emosi, tanpa basa-basi. Seakan nggak pernah terjadi apa-apa di antara mereka. Kering.
Untung tukang madu inipun cepat menyesuaikan diri. Dia juga sudah siap kembali ke dunia nyatanya. Diterima amplop itu, dihitungnya, uuhh.., ternyata jauh lebih dari harga yang semestinya, 5 lembar 100 ribuan. Tetapi dia ingin jujur saja, 'Bu, ini lebih.., cuma 100 ribu saja koq?!', 'Iyaa, nggak pa pa, buat nambahin ongkos jalan'. Sempat geli juga istriku, lelaki ini ternyata cepat kembali ke statusnya, dia kembali memanggil 'bu'. Dan pikirannya melintas sesaat, '19 jam kami saling menggumuli, nggak terlintas sedikitpun untuk saling tanya nama. Keasyikkan syahwat ternyata lebih merampas pikiran mereka. Tenggelam dalam nafsu birahi macam hewan, liar dan tak terkendali jauh lebih nikmat dari nama-nama. Perasaan tetap asing antara mereka sadar atau tanpa sadar mereka rawat. Dan kondisi macam itulah yang memberikan kekuatan mereka untuk berpacu dalam impian erotik tanpa batas.
Istriku sebentar menengok jalanan dari kaca jendela, sepi. Orang-orang pada ke kantor, para istri di dapur. 'Ok, mas, selamat jalan.., mumpung sepi nihh..!'. Tukang madu itu paham, bergegas, diraihnya botol madu sisanya, keluar, kejalanan. Sebentar dia tengok ke kaca jendela. Dia nggak bisa lihat ke dalam silau. Kemudian dia melihat ke depan. Pikirannya langsung kembali, rumah berikutnya mana yang mau ditawarin madu hari ini?! Ahh, sebaiknya dia cari makan dulu. Kerja keras sejak kemarin belum diimbangi makan yang cukup. Makanan orang gedongan nggak membuatnya kenyang.
*****
Pukul 09.45, Rabu
Dan istriku dengan langkah-langkah terseok menuju ke kamar tidur dan langsung melemparkan tubuhnya ke kasur. Berharap rasa pedih pada vagina dan duburnya sudah sembuh saat bangun nanti. Masih sempat berhitung sebelum terlena, edan, 20 tahun nggak bias kuraih dari suami, 19 jam dengan lelaki tak kukenal kudapatkan 11 kali orgasmeku. Wajah lembut itu pipinya menyentuh bantal lembut, dari bibirnya menyungging senyum memasuki mimpinya.
Langganan:
Postingan (Atom)